Blog ini berisi Khotbah dan Renungan Kristen yang dapat menolong saudara-saudara dalam mempersiapkan diri saat memimpin ibadah persekutuan. Baik ibadah jemaat maupun unsur-unsur PKB, PW, PAM dan PAR. Bahan ini semoga dapat menolong dan menjadi referensi bagi saudara-saudara. Tuhan Yesus memberkati kita semua....

Renungan Dan Khotbah

Doa Senjata Menghadapi Pencobaan - Lukas 22:39-53

 DI TAMAN GETSEMANI

Bacaan Lukas 22:39-53

Tema : Doa Senjata Menghadapi Pencobaan (Bagian I)

 

Pengantar
Bapak/ibu saudara/i, jemaat Tuhan…
Tema khotbah dalam minggu Sengsara ke-VII ini hadir sebagai refleksi dari bacaan kita Injil Lukas 22:39-53. Kita masuk pada saat-saat dimana Yesus hendak di tangkap sebagai awal penderitaanNya, tetapi juga merupakan kelanjutan dari pembacaan kita minggu kemarin.

Penjelasan Teks
Jemaat Tuhan sekalian ? pernahkah kita berdoa untuk pergumulan atau beban hidup yang begitu berat ? Bagaimana saat-saat doa kita itu ? penuh air mata, kehancuran hati dihadapan Tuhan….. Dalam bacaan ini sesudah perjamuan, pergilah Yesus bersama-sama dengan para muridNya ke bukit Zaitun. Bukit ini terletak disebelah Timur kota Yerusalem, diseberang Lembah Kidron. Yesus menyebrangi  sungai Kidron, menuju Taman Getsemani yang terletak di kaki  Bukit Zaitun. Getsemani artinya pemerasan minyak. Disebutkan bahwa perjalanan ke Bukit Zaitun ini dilakukan sebagaimana biasanya, ini menunjukan bahwa apa yang dilakukan oleh Yesus bersama murid-muridNya ini bukanlah sebuah aktifitas yang baru, tetapi yang sudah sering atau selalu dilakukan olehNya bersama para murid. Bagian ini tentu mengingatkan kita pada bagian Lukas 21: 37 “Pada siang hari Yesus mengajar di Bait Allah dan pada malam hari Ia keluar dan bermalam digunung yang bernama Bukit Zaitun” yang menunjukan bahwa Yesus tidak mencoba melarikan diri atau menyembunyikan diri, tetapi Ia pergi ke tempat yang juga diketahui oleh Yudas. Untuk apa mereka kesana? setelah Ia mengingatkan para muridNya, Ia menjauhkan diri, lalu berlutut dan berdoa. Yesus memulai pergumulan yang berat di Taman Getsemani.

Dalam pelayanan Yesus dari satu tempat ke tempat yang lain, tantangan dan pencobaan tidak pernah berhenti sebagai bagian kehidupan Yesus. Mulai dari kelahiranNya, pembunuhan anak diBetlehem yang membuat Maria dan Yusuf harus ke Yerusalem, bahkan ketika Ia memulai pelayananNya, Ia dicobai di 40 hari, tantangan dan ditolak terjadi dan dilakukan bangsaNya sendiri. Bahkan dalam menjalani rencana Allah agar manusia tidak binasa, Yesus harus memberi diri ada dalam penderitaan yang berat sebagai seorang manusia. Tetapi Yesus selalu menjadikan Doa sebagai senjata dan sumber kekuatan dalam menghadapi pencobaan, sebagai seorang manusia yang berserah pada Allah Bapa. Dan kita tahu bahwa bukan kali ini saja, Yesus mengambil waktu untuk menyendiri dan berdoa kepada BapaNya.

Sebelum Yesus berdoa, ia memperingatkan murid-muridNya lebih dahulu. “Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan”. Pencobaan membuat banyak orang-orang percaya termasuk para murid dapat melupakan ajaran Yesus. Yesus tahu bahwa murid-muridNya lemah iman, sehingga Ia menyarankan mereka untuk berdoa supaya mereka siap menghadapi kenyataan besar yang benar-benar akan menggoyahkan mereka.

Tidak seorang pun diantarakita yang menyukai ujian atau situasi sulit. Namun satu hal yang lebih buruk dari sebuah ujian adalah tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Siapapun kita dengan segala latar belakang yang kita miliki, status, jabatan, dan seterusnya, ujian adalah bagian kehidupan yang tak terelakan. Tidak seperti saat kita mau ikut ujian disekolah, atau ikut ujian dalam sebuah seleksi, datelinenya sudah tentu ada, tetapi ujian kehidupan sering kali terjadi tanpa peringatan.

Kapan saja itu dapat terjadi, misalnya kita adalah orang yang rajin melakukan pemeriksaan kesehatan namun suatu ketika saat pergi periksa lagi, dokter bilang ada timbul penyakit yang sangat parah pada organ ini dst… Penanganannya ialah operasi, dan beresiko gagal; atau saat kita bekerja dihari ini dengan penuh sukacita lalu tiba-tiba besoknya kita diberhentikan atau mungkin dimutasi pada bagian lain yang mungkin lebih dibawa dari jabatan kita sekarang, atau saat hp kita berbunyi dan kita mendengar kabar bahwa, orang-orang yang kita kasihi pergi meninggalkan kita. Dan masih ada begitu banyak hal yang tidak kita duga dan kita sangka dapat terjadi dalam kehidupan kita.

Lalu bagaimana kita bisa menghadapi semua ujian atau pencobaan ini ? Bagaimana kita bisa siap agar dapat bertahan serta tidak terpuruk oleh cobaan hidup ? Dalam bacaan ini, Yesus dan para murid berada diambang ujian terbesar dalam hidup mereka. Sebelum malam berakhir, Yesus akan dikhianati, ditangkap, diadili bahkan dipermainkan, menderita sampai mati dikayu salib. Para murid akan tercerai berai, takut dan bingung. Sebuah keadaan yang begitu akan menggoncangkan mereka semua. Tetapi Yesus Tuhan kita, selalu mangajarkan kita tentang bagaimana kita dapat menjalani kehidupan kita ditengan dunia ini. Dan Iaadalah Tuhan yang begitu, betapa luar biasa hebatNya. Sebab setiap apa yang Ia ajarkan, Ia melakukannya lebih dulu. Ia menjadi teladan bagi kita, supaya kita mengikuti jejakNya. Jawaban untuk sebuah situasi yang penuh kekacauan, sebuah situasi yang dapat melemahkan dan menggoyahkan iman percaya kita, sebuah situasi yang akan membuat kita ketakutan bahkan tidak berdaya adalah DOA. Dan Yesus melakukannya, Ia Berdoa. Ketika Ia meminta murid-muridNya untuk berdoa, disebutkan selanjutnya bahwa Ia menjauhkan diri dari mereka, berlutut dan berdoa. Yesus mengajarkan bahwa kita harus menjadi contoh dengan mempraktekan ajaran yang kita berikan. Di dalam doaNya Yesus katakan :“Ya Bapaku  jikalau Engkau  mau, ambillah cawan ini dari padaKu; tetapi bukanlah kehendaku melainkan kehendakMulah yang terjadi”

Yesus merasakan beratnya penderitaan dihadapan Allah, cawan murka Allah yang akan Ia minum demi kepentingan umat manusia. Maka Dia berseru dalam kesedihan dan bertanya kepada Bapa-Nya, apakah mungkin ada jalan lain? Cawan Murka Allah yang harus ditanggungNya begitu berat. Mungkinkah Allah dapat mengambil cawan ini ? Menanggung semua Murka Allah atas pelanggaran, segala kejahatan dan dosa yang diperbuat manusia. Bahkan Injil Lukas menggambarkan malaikat menampakan diri memberi kekutan kepada Yesus. Dan dalam ketakutan yang sangat itu, peluhnya menjadi seperti titik darah yang bertetesan ke tanah. Berat… sungguh berat apa yang harus ditanggungNya menggantikan kita.

Bagian ini dalam ketakutan Yesus yang digambarkan oleh Injil Lukas menjelaskan 2 hal :
- Yang Pertama: Yesus benar-benar adalah manusia sejati. Semasa pelayanannya, diceritakan dalam kitab-kitab Injil bahwa Ia pernah merasa letih, lapat dan haus, Ia sangat lelah sehingga tertidur di belakang perahu ketika badai, ia memiliki emosi manusia dengan perasaan sedih hingga menangis saat sahabatNya meninggal, Dia juga menderita kesakitan fisik sampai pada kematian di salib. Jadi mulai dari penangkapan sampai di adili dengan semua jalan penderitaan itu secara fisik dalam kemanusiaanNya, betapa sakitnya luar biasa.
- Yang Kedua: Dalam keilahianNya, Dia adalah Tuhan yang suci dan kudus, Anak Allah yang tidak berdosa, yang telah bersama Bapa sejak kekekalan, kini menanggung dosa umatNya di kayu salib. Rasul Paulus mengatakan “Dia yang tidak mengenal dosa telah dijadikannya dosa demi  kita, supaya kita mejadi kebenaran Allah di dalam Dia (II Kor. 5:21).

Yesus mengetahui ketetapan Allah dalam karya Keselamatan bagi manusia, namun kemanusiaanNya merasa ngeri memikirkan menanggung murka Allah. Setelah meminta agar cawan penderitaan dapat diangkat, Yesus segera menambahkan “Tetapi bukan kehendak-Ku’ melainkan kehendak-Mulah yang terjadi (22:42). Meskipun Yesus dengan jujur mendoakan perasaanNya, namun Ia dengan cepat menahan diri dan menundukan diriNya dihadapan kehendak Bapa yang sempurna.
 

Bapak, ibu jemaat Tuhan…
Di Taman Getsemani, Yesus mengajarkan kita untuk berdoa, memberikan contoh bagi kita apa artinya bersikap transparan dan jujur di hadapan Allah sambil terus menerus menyerahkan kehendak kita kepadaNya. Meskipun kita tidak selalu memahami jalan Tuhan dan kehendakNya. Kehendak Tuhan seringkali merupakan jalan tersulit bagi  kita dalam jangka pendek, namun selalu menghasilkan berkat yang besar dalam jangka panjang jika kita taat.
Tetapi kita melihat apa yang dilakukan oleh para murid ditengah rasa dukacita mereka ? mereka tertidur. Bukan dengan doa seperti yang Yesus sampaikan untuk mereka lakukan, tetapi dengan tertidur. Mungkinkah mereka berpikir bahwa dengan tidur maka segala beban dukacita yang mereka rasa akan hilang, ataukan memang mereka begitu mengantuk pada malam itu.  Bahkan kalau kita lihat pada ayat 26 Yesus kembali mengingatkan hal yang sama berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; berdolah kepada Tuhan Bapamu agar dalam hari-hari sulit yang akan datang kamu tidak akan tergoda untuk menyangkal dan meninggalkan Aku. Itulah pilihannya, berdoa atau masuk dalam pencobaan. Jika kita ingin mengatasi cobaan dan godaan yang menimpa kita, kita harus belajar dari Tuhan kita, bagaimana berdoa  sebagaimana Dia berdoa.

Penerapan

Saya tidak tahu, jalan yang kita lalui masing-masing, jemaat Tuhan sekalian… Tetapi  saya tahu bahwa kehidupan orang-orang percaya adalah mengenal duka dan duka. Dunia ini penuh dengan penderitaan dan kita semua mengerang karenanya. Setiap saat kita dihadapkan pada berbagai ujian dan godaan, baik yang disebabkan oleh dunia, kedagingan dan Iblis. Iblis menggunakan cobaan yang kita hadapi untuk menjatuhkan kita, tetapi Tuhan ingin menggunakanya untuk menguatakan dan meneguhkan kita. Setiap cobaan yang kita hadapi bisa jadi merupakan ujian keimanan kita untuk memurnikan kita, memperkuat iman kita, memperdalam kasih kita kepadaNya dan mengajari kita untuk mentaatiNya apapun resikonya, atau bisa juga merupakan sebuh  sebuah godaan yang bisa membuat iman kita gagal, tergantung bagaiman kita menyikapinya.

Yesus memperingatkan para murid dua kali untuk berdoa agar mereka tidak masuuk  ke dalam pencobaan, Namun mereka buta terhadap bahaya nyata yang segera datang sehingga mereka gagal berdoa. Doa memberi kita kesempatan untuk meminta Tuhan mengingatkankita akan kelemahan kita dan menguatkan kita dalam segala pencobaan dan pergumulan hidup yang kita alami.  Kita harus memandang doa bukan sebagai kewajiban yang harus dilakukan tetapi sebagai hubungan dengan Tuhan yang harus dikembangkan. Tujuan dari doa kita seharusnya bukan untuk membuat Tuhan memperbaiki masalah kita; tujuan dari waktu berdoa kita seharusnya adalah untuk mengenal dan mengasihi Tuhan dengan lebih penuh.

Akhirnya ingatlah bahwa Doa Senjata Menghadapi Pencobaan
- Amatilah penderitaan Yesus, yang berdoa pada saat-saat sulit
- Ikutilah teladan Yesus, dan berdoalan pada saat-saat sulit
- Percayalah pada kedaulatan Yesus yang dapat mengendalikan masa-masa sulit kehidupan kita. Amin

Semoga Menjadi Berkat :)

(Sumber : Tafsiran Alkitab Injil Lukas-Dr. B.J. Boland; Pedoman Penafsiran Alkitan Injil Lukas- ‘adaptasi’ M.K. Sembiring, Buku Pegangan Pelayanan Ibadah Tahun 2024 GKI Di Tanah Papua)
 

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Khotbah & Renungan

Roma 12 : 1 - 8 "Persembahan Yang Benar"

 "Kesehatian Dalam Persembahan Tubuh & Karunia Pelayanan" Bacaan : Roma 12 : 1 - 8                                            ...

Postingan Terbaru