YESUS DI TANGKAP
Bacaan : Lukas 22:39 - 53
Tema " Doa Senjata Menghadapi Pencobaan" (Bagian II
Proses penangkapan ini telah direncanakan, dirundingkan dengan matang dan telah disepakati akan diberi tanda oleh Yudas, “Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia” (Matius 26:48b). Ketika berjumpa dengan Yesus, Yudas mendekati dan menciumNya, Yesus berkata : “Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?”. Ciuman yang biasanya merupakan tanda hormat, tanda persahabatan, tanda kasih sayang, kini berubah menjadi tanda kejahatan, tanda kemunafikan dan pengkhianatan yang dilakukan Yudas kepada Yesus. Ketika mereka akan menangkap Yesus sesuai tanda yang diberitahukan oleh Yudas, Para murid yang bersama dengan Yesus bereaksi ingin membela Yesus dengan mengatakan : “Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?.
Para murid yang lain tidak mau seperti Yudas yang mengkhianati Yesus, mereka mau membela Yesus dan melawan, menyerang orang-orang yang akan menangkap Yesus, tapi mereka mengambil tindakan sendiri, tanpa menunggu perintah dari Yesus, apakah boleh menyerang atau tidak. Namun seorang di anatata mereka tidak sabar, tidak dapat menahan emosi yaitu Simon Petrus, ia menyerang hamba Imam Besar Malkhus sehingga putus telinga kanannya (ay.50, Yoh.18:10). Tapi kemudian kita melihat, Yesus tidak mengizinkan kekerasan diselesaikan dengan kekerasan, karena itu Yesus katakan : Sudahlah itu, hentikan itu. Yesus mengajarkan bahwa kekerasan, kejahatan harus diselesaikan dengan kasih, IA menjamah dan menyembuhkan telinga orang itu (ay.51). Ditengah keadaan seperti itu Yesus masih melakukan pelayanan kasih menyembuhkan orang yang datang untuk menangkap dan akan membunuh Yesus.
Penerapan
Pengkhianatan Yudas telah sampai pada puncaknya ketika Ia membawa para imam-imam kepala, kepala-kepala pengawal Bait Allah dan tua-tua orang Yahudi untuk menangkap Yesus. Tanda yang ditunjukannya adalah sebuah ciuman, sebuah tanda cinta kasih menjadi tanda pengkhianatan. Para murid yang lain pun bertindak gegabah dalam dengan melawan. Mereka hendak menunjukan sikap membela sang guru. Tetapi Yesus menunjukan sebuah sikap yang begitu luar biasa, dalam situasi itu Ia mengajarkan tentang hal kasih dan mengampuni bagi murid-muridNya tetapi juga bagi kita orang percaya. Seorang pemenang adalah yang menghadapi pencobaan dengan kasih. Dalam saat-saat krisis dan ujian,kita harus berpegang teguh pada pengajaran dan contoh hidup Yesus Kristus. Meskipun Yesus dihadapkan pada pengkhianatan, penangkapan dan penderitaan, Dia tetap setia pada kebenaran dan kasih Allah. Hal ini mengingatkan kita untuk mempertahankan iman dan integritas kita sebagai orang-orang percaya dalam segala situasi.
Efesus 5:2 “Dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.” Amin
Semoga Menjadi Berkat Bagi Kita Semua :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar