Blog ini berisi Khotbah dan Renungan Kristen yang dapat menolong saudara-saudara dalam mempersiapkan diri saat memimpin ibadah persekutuan. Baik ibadah jemaat maupun unsur-unsur PKB, PW, PAM dan PAR. Bahan ini semoga dapat menolong dan menjadi referensi bagi saudara-saudara. Tuhan Yesus memberkati kita semua....

Renungan Dan Khotbah

  • Kumpulan Khotbah Dan Renungan

    Blog ini menolong kalian sobat Inspirasi Kristen Dalam Mempersiapkan Bahan Khotbah dan juga Renungan serta berbagai Kreatifitas dan Games menarik yang dapat dipakai dalam setiap pelayanan

Perintah Tuhan Kepada Yosua Untuk Merebut Tanah Kanaan - Yosua 1:1-18

KETEGUHAN DALAM MENGHADAPI TANTANGAN

Bahan Bacaan : Yosua 1:1-18



(Dokumentasi Rapat Triwulan Klasis GKI Nabire 29 Agustus 2023)

 

Pengatar

Bapak, ibu Persekutuan Jemaat yang diberkati Tuhan…
Berbicara tentang tantangan…
Dalam perjalanan kehidupan kita, seringkali kita diperhadapkan dengan berbagai tantangan. Baik tantangan yang berasal dari diri kita sendiri karena suatu keadaan yang kita alami, tantangan dari keluarga dalam kehidupan rumah tangga, dalam dunia kerja antara kita dengan pimpinan atau dengan sesama rekan kerja, atau juga dalam lingkup persekutuan dan pelayanan bergereja. Tantangan-tantangan itu yang kita tahu seperti apa bapa/ibu ?
Kesulitan finansial/ekonomi sebab inflansi yang terus terjadi mengakibatkan semakin hari harga barang dan kebutuhan semakin mahal; perubahan zaman dengan segala perkembangannya seperti ilmu pengetahuan dan teknologi yang sekarang sudah merasuk dalam segala rana kehidupan menyebabkan ketergantungan sampai menguasai segala bidang hidup kita, menjadikan manusia pecandu media sosial dan tidak bisa mengontrol diri; kejahatan, ketidakadilan, kekerasan, korupsi/pencucian uang, perselingkuhan & perzinahan serta perceraian, pergaulan bebas, pesta pora dan kemabukan, gereja yang kian waktu berjalan semakin berkurang dan hampir-hampir kosong dst ….. 

Tidak ada orang yang bisa menghindar dari semua tantangan ini, mau kita ke ujung dunia manapun tantangan itu pasti kita temui. Semua hal-hal tadi dapat menjadi pemicu dan menyebabkan kemudian dalam diri, kita merasa putus asa, kecewa, tidak ada rasa damai, kegelisahan, gentar tapi juga rasa takut. Demikian pula kita melihat baik Yosua dan bangsa Israel, ada dalam sebuah tantangan yang harus mereka hadapi, tantangan kini ada dihadapan mereka.

Teks

Bagian pasal 1 dari kitab ini dimulai dengan kalimat “sesudah Musa hamba TUHAN itu mati”. Kita tahu seperti pembacaan kita diminggu lalu bahwa Musa yang sudah 120 tahun tidak dapat giat lagi untuk memimpin bangsa itu tapi juga Allah sendiri telah menyampaikan bahwa Ia tidak akan menyebrang kesana tetapi hanya dapat melihat negeri itu dari kejahuan saja (Ul.34:4). Kita belajar tentang sebuah suksesi, tentang sebuah pengkaderan, dimana tongkat estafet kepemimpinan itu harus diserahkan dari Musa kepada orang yang telah pilih oleh Allah yaitu Yosua. Kita lihat yhaa, khusus bagian ini, bahwa ketika Tuhan Allah mempunyai pekerjaan besar yang harus diselesaikan, Ia sendiri yang akan menyediakan orang-orang pilihanNya agar pekerjaan dan karya Allah atas umatNya itu terus berjalan sesuai dengan apa yang telah Allah tetapkan. Kini setelah kematian Musa, Yosua-lah  yang berdiri untuk memimpin bangsa itu. Dari ayat 1 – 18 saya membaginya menjadi 4 bagian untuk menolong kita agar dapat memahami keseluruhan bacaan ini :

1. Ayat 1 – 9 Yosua menerima perintah dan janji Allah

Tuhan Allah memberikan perintah kepadaYosua, bersiaplah sekarang, sebrangilah sungai Yordan, ke negeri yang Kuberikan kepada mereka. Kita melihat bahwa janji Allah kepada bangsa Israel untuk menduduki tanah perjanjian akan segera tergenapi. Bahkan dalam perintah diawal ayat 2, kita melihat sebuah tantangan bagi Yosua. Membawa bangsa itu memasuki tanah kanaan dengan menyebrangi sungai Yordan. Sungai yang mengalir sekitar kurang lebih 60 mil antara danau Galilea hingga laut mati. Tidak ada lewat jalan lain. Perintah itu jelas bahwa mereka harus menyebrangi sungai Yordan untuk dapat sampai ke tanah Kanan. Dan perintah itu kemudian diikuti dengan janji penyertaan Tuhan.  Setiap tempat yang diinjak diberikan Tuhan kepadanya dan bangsa Israel sebagaimana janji Tuhan Allah. Dari padang gurun, Gunung Libanon, sampai ke Sungai Efrat, seluruh daerah orang Het sampai ke Laut Besar. Bangsa itu belum menyebrang kesana, mereka belum memasuki tanah Kanan tetapi Allah telah menyampaikan yakni setiap tempat yang akan menjadi milik kepunyaan bangsa itu, yang diberikan oleh Allah sendiri. Sebab seperti Allah menyertai Musa, Ia juga akan menyertai Yosua. Tetapi ada hal yang perlu diperhatikan dengan baik oleh Yosua dalam tugasnya berkenan dengan tantangan yang akan dihadapi bersama dengan bangsa itu :

•    Kuatkan dan teguhkanlah hatimu. Sebab engkau akan pimpin bangsa ini. Tugas ini bukan tugas yang enteng dan ringan. Bukan sekedar bawa mereka pergi Kanaan. Yosua akan pimpin bangsa yang besar yang jumlahnya tidak sedikit. Kita atur orang dengan jumlah 200-300 saja terkadang sulit. Apalagi ini atur satu bangsa yang begitu banyak jumlahnya. Walaupun memang mereka yang akan masuk tanah Kanaan ini genarasi baru tetapi karakter mereka tidak jauh berbeda dengan generasi yang sebelumnya, tidak jauh berbeda dengan mereka yang dihukum Allah di padang gurun karena kedegilan hati mereka. Tetapi juga penduduk yang ada di Kanaan pada saat itu orang Het, orang Yebusi, orang Amori, orang Hewi dan orang Girgasi, bahkan orang Kanaan sendiri Alkitab katakan tinggi besar seperti raksasa bahkan kotanya sendiri yang memiliki banteng dan kubu pertahanan dengan tembok-tembok. Kalau kita lihat kalimat ‘kuatkan dan teguhkanlah hatimu” ini diulang beberapa kali dalam bagian ini. Itu berarti menjadi penegasan untuk sesuatu yang penting. Mengapa Tuhan Allah tidak mengatakan kepada Yosua, kuatkan Fisikmu, tenagamu, kekuatanmu tapi Tuhan katakan kuatkan dan teguhkanlah hatimu ? Sebab bukan mereka yang nanti berperang untuk mengalahkan bangsa itu, melainkan Allah. Sebab Allah yang akan menyebrang di depan mereka dan memusnahkan bangsa-bangsa itu sehingga bangsa Israel dapat memiliki negeri itu (Bacaan kita minggu lalu Ul.31:3). Makanya yang Tuhan Allah minta adalah kuatkan dan teguhkanlah hati untuk tetap percaya dan berpengharapan hanya kepadaNya.

•    Dengan bertindak hati-hati sesuai sesuai dengan hukum yang telah mereka terima

•    Tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri

•    Selalu memperkatakan dan merenungkannya

Supaya kemudian perjalananmu berhasil dan engkau akan beruntung.(bdk. Im.26; Maz. 1). Yosua harus menjadikan firman Tuhan sebagai pedoman dan penuntun, tidak memimpin dan bertindak mengikuti pikiran dan kemauannya, karena tanggung-jawab yang diemban itu datang dari Tuhan, maka Tuhan akan menyertainya memberi kekuatan dan kemenangan.

2.    Ay. 10-11 Perintah Yosua kepada para pengatur pasukan bangsa Israel

Perhatikan disini apa yang disampaikan oleh Yosua kepada para pengatur pasukan. Pergi ke seluruh perkemahan dan sampaikan kepada bangsa itu menyiapkan bekal sebab dalam 3 hari mereka akan menyebrang.Perintah Yosua bukan kemudian sebuah perintah untuk menyusun strategi militer dalam perlawanan terhadap orang-orang Kanaan untuk beperang. Dia memberi petunjuk kepada mereka untuk menyiapkan bekal; untuk menyiapkan makanan serta petunjuk sebab dalam 3 hari mereka akan menyebrang ke negeri yang diberikan Allah kepada mereka. Dia hanya menyuruh mereka melakukan persiapan untuk perjalanan memasuki nnegeri yang Tuhan Allah berikan kepada mereka.

3.    Ay. 12 -15 Kesepakatan bersama Orang Ruben, Gad & Stengah Suku Manasye

Persetujuan dengan orang Ruben, orang Gad dan suku Manasye yang setengah bahwa orang laki-laki mereka akan berperang bersamanya, sementara para perempuan dan anak-anak tinggal di tanah mereka di sebelah timur sungai Yordan. Dua stengah suku yang meminta dan menerima warisannya di sebelah timur sungai Yordan tidak melupakan janji yang telah mereka ucapkan sebelumnya kepada Musa. Mereka siap menyebrangi sungai Yordan dan membantu sesama bangsa Israel menaklukan wilayah barat (bdk. Bil. 32:1-33).

4.    Ay 16 – 18 Komitmen Ketaatan Pada Yosua

Respon bangsa itu dengan sebuah komitmen. Mereka menjanjikan kepada Yosus ketaatan (Ay.16). Semua yang engkau perintahkan kepada kami akan kami lakukan dengan senang hati, tanpa bersungut-sungut, tanpa berselisih dan kemanapun engkau mengirim kami bahkan kendatipun berbahaya kami akan pergi. Mereka berdoa agar penyertaan Allah ada bersama-sama dengan Yosua.

 Penerapan

1. Kuatkan & Teguhkan Hati

Apakah arti dari kuatkanlah hatimu? Kuatkanlah hati sinonim dengan bernai, tidak takut. sedangkan teguh berarti kuat/tetap/tidak goyah/tidak mudah terpengaruhi atau diombang-ambingkan. Kita perlu yang yang namanya menguatkan dan meneguhkan hati kita tetap percaya dan berpengharapan, mengandalkan Tuhan terlebih khusus ketika kita mengahadapi berbagai tantangan dan ada pada situasi sukar sulit dan berat, saat kita sedang mengalami sakit berat dan tidak sembuh-sembuh. kita perlu menguatkan hati, kalau kondisi keuanganmu sedang krisis dan penagih hutang terus menerormu. kita perlu menguatkan hati pada saat sedang mengalami masalah-masalah atau sedang tertekan karena persoalan rumah tangga dengan pasangan hidup kita, kita perlu menguatkan hati ditengah-tengah pergaulan anak-anak kita yang mungkin semakin tidak bisa di atur dan di control, atau juga mungkin sulitnya mencari pekerjaan dst…. Bagian ini kemudian membutuhkan hati yang teguh dan kuat untuk tetap percaya kepada Tuhan. Mengapa ? karena bisa saja ketika bagian-bagian yang saya sebutkan tadi kita alami, maka tentu akan membuat kita mudah khawatir dan bimbang, putus asa bahkan mungkin mempertanyakan kuasa Tuhan dan hidup kita.

Perintah untuk menguatkan hati datang kepada Yosua, kuat dan teguh, bertindak hati-hati dan tidak menyimpang ke kanan dan ke kiri. Inilah yang harus diperhatikan tetapi juga harus dilakukan oleh Yosua. Inilah yang sebenarnya menjadi fokus utama bagi Yosua, bagian yang harus dikerjakan olehNya.Sebab penyertaan Tuhan itu ada,ay. 5 seperti bagaimana Tuhan menyertai Musa demikianlah Ia akan menyertai Yosua hambaNya itu. Supaya perjalananNya akan berhasil dan ia akan beruntung.Bagian ini kamudian mengingatkan kita perkataan Yesus dalam pengajarannya dari Injil Matius 6:33 “Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya maka semuanya itu akan ditambahkanNya kepadaMU” Itulah Firman Tuhan, asalkan engkau taat dan setia melakukan kehendakKu, asalkan engkau tidak menyimpang ke kanan dan kek kiri, asalkan engkau mencari Aku dalam hidupMu. Maka engkau akan berhasil dan beruntung dalam pekerjaanmu, Karirmu pendidikanmu, keluargamu, rumah tanggamu, usahamu, pelayananmu, cita-citamu, dan seterusnya. Sebab Aku ini, Tuhan menyertai engkau dan tidak akan membiarkan Engkau Kalau tahun sebelumnya Tuhan menjadi nomor sekian setelah pekerjaan kita, setelah kesibukan kita. Kalau tahun sebelumnya pekerjaan pelayanan bukan lagi menjadi bagian penting bagi kita, kalau tahun sebelumnya begitu banyak alasan kita berikan untuk menolak pekerjaan pelayanan dan persekutuan. Ingalah Firman Tuhan hari ini.

2. Jangan Lupa Tuhan

Karna nasihat berikutnya adalah kalau mau berhasil jangan lupaTuhan, jangan habiskan waktu untuk kesibukan tugasmu sampai Tuhan dan Firman-Nya diabaikan. Ingat Tuhan berarti ingat Firman-Nya dan berpegang pada petunjuk-petunjuk-Nya. Artinya, jangan hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri dan kemampuan tehnis yang dimiliki. Andalkan Tuhan dan Kuasa-Nya yang tak terbatas itu kalau ingin berhasil dalam pelaksanaan tugasmu dan beruntung, ini petunjuk Tuhan yang jelas kepada Yosua. Sebab kesibukan mengurus tugas itu juga akan menguras waktu dan itu yang membuat orang bisa melupakan Tuhan dalam hidupnya.  Disinilah peringatan Tuhan dari awal sangat penting bagi kita, agar tetap ingat akan Tuhan, dekat dengan Firman-Nya dan ber-Ibadah kepada-Nya, melayani-Nya, ada dalam persektuan denganNya.

3. Tuhan Selalu Menyertai

Janji Allah yang mendasar kepada Yosua -- "Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau" -- juga merupakan komitmen Allah kepada semua orang percaya di dalam pergumulan iman mereka (Mat 28:20; Ibr 13:5-6; bd. Ul 31:6;). Karena tugas ini harus dilihat sebagai amanat Tuhan, maka Tuhan juga yang menjamin untuk menyertai. Karena penyertaan Tuhan itulah maka Yosua diminta untuk tidak takut, jangan kecut dan tawar hati. Ini peringatan penting yang menguatkan dan menopang setiap pelaksanaan tugas yang besar dan berat, dan dengan demikian memiliki kepastian dan keteguhan hati untuk menjalani tugas yang mulia.  Tetapi jaminan penyertaan Tuhan itu kekuatan bagi kita. Jaminan penyertaan Tuhan itu juga kekuatan yang mampu memampukan kita untuk berjalan dalam seluruh kehidupan serta pelayanan kita di tahun ini, Ia tidak akan pernah membiarkan dan meninggalkan kita sendiri, karena Dialah Immanuel, Allah yang selalu menyertai kita. Atas dasar keyakinan inilah, maka kita menjalani tahun ini dengan penuh sukacita. Amin 


Semoga Menjadi Berkat :)

 

Share:

Yesus Di Urapi - Matius 26:6-13 (Perayaan HUT Persekutuan Ibu Sara Klasis GKI Nabire)

BERKAT DARI PERJUMPAAN DENGAN YESUS 

Bahan Bacaan : Matius 26:6-13

(Persembahan Pujian Persekutan Ibu Sara Klasis GKI Nabire)

Bapak, Ibu, Saudara.i yang dikasihi di  dalam Tuhan kita Yesus Kristus…

Patut kita naikan syukur pada Tuhan, betapa Tuhan begitu baik. Ia mengantar,  menyertai kita hingga pertengahan tahun ini dan kita sudah ada dibulan yang keenam. Dalam semua aktifitas kita dan semua yang kita jalani baik di rumah, di kantor, dalam usaha, dalam semua hal yang kita lakukan, kita ada sampai saat ini bukan karena kita kuat tapi ada rencana Tuhan dan kuasa Tuhan yang selalu menyertai anak-anakNya. Termasuk juga Tuhan mengantar dan menyertai Persekutuan Ibu-Ibu Sara GKI di Tanah Papua 48 Tahun perjalanan persekutuan ini. Mengawalinya mari kita memberikan ucapan selamat disamping kiri kanan kita pertanda, kita semua boleh bersyukur hari ini Tuhan boleh menambahkan usia dalam persekutuan kita.

Kita tahu bersama Injil Matius menyampaikan kepada kita bahwa Yesus adalah Raja, Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah dan melalui Yesus itulah Allah menepati apa yang dijanjikanNya di dalam kita Perjanjian Lama. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun kabar baik atau Injil Kerajaan Allah itu bukan hanya untuk orang-orang Yahudi saja melainkan untuk seluruh dunia. Supaya semua orang dapat mendengarkan berita tentang kabar sukacita itu. Injil Matius telah menyampaikan bahwa peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus itu merupakan inti pemberitaan dari kempat Injil atau yang disebut sinoptik. Sebab ada kesamaan dalam memberitakan cerita yang sama. Secara khusus dalam pembacaan kita saat ini Matius 26:6-13. Ini menceritakan tentaang hal pengurapan yang dilakukan oleh seorang perempuan terhadap Yesus. Siapa dia  ? dia adalah Maria dari desa Betania, saudaranya bernama Lazaurus yang mati dan dibangkitkan oleh Yesus, tetapi juga bersama saudara perempuannya yaitu Marta. Ketiga saudara itu adalah murid-murid Yesus dan mereka memang sangat mengasihi Yesus, dan tidak bisa membalas semua yang dilakukan Yesus kepada saudara mereka Lazarus ketika Yesus membangkitkan Lazarus yang sudah mati kurang lebih empat hari. Mereka percaya dan karena keyakinan mereka bahwa Yesus adalah Mesias dan Juruselamat, sehingga benar-benar ketiga saudara itu sangat mengasihi Yesus dalam kehidupan mereka.

Bapak, Ibu yang terkasih di dalam Tuhan...

Dalam bagian pembacaan ini, Yesus bersama murid-muridNya berada di Betania, dirumah Simon si kusta dan Simon ini juga adalah murid yang telah disembuhkan dari sakit kusta dan mengalami sukacita ketika dia berjumpa dengan Yesus, serta membuka pintu rumahnya untuk menjamu makan bersama Yesus dan murid-muridNya. Tetapi tiba-tiba datanglah seorang perempuan yang membawa sebotol minyak wangi dan menuangkan minyak wangi tersebut ke atas kepala Yesus. Dengan kesungguhan hatinya dia melakukan pengurapan tersebut dengan kasih. Tidak  ada maksud apa-apa, tetapi dengan kasihnya, dengan kerinduannya, dengan rasa cintanya kepada Yesus karena Dia percaya bahwa Yesus adalah Mesias dan Juruselamat baginya, berkenan dengan apa yang pernah Ia alami, bahwa Yesus pernah berkunjung kepada mereka dan mujizat kebangkitan yang dilakukan Yesus terhadap saudaranya Lazarus. Lalu Yudas mewakili teman-temannya dan berkata, apa  gunanya semua ini diboroskan. Bukankah minyak tersebut dapat dijual dengan harga yang mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin. Namun itulah yang dapat dilakukan perempuan itu karena yang ia ketahui betapa besar kasih Yesus bagi dia dan semua orang percaya yang dipilih oleh Bapa di Sorga. Maka ia pun mempersiapkan hal yang paling baik, yang dapat ia lakukan untuk Yesus dalam mempersiapkan kematianNya (bdk. Yoh.12). Ini berarti bahwa Maria telah mengetahui makna perkataan Yesus, yang mengatakan bahwa diri-Nya akan dibunuh di Yerusalem. Karena dua hari kemudian akan di  rayakan Paskah, dan ia melakukan semua itu tepat pada waktunya. Maria membeli minyak narwastu yang sangat mahal, harganya sekitar 300 dinar dan dalam kurs rupiah kurang lebih 30juta. Ini adalah jenis minyak wangi yang sangat mahal, yang hanya di pakai oleh kalangan orang-orang tertentu saja, para raja, para imam, kalangan kelas atas. Dan ia berusaha, kepekaan hatinya untuk mempersiapkan dari apa yang ada padanya kendati ia harus menabung dengan jumlah minyak wangi seharga 300 dinar. Ia ingin memberikan yang terbaik dalam pelayanannya kepada Yesus. Pada bagian ayatnya yang kesepuluh, Yesus paham dan mengetahui arah pikiran murid-murid dan mencoba menenangkan sedikit suasana gaduh yang terjadi serta berkata “mengapa kalian meresahkan perempuan ini ? Tidak tahukah kamu, bahwa ia melakukan sesuatu yang baik dan terpuji untuk-Ku. dan Yesus melajutkan perkataanNya “Orang-orang miskin selalu ada diantara kalian, tetapi aku tidak akan selalu bersama-sama dengan kalian, lagipula dengan menuangkan minyak wangi tersebut ke atas kepala-Ku, ia telah mempersiapakan Aku untuk penguburanKu dan diseluruh dunia di mana kabar baik ini disampaikan, perbuatan perempuan ini  akan diceritakan juga sebagai kenangan bagiNya.

Penerapan

Apa yang hendak  kita pelajari dari kisah ini Bapak, Ibu..... :

1. Perbuatan kasih yang dilakukan seorang  perempuan yang meminyaki kepala Yesus dilakukan dengan penuh kasih dan lemah lembut. Dia sangat menghormati Tuhan Yesus, dengan tidak memperhitungkan berapa besar biaya minya tersebut. Secara diam-diam dia juga mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang memberikan keselamtan kepadanya (1 Samuel 10:1) dan ia melakukan sesuatu yang bernilai sebagai penyembahan dan penyerahan dirinya yang sungguh-sungguh kepada Yesus.

2. Sebagai orang percaya kita dipanggil untuk melakukan dan memperlihatkan kasih yang sungguh-sungguh kepada Allah dalam perbuatan kita bagi orang-orang yang lemah, yang perlu di tolong, sebagaimana dalam kitab Injil Matius 5:19 berkata Begitu juga terangmu hendaklah bersinar di hadapan orang supaya mereka melihat perbuatan-perbuatanmu yang baik lalu  memuliakan Allah Bapa di Sorga".

3. Di usia 48 Tahun Persekutuan Ibu-Ibu Sara GKI di Tanah Papua, kiranya semakin memancarkan terang kasih Allah dan terus berperan dalam tanggung jawab melalui kehidupan keluarga. Menjadi seorang ibu yang baik bagi suami dan anak-anak tetapi juga menyatakan kasih bersama kawan-kawan sekerja dalam persekutuan, dalam organisasi-organisasi masyarakat dimana saja kita berada. Kita menjadi wanita-wanita yang kuat, wanita-wanita yang hebat dalam menghadapi badai hidup, dalam menghadapi cobaan dan tantangan hidup yang tidak sedikit, kita juga menjadi wanita yang bijakasana dalam mengambil segala keputusan. Semoga kita menjadi wanita-wanita yang terus diberkati oleh Tuhan yang punya persekutan ini. Seperti lima perempuan hebat yang dicatat oleh Alkitab yaitu Miryam, Deborah, Ester, Lidia, dan Priskila. Mereka wanita-wanita hebat yang telah berjuaang bukan untuk kepentingan diri mereka sendiri, tetapi untuk kepentingan bangsa mereka yaitu bangsa Israel. Supaya semua orang memiliki dan mengenal Yesus dan mendapatkan keselamatan dari Tuhan. Dengan demikian berkat dari menjumpai Yesus yang dialami oleh Maria dari Betania itu juga menjadi bagian bagi kita sekalian. Terang dan kasih Tuhan tetap bersinar dalam kehidupan kita sebagai Ibu-Ibu Sara. Mampu melakukan terang, cahaya Tuhan itu bersinar, dirumah, dimana saja kita berada. Nyatakan, terangilah sekelilingmu, sehingga orang lain melihat terang itu dan memuliakan Tuhan. Amin

(Dikhotbahkan oleh : Pdt. Sandie Ishack, S.Si Theo - Dalam Ibadah Syukur HUT Ke-48 Tahun Persekutuan Ibu Sara GKI di Tanah Papua di Jemaat GKI Sola Gratia Tapioka)

 

(Sambutan Ketua Klasis GKI Nabire - Pdt. Decky NK Maker, S.Si Theo)


(Ucapan Terima Kasih dari Ketua Badan Pelayan Persekutan Ibu Sara Klasis GKI Nabire)

 

Share:

Musa Di Utus TUHAN - Keluaran 2:23-25; 3:1-22; 4:1-17

PEMILIHAN MUSA DAN PEMBEBASAN ISRAEL

Bahan Bacaan : Keluaran 2:23-25; 3:1-22; 4:1-17

(Dokumentasi Pelayanan di Jemaat GKI Imanuel KM-64 Centriko Klasis Nabire)

Jemaat yang diberkati oleh Tuhan....

Alkitab memberi kesaksian bahwa relasi antara Israel dan Mesir pada awalnya berjalan baik. Hal ini dimulai ketika terjadi bencana kelaparan hebat yang melanda seluruh dunia dan mengharuskan Yakub dan anak-anaknya (saudara-saudara Yusuf) berimigrasi ke Mesir (Kej. 41:56-57; 46:1-47:4). Atas perintah Firaun mereka diperbolehkan untuk tinggal menetap di wilayah terbaik di Mesir, yaitu tanah Gosyen. Lama sesudah itu, penguasa di Mesir pun berganti dengan seorang raja baru yang tidak mengenal Yusuf. Relasi awal yang tadinya baik antara Israel dan Mesir berubah.

Raja Mesir yang baru itu tidak merasa nyaman dan takut dengan banyaknya populasi orang Israel di Mesir dan kuatir kalau suatu saat bangsa Israel akan bersekutu dengan musuh untuk menyerang Mesir. Sebelum kelahiran Musa, raja Mesir memperbudak orang-orang Israel secara brutal mereka ditindas secara kejam dengan kerja paksa/kerja rodi (Kel. 1:11-14), bahkan hal itu terus berlanjut sampai saat Musa lahir, ketika Firaun memberi perintah agar membunuh setiap bayi laki-laki orang Ibrani/Israel (Kel. 1:15-22). Itulah mengapa kemudian Musa ditempatkan dalam keranjang ditepi sungai dan miryam ada disana untuk mengawasinya. Perbudakan yang dialami bangsa itu terus berlanjut dan tampaknya semakin parah. Sampai kepada Musa dewasa dan melihat sendiri bagaimana bangsanya diperbudak dan ditindas.Karena itulah, ada saat dimana Ia melarikan diri ke Midian, sebab membunuh seorang Mesir yang melakukan kekerasan terhadap bangsanya sendiri.

Orang Israel tidak tahan lagi menghadapi perlakuan kejam; kerja paksa yang merupakan tindakan pelucutan harkat dan martabat manusia serta pembunuhan bayi-bayi Ibrani sebagai penghapusan eksistensi manusia. Oleh karena itu kita dapat memahami bahwa dalam ayat 23-24 mereka mengeluh, mereka berseru meminta pertolongan kepada Allah. Dan Allah mendengar seruan bangsa itu. Allah mendengar keluh kesah mereka dan teringat akan perjanjianNya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. “Allah mengingat akan perjanjianNya” adalah ungkapan yang sering kita temui dan digunakan di dalam Alkitab untuk menyatakan Allah menepati janjiNya. Bukan saja sekedar mengingat perjanjianNya, tetapi inilah juga waktu yang Allah pilih untuk bertindak menggenapi janjiNya dan menyelamatkan bangsa itu.

Sebagai orang-orang percaya, pernakah kita merasa Tuhan sepertinya meninggalkan kita ? Bahwa tangisan dan seruan yang kita naikkan padanya hanya memantul di langit. Seakan-akan Tuhan tidak peduli akan segala keberadaan dan apa yang kita alami ? Jika Ya… maka bagian ini hendak mengingatkan kita, Tuhan tidak pernah melupakan kita. Ia mendengat semua seruan, tangisan dan rintihan yang di naikkan umat-Nya. Namun ingatlah bahwa, sudut pandang Tuhan di dalam rancangan dan kehendakNya sangat berbeda dengan sudut pandang kita manusia. Dia melihat gambaran besarnya dan mengetahui apa yang terbaik bagi kehidupan kita. Kini Allah bertindak menolong umatNya itu dengan memilih dan memanggil Musa menjadi alatNya untuk membawa pembebasan bagi orang Israel dari tanah perbudakan di Mesir, melalui peristiwa “semak duri berapi”. Perjumpaan Allah dengan Musa menunjukan tindakan pembebasan Israel dari tanah perbudakan merupakan inisiatif Allah sendiri. Dalam penggembalaannya dihari itu, Musa melihat semak yang terbakan namun tidak habis dimakan api, menandakan kehadiran Allah yang hendak berbicara kepadanya. Allah menyampaikan maksud dalam panggilanNya kepada Musa dan mengutus Musa kepada Firau untuk membebaskan bangsa Israel.

Namun kita melihat, beberapa kali Musa berusaha menolak dan mengelak dari panggilan Allah dengan sejumlah alasan atau dalih yang ia berikan.
- Siapakah aku ?
- Bagaimana jika orang Israel bertanya “siapakah yang mengutus engkau/tentang namaNya”?
- Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku ?
- Ah Tuhan, aku tidak pandai berbicara !
-  Tuhan utuslah kiranya siapa saja yang patut Kau utus.
Tetapi Allah tetap meneguhkan Musa dengan kuasa dan otoritasNya. Bahkan untuk lebih menyakinkan Musa, Allah memperkenalkan diriNya atau menyebutkan namaNya YAHWEH (TUHAN) kepada Musa. Kini Allah berbicara kepada Musa :
1.  Ia meyakini Musa bahwa hal itu harus dilakukan sekarang (ay.7-9)
2.  Allah memberinya tugas untuk bertindak memimpin bangsa itu dan menghadap Firaun.
3.  Allah menjawab semua keberatan Musa atas ketidaklayakan dirinya.
4. Allah memberikan kepada Musa perintah (Instruksi) lengkap tentang apa yang harus dikatakan kepada Firaun dan bangsa Israel.
5. Dan Allah menyatakan penyertaan-Nya bagi Musa

Penerapan
• Kadangkala waktu Allah memilih seseorang untuk melaksanakan amanatNya, ada saja alasan untuk menolak panggilan Allah, termasuk dalam pelayanan. Tetapi sesungguhnya, Allah hanya minta kita mendengarkan yang paling ingin Ia lakukan melalui diri kita. Sering kita menolak panggilan Allah untuk melayani Dia dalam pelayanan kepada sesama; panggilan Tuhan dalam persekutuan denganNya melalui setiap ibadah-ibadah baik Rayon, KSP & Unsur dengan berbagai alasan, tidak sempurna, tidak layak dihadapan Tuhan, penuh keterbatasan; Tetapi juga hal-hal yang kita lakukan yang sebenarnya menunjukan bahwa kita sedang mengabaikan panggilan dan pelayanan Tuhan – Majelis/badan pelayan datang terlambat, atau tidak ikut serta dalam pelayanan dan kegiatan gereja dengan alasan yang jelas atau guru sekolah minggu yang mengajar tanpa persiapan yang serius. Rasa bosan dan jenuh dengan segala pelayanan yang dilakukan dst……
Semua penolakan yang diberikan Musa, ini bukanlah sikap rendah hati melainkan rendah diri. Musa telah menerima panggilan Tuhan, tetapi ia tidak mempunyai keyakinan pada dirinya sendiri dan juga kepada Allah. Namun semua keterbatasan yang dirasakan olehNya, dijawab dalam jaminan penyertaanNya. Ketika Tuhan memanggil kita dan mengutus kita, marilah kita mau bersedia mengikuti panggilanNya, karena Ia yang akan memampukkan kita. Janganlah mengikat diri kita dengan kualifikasi atau syarat-syarat tertentu yang sebenarnya Tuhan tidak minta karena Ia mengenal kita. Seperti halnya Musa, kita memang tidak mampu namun penyertaan-Nyalah yang akan memampukan dan memberdayakan kita. Marilah kita mendengarkan yang paling ingin Ia lakukan melalui diri kita. Jangan keras kepala dan menilak serta mengelak panggilan-Nya dengan berbagai alasan.

• Allah peduli kepada umat-Nya, Ia melihat/memperhatikan kesengsaraan mereka; ia mendengar semua seruan yang mereka naikkan kepadaNya. Manusia tidak pernah lepas dari keadaan yang tidak menyenangkan yang disebabkan oleh diri kita sendiri atau orang lain, pergumalan serta kesukaran. Namun yang harus dilakukan adalah tidak berhenti pada keadaan buruk/tidak menyenangkan itu. Hari ini ketidakadilan terjadi, pelanggaran HAM, masalah sosial politik, masalah lingkungan hidup semuanya membuat kita begitu menderita, kita tertekan, kita menangis; melihat kejahatan yang terjadi dimana-mana,  seperti tidak ada lagi kasih antara sesama, masyarakat kecil semakin dibuat menderita oleh mereka yang memiliki kekuasaan, tindakan pelucutan harkat dan martabat, banyak kebijakan-kebijakan, keputusan-keputusan para petinggi yang seenaknya dan membuat masyarkat semakin menderita…
Rumitnya mendapatkan penghasilan tetap karena rusaknya norma administrasi dan sistem birokrasi yang memagari lapangan kerja dengan syarat yang terlalu sulit dijangkau. Keadaan ini menciptakan banyak pengangguran, kemiskinan dan ketergantungan. Golongan atas dan menengan dalam strata sosial mengambil alih pasar dan mengabaikan usaha golongan bawah yang konsumtif. Hasil bumi sebagai sumber pendapatan masyarakat di patok dengan standar harga yang murah meriah bahkan bisa ditawar hingga nilai terkecil. Disisi yang lain, golongan atas dan menengah cenderung mengisi bahan pokoknya di mini market, toko atau bahkan mendapatkan bahan baku dari luar daerah. Banyak uang ditimbun di bank, di brankas untuk menyambut peluang bisnis dan investasi yang lebih besar. Bahkan secara nyata terhamburkan di saat pehelatan pesta demokrasi Pilpres,Pileg, Pilkada maupun Pemilihan Kepala Kampung. Pilihan ini dianggap lebih baik ketimbang membeli jualan mama-mama Papua yang beralaskan karung dipinggir jalan.
Aparat pemerintah, aparat penegak hukum terus bersaing merebut posisi demi jahib yang lebih besar. Menggunakan cara yang baik hingga ancaman bahkan pembunuhan pun dilegalkan sendiri demi kepentingan. Politik kambing hitam, politik adu domba, politik provokasi menjadi acuan ternyaman untuk meraih tujuan. Ketidakpercayaan diri, ketidakpuasan berujung pungli, sogok dan korupsi. Dan berdampak pada pembuatan keputusan dan kebijakan yang pada akhirnya menjajah hak-hak hidup kaum latah seperti yang terjadi di atas tanah Papua. Legalitas tambang dan lahan perkebunana mengedepankan kepentingan penguasa dan membunuh pemilik ulayat warisan leluhur.
(Dikutip dari tulisan Facebook Pdt. Decky N.K Maker, S.Si Th – Ketua Klasis GKI Nabire)
Dengan semua ini, kita hanya dapat menaikan doa kepada Tuhan Allah : Tuhan sertai kami, Tuhan berkati kami, Tuhan lindungi kami. Kita tidak dapat melepaskan semua situasi ini dengan kekuatan kita sendiri, kita membutuhkan pertolongan Tuhan. Datang kepadaNya untuk memohonkan pertolongan dan keselamatan dari padaNya sehingga Ia dalam kuasa dan kehendakNya dapat menolong kita dari semua hal yang kita alami kini. Kita berdoa supaya pemulihan terjadi atas tanah ini, kita berdoa supaya kehidupan di dunia ini ada keseimbangan, kita berdoa bagi peradaban manusia agar kehidupan jauh lebih baik, terus berlanjut sesuai rencana Allah. Kita percaya bahwa Allah memperhatikan kesengsaraan umat-Nya, Allah mendengar setiap seruan-seruan dalam tiap doa yang kita panjatkan kepadaNya, dan kita mengimani bahwa dalam rancangan, kuasa dan kehendakNya, pertolongan Tuhan pasti dinyatakan. Amin

Share:

Mimpi Firaun & Yusuf Di Mesir Sebagai Penguasa - Kejadian 41:1-57

 MIMPI FIRAUN - YUSUF DI MESIR SEBAGAI PENGUASA

Bahan Bacaan : Kejadian 41:1-57

(Dokumentasi Dekor Urusan P2J bersama Panitian HBG Jemaat GKI Sion Kampung Harapan)

Jemaat yang diberkati Tuhan Syalom...

Pembacaan kita hari ini, Yusuf adalah putra ke-11 dari Yakub, anak pertama yang diperolehnya dari Rahel. Ia lahir di kota Haran. Nama Yusuf berarti “Kiranya ditambahkan-Nya anak laki” bagiku”. Kita tahu bahwa Yakub sangat menyayangi Yusuf, lebih dari saudara-saudaranya yang lain, karena Yusuf lahir dari Rahel, istri kesayangannya, tetapi juga karena Ia lahir pada masa tua Yakub”. Karena itu ada momen dimana Yusuf ini diberikan jubah warna-warni khusus dari ayahnya, yang membuat semua saudara-saudaranya menjadi tidak suka kepadanya. Sebelum Kejadian  Pasal 41, Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya kepada pedagang Midian yang kemudian membawanya ke Mesir. Yusuf mengalami berbagai peristiwa yang sulit, termasuk difitnah oleh istri Potifar dan dipenjarakan. Meskipun demikian, Yusuf tetap setia kepada Tuhan, dan Tuhan menyertainya dalam segala situasi. Ketika ia bekerja sebagai budak, di rumah Potifar kepala pengawal raja, ia melakukan pekerjaannya dengan baik, bahkan ketika digoda oleh istri Potifar pun, Yusuf menolak yang akhirnya membawa dia ke penjara.

Waktu Yusuf di penjara Ia menafsirkan mimpi juru minuman dan juru roti Firaun. Tafsirannya terbukti benar, mereka lalu membuat kesepakatan dan juru minuman akhirnya mengingat Yusuf ketika Firaun mengalami mimpi yang tidak dapat ditafsirkan oleh orang bijak atau ahli nujum yang ada di Mesir. Walaupun ini terjadi setelah 2 tahun dari waktu dimana ia dibebaskan. Sebuah ironi; Yusuf dimampukan Tuhan untuk menyampaikan apa yang akan terjadi dimasa depan, melalui mimpi orang lain, tetapi dia sendiri tidak tahu masa depannya. 2 tahun adalah waktu yang sangat lama bagi siapa pun terutama dipenjara; apalagi jika kita berada disana karena ketidakadilan dan tunduhan palsu padahal kita sama sekali tidak melakukan kesalahan.Tetapi ia memiliki kepercayaan yang tiada habis kepada Tuhan; itu terbukti dalam pengakuannya ketika Ia berbicara dengan Firaun. Kita mungkin bertanya-tanya, apa yang membuat Yusuf dia mampu bertahan ? karena Ia menyadari bahwa dalam segala sesuatu yang ia alami, Allah tetap menyertainya. Saat dijual sebagai budak, dirumah potifar 39:3 – Tuhan membuat menyertai dan membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya. Ketika Ia dimasukan kepenjara karena tuduhan, 39:21 – Tuhan menyertainya dan melimpahkan kasih setiaNya sehingga Yusuf menjadi kesayangan kepala penjara.

Kita perhatikan disini, bahwa terkadang segala hal bahkan yang mungkin tidak kita inginkan, Tuhan ijinkan terjadi didalam kehidupan kita. Tapi bukan dengan maksud bahwa kejadian tersebut menghancurkan kita, tetapi justru melalui peristiwa atau pada saat-saat seperi itulah, kemudian Tuhan menyatakan kasihNya, pemeliharaanNya serta penyertaanNya. Dalam berbagai bentuk, dalam berbagai hal. Seperti sebuah lagu yang mungkin kita tahu dalam kidung jemaat, yang syair nya begini “Suka duka dipakaiNya untuk kebaikan ku”. Hanya saja, terkadang dalam penantian-penatian kita akan waktu dimana Allah bertindak untuk menyelamatkan kita, kalau menunggu sampai su terlalu lama, yhaaa sebagai manusia kita pasti mulai bosan dan tidak dapat lagi menunggu terlalu lama, kita mulai mengeluh, kita mulai komplain dan bertanya-tanya pada Tuhan. 2 Tahun kemudian Firaun mendapat mimpi. Dan inilah waktu yang ditetapkan Allah. Mengapa saya katakana inilah waktu yang ditetapkan Allah. Karena Allah sendiri yang memberikan mimpi itu kepada Firaun. Ini kasusnya mirip seperti ketika Allah memberikannya juga kepada raja Nabukadnezar dan Daniel yang ditetapkan Allah untuk menafsirkan mimpinya itu. Hanya bedanya kalau nebukadnezar tidak mau menceritakan apa yang menjadi mimpinya, tetapi Firau dalam ay. 8 memanggil semua orang berilmu di Mesir dan menceritakan mimpinya kepada mereka, tetapi tidak ada yang dapat mengartikannya. Padahal para penyihir biasanya terdapat di Mesir, orang-orang pintar atau mereka menyebutnya orang berhikmat/berilmu, tukang tenung dan itu sangat terkenal (Kel.7:11;8:7;9:11) dst….. Tetapi tidak ada satu orang pun yang bisa menjelaskan arti mimpi Firaun. Kedua mimpi yang dijelaskan pada ayat 1 – 7, ini sangat menggelisahkan hati Firaun.
 

7 ekor lembuk yang gemuk keluar dari sungai Nil – memakan rumput; kemudian keluar lagi 7 ekor lembu yang kurus dari sungai Nil dan memakan 7 ekor lembuk gemuk tadi. Lalu 7  bulir gandum yang baik ditelan 7 bulir gandum yang kurus dan layu. Dan Allah telah memilih Yusuf untuk mengartikan mimpi itu bagi Firaun. Segala kemampuan, ilmu dan kehebatan yang dimiliki orang-orang pintar di Mesir tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan hikmat yang diberikan Allah kepada orang pilihanNya. Maka inilah hal yang harus kita tentang mimpi. Ketika Tuhan memberikan seorang mimpi, dia tidak akan meninggalkan mereka dalam pertanyaan tentang apa arti mimpi itu. seperti 2 contoh yang telah saya sebutkan tadi, semua mimpi ini diberikan oleh Tuhan adalah untuk menyampaikan informasi penting yang Tuhan ingin mereka ketahui dan Tuhan ingin mereka mengerti. Tuhan tidak memberikan mimpi untuk membingungkan orang. Dan pada bagian ini kita akan melihat, Tuhan memberikan arti mimpi itu kepada Yusuf, mengapa ?   karena Tuhan ingin Firaun mengetahui informasi itu. Mimpi itu tidak dimaksudkan untuk mejadi misteri yang membuat Firaun menjadi gelisah, dan merasa kebingungan sampai frustasi/stress. Karena itulah Yusuf hadir dan menjelaskan arti mimpi itu bahwa akan ada tujuh tahun kelimpahan dan diikuti oleh tujuh tahun kelaparan. Tahun-tahun kelaparan akan sangat buruk sehingga tahun-tahun yang baik akan terlupakan (Ay.25-32). Hal yang disampaikan Yusuf memberikan pengetahuan kepada Firaun , memberitahunya apa yang akan terjadi , seperti yang terungkap dalam mimpi yang merupakan pesan dari Tuhan serta apa yang harus dilakukan oleh Firaun sebagai jawaban dari mimpinya itu. Kisah Yusuf menyoroti tema pemeliharaan Allah yang nyata. Meskipun Yusuf mengalami banyak penderitaan, Tuhan menggunakan situasi tersebut untuk tujuan yang lebih besar, yaitu menyelamatkan banyak orang dari kelaparan dan mengangkat Yusuf ke posisi berkuasa. Kini dalam penyertaan dan rencana Allah, keadaan Yusuf dipulihkan.

• Ia kini menjadi orang penting di Mesir setelah Firaun, kita lihat bagaimana kekuasaan itu diberikan kepada Yusuf (pada Ay. 41-45)
• Ia diberikan nama baru; diberikan juga sebagai isterinya putri imam agung yaitu Asnat – yang nanti dari istri ini kemudian mereka memiliki 2 anak yaitu Manasye dan Efraim.
• Bahkan dalam kepemimpinan dan kekuasaanNya itu Yusuf mengatur segalanya, sampai kepada masa 7 tahun masa kelimpahan, dan 7 tahun kemudian masa kelaparan terjadi.

Penerapan
Jemaat sekalian, bagian yang kemudian hendak kita belajar bersama dari Firman Tuhan dihari ini bahwa :
• Kehidupan masa depan, tidak ditentukan oleh karena ramalan manusia atau guru-guru sihir palsu, atau bahkan juga kita sendiri tetapi ditentukan oleh Tuhan dengan pasti sesuai dengan janjiNya untuk mendatangkan kebaikan bagi umat kepunyaanNya. Kejadian 41:1-57 menunjukan Allah sedang bekerja di dalam kehidupan Yusuf tapi juga Firaun, untuk mengendalikan masa depan bangsa-bangsa dan menyediakan tempat bagi umat pilihanNya; dalam hal ini pemeliharaan Yakub sekeluarga di masa kelaparan. Semua bangsa tunduk pada campur tangan Allah dan penguasaanNya. Adakalanya Tuhan ingin mengajar kita untuk bersabar dalam menantikan waktu yang ditetapkan-Nya untuk memberikan berkat kepada kita. Penangguhan kebebasan Yusuf ini baru terjadi setelah dua tahun lamanya. Yusuf tetap berada di penjara sampai FirmanNya genap. Kita perlu belajar bersabar, bukan sekedar kesabaran dalam bertahan, melainkan juga dalam menanti saat itu tiba, meskipun tampaknya berlambat-lambat. Waktu Allah memberi kelegaan kepada umatNya, akhirnya akan terbukti  sebagai waktu yang paling tepat.

• Masa penantian bukan masa yang sia-sia; atau membuang-buang waktu. Apabila kita menanti-nantikan Tuhan, sesungguhnya kita sedang membuka diri selebar-lebarnya bagi karya Allah di dalam hidup kita. Dalam penantian kita berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan. Mengimani setiap rencana dan rancanganNya. Adakalanya Tuhan ingin mengajarkan kita untuk bersabar dalam menantikan waktu yang telah ditetapkan olehNya untuk memberikan berkat kepada kita, ketika segala sesuatu dalam hidup kita  berjalan tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Bagian ini mengingatkan kita kembali pada bacaan kita diminggu yang lalu, saat masalah, tantangan, pergumulan itu datang, para murid menanggapinya dengan berdoa di dalam persekutuan, sebab mereka tahu dan meyakini bahwa hanya Tuhan sajalah yang dapat menolong mereka, ditengah situasi yang sedang mereka alami. Karena kita mungkin tidak bisa selalu mengandalkan orang lain. (Sekali kalau kita minta tolong, mungkin mereka bisa cepat membantu, tapi kalau itu terjadi terus menerus atau berulang, mereka mungkin akan merasa bosan); lalu saat kita mau minta tolong lagi sudah malu dsb. Kita tidak bisa selalu mengandalakan orang lain, tetapi kita bisa selalu mengandalkan Tuhan; namun ketika kita mengandalakan Tuhan –  tantangannya adalah menanti Tuhan bertindak didalam waktu dan jalanNya. Dan waktu seringkali terasa begitu lama saat kita sedang menantikan sesuatu. Dalam hal ini, kesabaran kita dalam penantian kepada Tuhan ada 2 hal : Pertama : Mempercayai Tuhan, bahwa Dia benar-benar mengetahui & peduli dengan situasi kita. Kedua : Menunggu/menanti Tuhan sampai Dia bertindak memperbaiki situasi atau menunjukan tindakan apa yang harus di ambil. Bagaikan tujuh tahun hidup dalam kesusahan dan Tuhan mengubah tujuh tahun lagi menjadi masa bahagia dari janji Tuhan bagi kita. Ketika Tuhan turun tangan dan bertindak, Dia bertindak melampaui harapan kita. Sebagaimana Ia memulihkan keadaan yang dialami oleh Yusuf.

• Bagian yang terakhir,
Perjalanan hidup Yusuf, nampaknya seperti musim kehidupan kita hari ini.
- Ada saatnya hujan turun begitu lebat, tetapi kemudian kekeringan terjadi
- Ada saat dimana semua tumbuhan bersemi tetapi kemudian mulaii beguguran.
- Ada saat dimana kita mengalami dan merasakan betapa berkat Tuhan mengalir di dalam kehidup kita, saat-saat dimana semua yang kita lakukan dan kerjakan berhasil, saat semua yang kita inginkan kita dapatkan. Kemudian terjadi, dan kita mengalami saat-saat dimana  pekerjaan kita kacau, rumah tangga kita berantakan, anak-anak hidup dalam ketidakaturan, pergumulan dengan kesehatan kita, kehilangan orang-orang yang kita kasihi. Seperti semua terjadi diluar kendali dan kuasa kita. Namun bagian Firman Tuhan ini, mengingatkan dan menguatkan kita. Bahwa percayalah penyertaan Tuhan selalu ada. Segala yang terjadi dalam kehidupan kita, dapat menjadi cara yang dipakai Tuhan untuk membawa kita semakin dekat kepadaNya. Seperti yang telah saya sampaikan tadi. Kita perlu belajar bersabar, bukan sekedar kesabaran dalam bertahan, melainkan juga dalam menanti saat itu tiba, meskipun tampaknya berlambat-lambat. Waktu Allah memberi kelegaan kepada umatNya, akhirnya akan terbukti  sebagai waktu yang paling tepat.Seperti kata Firman Tuhan dalam kita Pengkhotbah 3:11 “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya” Amin

 

Semoga Menjadi Berkat Bagi Kita Semua :)

Share:

Khotbah Kebangkitan Yesus - Lukas 23:56b-24:1-12

(Dokumentasi Pawai Obor Jemaat GKI Harapan Abe Tahun 2018)   

 KEMENANGAN ATAS KEMATIAN DI DALAM KEBANGKITAN YESUS

(Lukas 23:56b-24:1-12)

Latar Belakang

Peristiwa ini merupakan kelanjutan, setelah Yesus disalibkan, lalu mati dan dikuburkan. Para perempuan-perempuan yang selalu mengikutiNya dari Galilea, mereka juga turut ikut untuk melihat kubur Yesus dan bagaimana mayatNya dibaringkan. Dan karena  rasa kasih mereka kepada Tuhan, maka setelah mereka pulang, mereka menyiapkan rempah-rempah dan minyak mur. Tetapi karena hari itu adalah hari persiapan dan sabat hampir mulai (ay. 23), maka mereka tidak dapat melanjutkan tindakan tersebut dan mereka beristirahat menurut hukum Taurat. Sehingga pada bagian berikutnya mereka pergi pada pagi-pagi sekali untuk melanjutkan apa yang tidak sempat mereka lakukan.

PenjelasanTeks

Dikatakan bahwa para perempuan-perempuan ini datang ke kubur membawa rempah-rempah yang telah mereka siapkan, dengan tujuan untuk merempahi tubuh Yesus. Ini artinya apa? para perempuan ini sadar bahwa Yesus masih ada di dalam kubur, dengan badan yang terbungkus, lalu terbaring kaku, Yesus yang telah meninggalkan mereka semua dalam kematianNya di kayu salib. Sebab apa yang hendak dilakukan oleh para perempuan ini adalah sebuah tradisi pemakaman Yahudi untuk mengurapi jenazah, menghormati  orang yang meninggal. Jadi tujuan kedatangan mereka sama sekali tidak berkaitan dengan kebangkitan Yesus, sebab itu terlihat dari tujuan mereka ke kubur Yesus. Bahkan dalam Injil lain mereka sempat saling bertanya satu dengan yang lain, tentang siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi mereka dari pitu kubur. Kondisi yang para perempuan ini temukan saat tiba adalah batu sudah terguling atau pintu ke dalam kubur itu sudah terbuka dan mayat Yesus tidak ada didalamnya. Perempuan-perempuan itu begitu terkejut, mereka bingung, heran dengan apa yang terjadi. Mereka masih berduka karena kematian Yesus, mereka sedih dengan tragedi Golgota dan kini mereka bingung dengan kenyataan di Makam Yesus. Segala pikiran yang bercampur aduk itu membuat mereka tidak mengingat dan menyadari tentang apa yang pernah Yesus katakan bahwa Ia akan bangkit pada hari ketiga. Malaikat hadir dan menjawab segala kebingungan mereka “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup di antara orang mati? Ia tidak ada disini, Ia telah bangkit. Malaikat itu mengingatkan mereka kembali tentang apa yang pernah Yesus sampaikan. Mereka kembali pulang unutuk menyaksikan peristiwa tersebut, tetapi bagi para murid itu hanyalah omong kosong, para murid yang lain tidak percaya. Petrus ingin memastikan sendiri apa yang terjadi sehingga ia pergi kesana, tetapi kemudian ia pulang dengan perasaan yang penuh dengan tanda tanya, apa gerangan yang sedang terjadi.

Penerapan

Lihatlah bahwa kubur telah kosong, bukan karena Tuhan di ambil orang, tetapi karena Ia telah bangkit, bukan karena Ia tidak berdaya dalam kematian melainkan karena Ia bangkit dan hidup. Peristiwa kebangkitan Yesus adalah pusat dan inti iman Kristen. Bagian ini menggaris bawahi kemenangan Yesus atas kematian dan memberikan harapan akan kehidupan kekal bagi umat manusia. Kebangitan Yesus menunjukan bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya, tetapi ada kehidupan kekal setelahnya. Tuhan sudah menang atas kematian, Ia menang atas kuasa maut. Dan kuasa kebangkitan itu berlaku dalam hidup kita. Ini menjadi bukit bagi semua nubuatan PL tetapi juga apa yang disampaikan Yesus, bahwa apa yang disaksikan Alkitab bagi kita bukanlah sebuah berita bohong atau omong kosong belaka seperti yang dikatakan para murid yang lain. Mungkin kita pernah ragu akan janji Tuhan, akan FirmanNya, mungkin terkadang kita juga sangat mirip dengan para perempuan ini. Kita perlu pengingat. Tuhan telah menjanjikan kita begitu banyak janji di dalam kasih dan setiaNya, namun kita cenderung lupa. Inilah salah satu alasan mengapa Tuhan terus mengingatkan kita dangan FirmanNya agar kita tidak lupa bahwa Yesus Tuhan kita adalah Tuhan yang menang atas kuasa maut. Hiduplah sebagai orang-orang pemenang yang telah dimenangkan Yesus dari kutuk dosa dan maut, hidup yang dibaharui sebagai orang-orang yang telah diselamatkan. Ini menjadi jaminan dan pengharapan hidup kita di dunia ini. Seperti sebuah pujian sekolah minggu “Sebab Dia hidup, ada hari esok. Sebab Dia hidup ku tak gentar. Karena ku tahu Dia pegang hari esok, hidup jadi berarti sebab Dia hidup” Amin

 

Semoga menjadi berkat :)



Share:

Khotbah Jumat Agung - Lukas 23:26-49


 

(Dokumentasi Camping Paskah GKI Harapan Abe Tahun 2018)

 "JALAN DERITA BAGI KEBAIKAN MANUSIA"

Bahan Bacaan : Lukas 23:26-49

Pengantar

Bapak/Ibu…
Saudara.i jemaat Tuhan, syalom…
Di dalam dunia ini, kita kenal banyak sekali jalan. Ada jalan utama/jalan raya, dengan begitu banyak sebutan nama-namanya, jln. Merdeka, jln. pemuda, jln. samratulangi, dst… kita juga mengenai jalan potong (biar lebih cepat tidak putar jauh). Di antara jalan-jalan ini, ada yang menyenangkan tapi ada juga jalan yang tidak menyenangkan. Dan jujur atau harus kita akui bahwa, seringkali kita manusia menginginkan jalan yang gampang, mudah dan tidak merepotkan, kalaupun jalan itu sulit dan susah maka kita akan mencari jalan lain yang lebih bagus. Apalagi kalau jalan itu tidak aspal baik, penuh lubang, kalau hujan itu becek minta ampun genangan air dimana-mana. Kalau jalan itu mau ke pasar karang mungkin kita bisa pilih mau putar dari jalan sana kah, dari jalan kodim dan depan sion tadi. Tapi bagaimana kalau jalan itu,adalah satu-satunya jalan menuju rumah kita… yhaa mau tidak mau harus tetap situ, biar lagi sakit hati dengan de pu jalan, tetapi tetap lewat saja… yah kalau tidak kn tidak bisa sampe rumah to ? Jalan itu harus tetap di ambil, supaya dapat sampai ke tempat atau tujuan yang kita inginkan.

Kehadiran Yesus dalam dunia ini, dengan jalan yang dinyatakan Bapa di sorga, bukanlah melalui sebuah proses jalan yang gampang dan mudah untuk dilalui. Yang selalu kita sebut dengan Jalan Penderitaan – atau Jalan Kesengsaran.Pada minggu lalu, kita sampai kepada Yesus yang ditangkap oleh imam-imam kepala, dengan pengawal dibawah pimpin muridnya yaitu Yudas. Disinilah, dimana jalan penderitaan itu dimulai.

Ia dibawa kehadapan Mahkama Agung, dibawah kepada Pilatus, lalu kepada Herodes untuk diadili atas berbagai macam tuduhan kejahatan yang tidak pernah Ia lakukan, mereka mengolok-olok Dia, mengejekNya, bahkan mempermainkan Dia(22:63). Ia dituduh, Ia dihina, kalau di ayat. 11 Lukas pakai istilh mengolok-olok dan menista. Artinya kehormatannya sebagai Tuhan dipermainkan, menjadi bahan ejekan dan candaan, seperti seeorang yang tidak memiliki harga diri, Yesus dihadapan mereka semua.
Sampai kepada saat dimana Pilatus mengambulkan permintaan banyak orang yang berteriak pada saat itu, yang meminta agar Ia disalibkan dan dihukum mati. Tindakan pertama bagi seorang yang akan disalibkan adalah dia disesah. Kita sudah melihat bagaimana penderitaan Yesus. Alat yang digunakan sangat mengerikan, ujungnya dari cemeti, dari potongan-potongan tulang dan besi, begitu dihujam ke punggung, ke tangan, dan ditarik, dagingnya akan tercabik keluar. Itu harus dilakukan sebanyak 39 kali dan banyak orang yang mengalami seperti ini, pada akhirnya mati sebelum disalibkan. Yesaya menggambarkan bagaimana keadaan Yesus pada waktu itu "Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” (Yesaya 53:4-5).


Penjelasan Teks

Kemudian mereka yang akan disalibkan itu dipaksa untuk memikul salib melintasi kota menuju tempat penyaliban. Yesus jatuh bangun saat memikul salib, sehingga darah-Nya keluar begitu banyak sampai Dia tidak kuat lagi. Karena itu mereka menahan Simon dari Kirene untuk memikul  Salib Yesus. Perempuan-perempuan yang mengikutiNya menangis, mereka tidak dapat menahan kesedihan melihat bagaimana Yesus diperlakukan. Mereka menangisi sakit yang ia derita. Sesampainya di Bukit Golgota, Bukit Tengkorak, Yesus mulai disalibkan. Paku dihantam ke kaki dan tangan Yesus, betapa sakitnya Yesus pada waktu itu. Rasa sakit yang luar biasa akibat cairan yang mulai menekan jantung, membuat Tuhan Yesus berlumuran darah. Dia ditonton oleh banyak orang dan itu tidak cukup bagiNya. Semua orang yang melewati-Nya menghujat Yesus, para prajurit mempermainkan Yesus dengan membagi pakaianNya, memberinya anggur asam. Imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, tua-tua, semua menghujat Tuhan Yesus. Bahkan satu dari penyamun yang ada di sebelah Tuhan Yesus juga ikut menghujatNya.

Bapak/Ibu. Jemaat Tuhan kita bisa bayangkan ?
Bagaimana jika semua yang ditanggung Yesus, ditimpahkan kepada kita ?
Sanggupkah kita menaggungNya ? Ia disiksa sepanjang jalan, dengan mendengar cacian, makian dan hinaan, Ia berjalan memikul salib, paku dikedua tangan dan kaki menahan beban tubuhNya, dalam kesakitannya ia merasa haus, begitu banyak cairan yang keluar dari tubuhNya, mereka memberiNya anggur asam, mereka menikam lambungNya. Namun apa yang Yesus katakan “ Ya BapaKu, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”. Yesus terengah-engah, dan dengan suara nyaring Ia berseru "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.” (Lukas 23:46). Seketika itu kegelapan meliputi daerah itu selama 3 jam, tabir bait suci terbelah dan kepala pasukan yang melihat segala yang terjadi lalu mereka berkata "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah." (Matius 27:54)

Penerapan 

Siapa diantara kita yang hari ini siap untuk mengambil jalan penderitaan sebagaimana Yesus ? Ada ? Kita tidak siap untuk mengalamiNya, tetapi kita selalu siap untuk berkompromi dengan kejahatan dosa. Lain kali, ketika kita dihadapkan pada godaan untuk berbuat dosa, mari kita berhenti sejenak dan merenungkan berbagai penderitaan yang dialami Tuhan kita di kayu salib saat Ia mencurahkan darah-Nya untuk menebus kita. Mengapa Yesus mau menanggung semua itu ? mengapa Ia mau menanggung semua penderitan ? Mengapa Ia rela sampai mati di salib ? Peringatan di Eden adalah, “Pada hari kamu memakannya (pohon terlarang) kamu pasti mati” ( Kejadian 2:17 ). Kematian rohani datang dengan segera, kematian jasmani datang bersamaan dengan kefanaan, dan kematian kekal akan menjadi akibat akhir bagi semua orang, jika Allah tidak mengutus AnakNya Yesus Kristus bagi kita. Via Dolorosa atau jalan peneritaan memiliki makna yang mendalam di hati umat Kristen atau kita orang-orang percaya, karena “jalan” yang dianggap paling hina itu harus ditempuh oleh Tuhan Yesus demi menyelamatkan umat manusia dari kuasa dosa. Sungguh sebuah pengorbanan yang tak ternilai harganya. Demi cintanya akan manusia, Tuhan rela mengorbankan nyawaNya. Namun, oleh bilur-bilurnya, manusia beroleh pengampunan dan pembebasan dari hukuman maut. Paskah tanpa via dolorosa dan pengorbanan Yesus adalah sia-sia. Karena itu, setiap kali kita memperingati Paskah, kita selalu diingatkan bahwa betapa berharganya manusia di mata Tuhan sampai Ia yang Maha Kudus itu rela mengorbankan Nyawa demi penebusan manusia dari kuasa dosa. 

Yesus pernah mengalami penderitaan sampai darah-Nya tercurah, Dia pernah diolok-olok dan mendapat hinaan dari semua orang. Yesus pernah dibelenggu, maka Dia bisa membebaskan kita yang terbelenggu. Walaupun kita rajin ke gereja dan kelihatannya sudah bersungguh-sungguh dengan Tuhan, tetapi kehidupan kita masih terbelenggu dengan: rokok, narkoba, kebiasan buruk menonton film porno, sakit hati dsb. Tuhan Yesus mampu dan mau membebaskan kita dari belenggu itu dan menanggung semua itu. Karena itu mari kita tinggalkan semua itu, dengan menghargai setiap pengorbananNya bagi kita.

Yesus pernah menanggung beban yang begitu berat yaitu salib, sebagai pengganti beban berat kita. Adakah diantara Saudara yang menanggung beban berat hari ini? Mungkin itu dalam keluarga, masalah kesehatan, pekerjaan, pelayanan, tetapi Tuhan Yesus pernah berkata “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28). Datanglah kepada Tuhan Yesus, Dia telah menaggung semua ini supaya Saudara dan saya disegarkan.

Yesus telah menunjukkan jalan yang seharusnya dilalui oleh seorang manusia yang hidup sungguh-sungguh di dalam Tuhan. Melalui ketaatan Yesus sampai mati di kayu salib, sehingga kita manusia memperoleh pengampunan dihadapan Tuhan. Kasih Kristus yang telah menyelamatkan kita seharusnya membuat kita sadar diri. Seharusnya membuat kita tertunduk malu di  hadapanNya. Tidak sepantasnya kita menjadi sombong dan angkuh dengan segala kelebihan dan kehebatan kita didunia ini. Hiduplah dengan menghargai setiap penderitaan dan pengorbanan Yesus bagi kita. Hiduplah sebagai orang-orang yang bersyukur karena telah di tebus dan diselamatkan. Amin

Semoga Menjadi Berkat :)

Share:

Yesus Di Tangkap - Lukas 22:39-53

 

YESUS DI TANGKAP

Bacaan : Lukas 22:39 - 53

Tema " Doa Senjata Menghadapi Pencobaan" (Bagian II

 

Lukas 22:47-53 memberitakan tentang penangkapan Yesus. Penangkapan Yesus terjadi pada waktu malam. Ketika Yesus berada di taman Getsemani, Yesus berdoa : Ya BapaKu, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari padaKu; tetapi bukanlah kehendakKu, melainkan kehendakMulah yang terjadi (Luk.22:39-42). Sebagai manusia Yesus rasanya tak sanggup menerima cawan penderitaan itu, tapi Dia lebih taat pada kehendak dan rencana Bapa dari pada kehendakNya sendiri. Ketika Yesus sedang berbicara, datanglah serombongan orang; di dalamnya ada imam-imam kepala, kepala-kepala pengawal Bait Allah dan tua-tua orang Yahudi, Yudas berjalan di depan, sebagai tanda dia yang memimpin rombangan itu, mereka datang untuk menangkap Yesus.

Proses penangkapan ini telah direncanakan, dirundingkan dengan matang dan telah disepakati akan diberi tanda oleh Yudas, “Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia” (Matius 26:48b). Ketika berjumpa dengan Yesus, Yudas mendekati dan menciumNya, Yesus berkata : “Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?”. Ciuman yang biasanya merupakan tanda hormat, tanda persahabatan, tanda kasih sayang, kini berubah menjadi tanda kejahatan, tanda kemunafikan dan pengkhianatan yang dilakukan Yudas kepada Yesus. Ketika mereka akan menangkap Yesus sesuai tanda yang diberitahukan oleh Yudas, Para murid yang bersama dengan Yesus bereaksi ingin membela Yesus dengan mengatakan : “Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?.

Para murid yang lain tidak mau seperti Yudas yang mengkhianati Yesus, mereka mau membela Yesus dan melawan, menyerang orang-orang yang akan menangkap Yesus, tapi mereka mengambil tindakan sendiri, tanpa menunggu perintah dari Yesus, apakah boleh menyerang atau tidak. Namun seorang di anatata mereka tidak sabar, tidak dapat menahan emosi yaitu Simon Petrus, ia menyerang hamba Imam Besar Malkhus sehingga putus telinga kanannya (ay.50, Yoh.18:10). Tapi kemudian kita melihat, Yesus tidak mengizinkan kekerasan diselesaikan dengan kekerasan, karena itu Yesus katakan : Sudahlah itu, hentikan itu. Yesus mengajarkan bahwa kekerasan, kejahatan harus diselesaikan dengan kasih, IA menjamah dan menyembuhkan telinga orang itu (ay.51). Ditengah keadaan seperti itu Yesus masih melakukan pelayanan kasih menyembuhkan  orang yang datang untuk menangkap dan akan membunuh Yesus.

Penerapan
Pengkhianatan Yudas telah sampai pada puncaknya ketika Ia membawa para imam-imam kepala, kepala-kepala pengawal Bait Allah dan tua-tua orang Yahudi untuk menangkap Yesus. Tanda yang ditunjukannya adalah sebuah ciuman, sebuah tanda cinta kasih menjadi tanda pengkhianatan. Para murid yang lain pun bertindak gegabah dalam dengan melawan. Mereka hendak menunjukan sikap membela sang guru. Tetapi Yesus menunjukan sebuah sikap yang begitu luar biasa, dalam situasi itu Ia mengajarkan tentang hal kasih dan mengampuni bagi murid-muridNya tetapi juga bagi kita orang percaya. Seorang pemenang adalah yang menghadapi pencobaan dengan kasih. Dalam saat-saat krisis dan ujian,kita harus berpegang teguh pada pengajaran dan contoh hidup Yesus Kristus. Meskipun Yesus dihadapkan pada pengkhianatan, penangkapan dan penderitaan, Dia tetap setia pada kebenaran dan kasih Allah. Hal ini mengingatkan kita untuk mempertahankan iman dan integritas kita sebagai orang-orang percaya dalam segala situasi.
Efesus 5:2 “Dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.” Amin

Semoga Menjadi Berkat Bagi Kita Semua :)

Share:

Doa Senjata Menghadapi Pencobaan - Lukas 22:39-53

 DI TAMAN GETSEMANI

Bacaan Lukas 22:39-53

Tema : Doa Senjata Menghadapi Pencobaan (Bagian I)

 

Pengantar
Bapak/ibu saudara/i, jemaat Tuhan…
Tema khotbah dalam minggu Sengsara ke-VII ini hadir sebagai refleksi dari bacaan kita Injil Lukas 22:39-53. Kita masuk pada saat-saat dimana Yesus hendak di tangkap sebagai awal penderitaanNya, tetapi juga merupakan kelanjutan dari pembacaan kita minggu kemarin.

Penjelasan Teks
Jemaat Tuhan sekalian ? pernahkah kita berdoa untuk pergumulan atau beban hidup yang begitu berat ? Bagaimana saat-saat doa kita itu ? penuh air mata, kehancuran hati dihadapan Tuhan….. Dalam bacaan ini sesudah perjamuan, pergilah Yesus bersama-sama dengan para muridNya ke bukit Zaitun. Bukit ini terletak disebelah Timur kota Yerusalem, diseberang Lembah Kidron. Yesus menyebrangi  sungai Kidron, menuju Taman Getsemani yang terletak di kaki  Bukit Zaitun. Getsemani artinya pemerasan minyak. Disebutkan bahwa perjalanan ke Bukit Zaitun ini dilakukan sebagaimana biasanya, ini menunjukan bahwa apa yang dilakukan oleh Yesus bersama murid-muridNya ini bukanlah sebuah aktifitas yang baru, tetapi yang sudah sering atau selalu dilakukan olehNya bersama para murid. Bagian ini tentu mengingatkan kita pada bagian Lukas 21: 37 “Pada siang hari Yesus mengajar di Bait Allah dan pada malam hari Ia keluar dan bermalam digunung yang bernama Bukit Zaitun” yang menunjukan bahwa Yesus tidak mencoba melarikan diri atau menyembunyikan diri, tetapi Ia pergi ke tempat yang juga diketahui oleh Yudas. Untuk apa mereka kesana? setelah Ia mengingatkan para muridNya, Ia menjauhkan diri, lalu berlutut dan berdoa. Yesus memulai pergumulan yang berat di Taman Getsemani.

Dalam pelayanan Yesus dari satu tempat ke tempat yang lain, tantangan dan pencobaan tidak pernah berhenti sebagai bagian kehidupan Yesus. Mulai dari kelahiranNya, pembunuhan anak diBetlehem yang membuat Maria dan Yusuf harus ke Yerusalem, bahkan ketika Ia memulai pelayananNya, Ia dicobai di 40 hari, tantangan dan ditolak terjadi dan dilakukan bangsaNya sendiri. Bahkan dalam menjalani rencana Allah agar manusia tidak binasa, Yesus harus memberi diri ada dalam penderitaan yang berat sebagai seorang manusia. Tetapi Yesus selalu menjadikan Doa sebagai senjata dan sumber kekuatan dalam menghadapi pencobaan, sebagai seorang manusia yang berserah pada Allah Bapa. Dan kita tahu bahwa bukan kali ini saja, Yesus mengambil waktu untuk menyendiri dan berdoa kepada BapaNya.

Sebelum Yesus berdoa, ia memperingatkan murid-muridNya lebih dahulu. “Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan”. Pencobaan membuat banyak orang-orang percaya termasuk para murid dapat melupakan ajaran Yesus. Yesus tahu bahwa murid-muridNya lemah iman, sehingga Ia menyarankan mereka untuk berdoa supaya mereka siap menghadapi kenyataan besar yang benar-benar akan menggoyahkan mereka.

Tidak seorang pun diantarakita yang menyukai ujian atau situasi sulit. Namun satu hal yang lebih buruk dari sebuah ujian adalah tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Siapapun kita dengan segala latar belakang yang kita miliki, status, jabatan, dan seterusnya, ujian adalah bagian kehidupan yang tak terelakan. Tidak seperti saat kita mau ikut ujian disekolah, atau ikut ujian dalam sebuah seleksi, datelinenya sudah tentu ada, tetapi ujian kehidupan sering kali terjadi tanpa peringatan.

Kapan saja itu dapat terjadi, misalnya kita adalah orang yang rajin melakukan pemeriksaan kesehatan namun suatu ketika saat pergi periksa lagi, dokter bilang ada timbul penyakit yang sangat parah pada organ ini dst… Penanganannya ialah operasi, dan beresiko gagal; atau saat kita bekerja dihari ini dengan penuh sukacita lalu tiba-tiba besoknya kita diberhentikan atau mungkin dimutasi pada bagian lain yang mungkin lebih dibawa dari jabatan kita sekarang, atau saat hp kita berbunyi dan kita mendengar kabar bahwa, orang-orang yang kita kasihi pergi meninggalkan kita. Dan masih ada begitu banyak hal yang tidak kita duga dan kita sangka dapat terjadi dalam kehidupan kita.

Lalu bagaimana kita bisa menghadapi semua ujian atau pencobaan ini ? Bagaimana kita bisa siap agar dapat bertahan serta tidak terpuruk oleh cobaan hidup ? Dalam bacaan ini, Yesus dan para murid berada diambang ujian terbesar dalam hidup mereka. Sebelum malam berakhir, Yesus akan dikhianati, ditangkap, diadili bahkan dipermainkan, menderita sampai mati dikayu salib. Para murid akan tercerai berai, takut dan bingung. Sebuah keadaan yang begitu akan menggoncangkan mereka semua. Tetapi Yesus Tuhan kita, selalu mangajarkan kita tentang bagaimana kita dapat menjalani kehidupan kita ditengan dunia ini. Dan Iaadalah Tuhan yang begitu, betapa luar biasa hebatNya. Sebab setiap apa yang Ia ajarkan, Ia melakukannya lebih dulu. Ia menjadi teladan bagi kita, supaya kita mengikuti jejakNya. Jawaban untuk sebuah situasi yang penuh kekacauan, sebuah situasi yang dapat melemahkan dan menggoyahkan iman percaya kita, sebuah situasi yang akan membuat kita ketakutan bahkan tidak berdaya adalah DOA. Dan Yesus melakukannya, Ia Berdoa. Ketika Ia meminta murid-muridNya untuk berdoa, disebutkan selanjutnya bahwa Ia menjauhkan diri dari mereka, berlutut dan berdoa. Yesus mengajarkan bahwa kita harus menjadi contoh dengan mempraktekan ajaran yang kita berikan. Di dalam doaNya Yesus katakan :“Ya Bapaku  jikalau Engkau  mau, ambillah cawan ini dari padaKu; tetapi bukanlah kehendaku melainkan kehendakMulah yang terjadi”

Yesus merasakan beratnya penderitaan dihadapan Allah, cawan murka Allah yang akan Ia minum demi kepentingan umat manusia. Maka Dia berseru dalam kesedihan dan bertanya kepada Bapa-Nya, apakah mungkin ada jalan lain? Cawan Murka Allah yang harus ditanggungNya begitu berat. Mungkinkah Allah dapat mengambil cawan ini ? Menanggung semua Murka Allah atas pelanggaran, segala kejahatan dan dosa yang diperbuat manusia. Bahkan Injil Lukas menggambarkan malaikat menampakan diri memberi kekutan kepada Yesus. Dan dalam ketakutan yang sangat itu, peluhnya menjadi seperti titik darah yang bertetesan ke tanah. Berat… sungguh berat apa yang harus ditanggungNya menggantikan kita.

Bagian ini dalam ketakutan Yesus yang digambarkan oleh Injil Lukas menjelaskan 2 hal :
- Yang Pertama: Yesus benar-benar adalah manusia sejati. Semasa pelayanannya, diceritakan dalam kitab-kitab Injil bahwa Ia pernah merasa letih, lapat dan haus, Ia sangat lelah sehingga tertidur di belakang perahu ketika badai, ia memiliki emosi manusia dengan perasaan sedih hingga menangis saat sahabatNya meninggal, Dia juga menderita kesakitan fisik sampai pada kematian di salib. Jadi mulai dari penangkapan sampai di adili dengan semua jalan penderitaan itu secara fisik dalam kemanusiaanNya, betapa sakitnya luar biasa.
- Yang Kedua: Dalam keilahianNya, Dia adalah Tuhan yang suci dan kudus, Anak Allah yang tidak berdosa, yang telah bersama Bapa sejak kekekalan, kini menanggung dosa umatNya di kayu salib. Rasul Paulus mengatakan “Dia yang tidak mengenal dosa telah dijadikannya dosa demi  kita, supaya kita mejadi kebenaran Allah di dalam Dia (II Kor. 5:21).

Yesus mengetahui ketetapan Allah dalam karya Keselamatan bagi manusia, namun kemanusiaanNya merasa ngeri memikirkan menanggung murka Allah. Setelah meminta agar cawan penderitaan dapat diangkat, Yesus segera menambahkan “Tetapi bukan kehendak-Ku’ melainkan kehendak-Mulah yang terjadi (22:42). Meskipun Yesus dengan jujur mendoakan perasaanNya, namun Ia dengan cepat menahan diri dan menundukan diriNya dihadapan kehendak Bapa yang sempurna.
 

Bapak, ibu jemaat Tuhan…
Di Taman Getsemani, Yesus mengajarkan kita untuk berdoa, memberikan contoh bagi kita apa artinya bersikap transparan dan jujur di hadapan Allah sambil terus menerus menyerahkan kehendak kita kepadaNya. Meskipun kita tidak selalu memahami jalan Tuhan dan kehendakNya. Kehendak Tuhan seringkali merupakan jalan tersulit bagi  kita dalam jangka pendek, namun selalu menghasilkan berkat yang besar dalam jangka panjang jika kita taat.
Tetapi kita melihat apa yang dilakukan oleh para murid ditengah rasa dukacita mereka ? mereka tertidur. Bukan dengan doa seperti yang Yesus sampaikan untuk mereka lakukan, tetapi dengan tertidur. Mungkinkah mereka berpikir bahwa dengan tidur maka segala beban dukacita yang mereka rasa akan hilang, ataukan memang mereka begitu mengantuk pada malam itu.  Bahkan kalau kita lihat pada ayat 26 Yesus kembali mengingatkan hal yang sama berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; berdolah kepada Tuhan Bapamu agar dalam hari-hari sulit yang akan datang kamu tidak akan tergoda untuk menyangkal dan meninggalkan Aku. Itulah pilihannya, berdoa atau masuk dalam pencobaan. Jika kita ingin mengatasi cobaan dan godaan yang menimpa kita, kita harus belajar dari Tuhan kita, bagaimana berdoa  sebagaimana Dia berdoa.

Penerapan

Saya tidak tahu, jalan yang kita lalui masing-masing, jemaat Tuhan sekalian… Tetapi  saya tahu bahwa kehidupan orang-orang percaya adalah mengenal duka dan duka. Dunia ini penuh dengan penderitaan dan kita semua mengerang karenanya. Setiap saat kita dihadapkan pada berbagai ujian dan godaan, baik yang disebabkan oleh dunia, kedagingan dan Iblis. Iblis menggunakan cobaan yang kita hadapi untuk menjatuhkan kita, tetapi Tuhan ingin menggunakanya untuk menguatakan dan meneguhkan kita. Setiap cobaan yang kita hadapi bisa jadi merupakan ujian keimanan kita untuk memurnikan kita, memperkuat iman kita, memperdalam kasih kita kepadaNya dan mengajari kita untuk mentaatiNya apapun resikonya, atau bisa juga merupakan sebuh  sebuah godaan yang bisa membuat iman kita gagal, tergantung bagaiman kita menyikapinya.

Yesus memperingatkan para murid dua kali untuk berdoa agar mereka tidak masuuk  ke dalam pencobaan, Namun mereka buta terhadap bahaya nyata yang segera datang sehingga mereka gagal berdoa. Doa memberi kita kesempatan untuk meminta Tuhan mengingatkankita akan kelemahan kita dan menguatkan kita dalam segala pencobaan dan pergumulan hidup yang kita alami.  Kita harus memandang doa bukan sebagai kewajiban yang harus dilakukan tetapi sebagai hubungan dengan Tuhan yang harus dikembangkan. Tujuan dari doa kita seharusnya bukan untuk membuat Tuhan memperbaiki masalah kita; tujuan dari waktu berdoa kita seharusnya adalah untuk mengenal dan mengasihi Tuhan dengan lebih penuh.

Akhirnya ingatlah bahwa Doa Senjata Menghadapi Pencobaan
- Amatilah penderitaan Yesus, yang berdoa pada saat-saat sulit
- Ikutilah teladan Yesus, dan berdoalan pada saat-saat sulit
- Percayalah pada kedaulatan Yesus yang dapat mengendalikan masa-masa sulit kehidupan kita. Amin

Semoga Menjadi Berkat :)

(Sumber : Tafsiran Alkitab Injil Lukas-Dr. B.J. Boland; Pedoman Penafsiran Alkitan Injil Lukas- ‘adaptasi’ M.K. Sembiring, Buku Pegangan Pelayanan Ibadah Tahun 2024 GKI Di Tanah Papua)
 

Share:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Khotbah & Renungan

Roma 12 : 1 - 8 "Persembahan Yang Benar"

 "Kesehatian Dalam Persembahan Tubuh & Karunia Pelayanan" Bacaan : Roma 12 : 1 - 8                                            ...

Postingan Terbaru