Blog ini berisi Khotbah dan Renungan Kristen yang dapat menolong saudara-saudara dalam mempersiapkan diri saat memimpin ibadah persekutuan. Baik ibadah jemaat maupun unsur-unsur PKB, PW, PAM dan PAR. Bahan ini semoga dapat menolong dan menjadi referensi bagi saudara-saudara. Tuhan Yesus memberkati kita semua....

Renungan Dan Khotbah

  • Kumpulan Khotbah Dan Renungan

    Blog ini menolong kalian sobat Inspirasi Kristen Dalam Mempersiapkan Bahan Khotbah dan juga Renungan serta berbagai Kreatifitas dan Games menarik yang dapat dipakai dalam setiap pelayanan

Mimpi Firaun & Yusuf Di Mesir Sebagai Penguasa - Kejadian 41:1-57

 MIMPI FIRAUN - YUSUF DI MESIR SEBAGAI PENGUASA

Bahan Bacaan : Kejadian 41:1-57

(Dokumentasi Dekor Urusan P2J bersama Panitian HBG Jemaat GKI Sion Kampung Harapan)

Jemaat yang diberkati Tuhan Syalom...

Pembacaan kita hari ini, Yusuf adalah putra ke-11 dari Yakub, anak pertama yang diperolehnya dari Rahel. Ia lahir di kota Haran. Nama Yusuf berarti “Kiranya ditambahkan-Nya anak laki” bagiku”. Kita tahu bahwa Yakub sangat menyayangi Yusuf, lebih dari saudara-saudaranya yang lain, karena Yusuf lahir dari Rahel, istri kesayangannya, tetapi juga karena Ia lahir pada masa tua Yakub”. Karena itu ada momen dimana Yusuf ini diberikan jubah warna-warni khusus dari ayahnya, yang membuat semua saudara-saudaranya menjadi tidak suka kepadanya. Sebelum Kejadian  Pasal 41, Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya kepada pedagang Midian yang kemudian membawanya ke Mesir. Yusuf mengalami berbagai peristiwa yang sulit, termasuk difitnah oleh istri Potifar dan dipenjarakan. Meskipun demikian, Yusuf tetap setia kepada Tuhan, dan Tuhan menyertainya dalam segala situasi. Ketika ia bekerja sebagai budak, di rumah Potifar kepala pengawal raja, ia melakukan pekerjaannya dengan baik, bahkan ketika digoda oleh istri Potifar pun, Yusuf menolak yang akhirnya membawa dia ke penjara.

Waktu Yusuf di penjara Ia menafsirkan mimpi juru minuman dan juru roti Firaun. Tafsirannya terbukti benar, mereka lalu membuat kesepakatan dan juru minuman akhirnya mengingat Yusuf ketika Firaun mengalami mimpi yang tidak dapat ditafsirkan oleh orang bijak atau ahli nujum yang ada di Mesir. Walaupun ini terjadi setelah 2 tahun dari waktu dimana ia dibebaskan. Sebuah ironi; Yusuf dimampukan Tuhan untuk menyampaikan apa yang akan terjadi dimasa depan, melalui mimpi orang lain, tetapi dia sendiri tidak tahu masa depannya. 2 tahun adalah waktu yang sangat lama bagi siapa pun terutama dipenjara; apalagi jika kita berada disana karena ketidakadilan dan tunduhan palsu padahal kita sama sekali tidak melakukan kesalahan.Tetapi ia memiliki kepercayaan yang tiada habis kepada Tuhan; itu terbukti dalam pengakuannya ketika Ia berbicara dengan Firaun. Kita mungkin bertanya-tanya, apa yang membuat Yusuf dia mampu bertahan ? karena Ia menyadari bahwa dalam segala sesuatu yang ia alami, Allah tetap menyertainya. Saat dijual sebagai budak, dirumah potifar 39:3 – Tuhan membuat menyertai dan membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya. Ketika Ia dimasukan kepenjara karena tuduhan, 39:21 – Tuhan menyertainya dan melimpahkan kasih setiaNya sehingga Yusuf menjadi kesayangan kepala penjara.

Kita perhatikan disini, bahwa terkadang segala hal bahkan yang mungkin tidak kita inginkan, Tuhan ijinkan terjadi didalam kehidupan kita. Tapi bukan dengan maksud bahwa kejadian tersebut menghancurkan kita, tetapi justru melalui peristiwa atau pada saat-saat seperi itulah, kemudian Tuhan menyatakan kasihNya, pemeliharaanNya serta penyertaanNya. Dalam berbagai bentuk, dalam berbagai hal. Seperti sebuah lagu yang mungkin kita tahu dalam kidung jemaat, yang syair nya begini “Suka duka dipakaiNya untuk kebaikan ku”. Hanya saja, terkadang dalam penantian-penatian kita akan waktu dimana Allah bertindak untuk menyelamatkan kita, kalau menunggu sampai su terlalu lama, yhaaa sebagai manusia kita pasti mulai bosan dan tidak dapat lagi menunggu terlalu lama, kita mulai mengeluh, kita mulai komplain dan bertanya-tanya pada Tuhan. 2 Tahun kemudian Firaun mendapat mimpi. Dan inilah waktu yang ditetapkan Allah. Mengapa saya katakana inilah waktu yang ditetapkan Allah. Karena Allah sendiri yang memberikan mimpi itu kepada Firaun. Ini kasusnya mirip seperti ketika Allah memberikannya juga kepada raja Nabukadnezar dan Daniel yang ditetapkan Allah untuk menafsirkan mimpinya itu. Hanya bedanya kalau nebukadnezar tidak mau menceritakan apa yang menjadi mimpinya, tetapi Firau dalam ay. 8 memanggil semua orang berilmu di Mesir dan menceritakan mimpinya kepada mereka, tetapi tidak ada yang dapat mengartikannya. Padahal para penyihir biasanya terdapat di Mesir, orang-orang pintar atau mereka menyebutnya orang berhikmat/berilmu, tukang tenung dan itu sangat terkenal (Kel.7:11;8:7;9:11) dst….. Tetapi tidak ada satu orang pun yang bisa menjelaskan arti mimpi Firaun. Kedua mimpi yang dijelaskan pada ayat 1 – 7, ini sangat menggelisahkan hati Firaun.
 

7 ekor lembuk yang gemuk keluar dari sungai Nil – memakan rumput; kemudian keluar lagi 7 ekor lembu yang kurus dari sungai Nil dan memakan 7 ekor lembuk gemuk tadi. Lalu 7  bulir gandum yang baik ditelan 7 bulir gandum yang kurus dan layu. Dan Allah telah memilih Yusuf untuk mengartikan mimpi itu bagi Firaun. Segala kemampuan, ilmu dan kehebatan yang dimiliki orang-orang pintar di Mesir tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan hikmat yang diberikan Allah kepada orang pilihanNya. Maka inilah hal yang harus kita tentang mimpi. Ketika Tuhan memberikan seorang mimpi, dia tidak akan meninggalkan mereka dalam pertanyaan tentang apa arti mimpi itu. seperti 2 contoh yang telah saya sebutkan tadi, semua mimpi ini diberikan oleh Tuhan adalah untuk menyampaikan informasi penting yang Tuhan ingin mereka ketahui dan Tuhan ingin mereka mengerti. Tuhan tidak memberikan mimpi untuk membingungkan orang. Dan pada bagian ini kita akan melihat, Tuhan memberikan arti mimpi itu kepada Yusuf, mengapa ?   karena Tuhan ingin Firaun mengetahui informasi itu. Mimpi itu tidak dimaksudkan untuk mejadi misteri yang membuat Firaun menjadi gelisah, dan merasa kebingungan sampai frustasi/stress. Karena itulah Yusuf hadir dan menjelaskan arti mimpi itu bahwa akan ada tujuh tahun kelimpahan dan diikuti oleh tujuh tahun kelaparan. Tahun-tahun kelaparan akan sangat buruk sehingga tahun-tahun yang baik akan terlupakan (Ay.25-32). Hal yang disampaikan Yusuf memberikan pengetahuan kepada Firaun , memberitahunya apa yang akan terjadi , seperti yang terungkap dalam mimpi yang merupakan pesan dari Tuhan serta apa yang harus dilakukan oleh Firaun sebagai jawaban dari mimpinya itu. Kisah Yusuf menyoroti tema pemeliharaan Allah yang nyata. Meskipun Yusuf mengalami banyak penderitaan, Tuhan menggunakan situasi tersebut untuk tujuan yang lebih besar, yaitu menyelamatkan banyak orang dari kelaparan dan mengangkat Yusuf ke posisi berkuasa. Kini dalam penyertaan dan rencana Allah, keadaan Yusuf dipulihkan.

• Ia kini menjadi orang penting di Mesir setelah Firaun, kita lihat bagaimana kekuasaan itu diberikan kepada Yusuf (pada Ay. 41-45)
• Ia diberikan nama baru; diberikan juga sebagai isterinya putri imam agung yaitu Asnat – yang nanti dari istri ini kemudian mereka memiliki 2 anak yaitu Manasye dan Efraim.
• Bahkan dalam kepemimpinan dan kekuasaanNya itu Yusuf mengatur segalanya, sampai kepada masa 7 tahun masa kelimpahan, dan 7 tahun kemudian masa kelaparan terjadi.

Penerapan
Jemaat sekalian, bagian yang kemudian hendak kita belajar bersama dari Firman Tuhan dihari ini bahwa :
• Kehidupan masa depan, tidak ditentukan oleh karena ramalan manusia atau guru-guru sihir palsu, atau bahkan juga kita sendiri tetapi ditentukan oleh Tuhan dengan pasti sesuai dengan janjiNya untuk mendatangkan kebaikan bagi umat kepunyaanNya. Kejadian 41:1-57 menunjukan Allah sedang bekerja di dalam kehidupan Yusuf tapi juga Firaun, untuk mengendalikan masa depan bangsa-bangsa dan menyediakan tempat bagi umat pilihanNya; dalam hal ini pemeliharaan Yakub sekeluarga di masa kelaparan. Semua bangsa tunduk pada campur tangan Allah dan penguasaanNya. Adakalanya Tuhan ingin mengajar kita untuk bersabar dalam menantikan waktu yang ditetapkan-Nya untuk memberikan berkat kepada kita. Penangguhan kebebasan Yusuf ini baru terjadi setelah dua tahun lamanya. Yusuf tetap berada di penjara sampai FirmanNya genap. Kita perlu belajar bersabar, bukan sekedar kesabaran dalam bertahan, melainkan juga dalam menanti saat itu tiba, meskipun tampaknya berlambat-lambat. Waktu Allah memberi kelegaan kepada umatNya, akhirnya akan terbukti  sebagai waktu yang paling tepat.

• Masa penantian bukan masa yang sia-sia; atau membuang-buang waktu. Apabila kita menanti-nantikan Tuhan, sesungguhnya kita sedang membuka diri selebar-lebarnya bagi karya Allah di dalam hidup kita. Dalam penantian kita berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan. Mengimani setiap rencana dan rancanganNya. Adakalanya Tuhan ingin mengajarkan kita untuk bersabar dalam menantikan waktu yang telah ditetapkan olehNya untuk memberikan berkat kepada kita, ketika segala sesuatu dalam hidup kita  berjalan tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Bagian ini mengingatkan kita kembali pada bacaan kita diminggu yang lalu, saat masalah, tantangan, pergumulan itu datang, para murid menanggapinya dengan berdoa di dalam persekutuan, sebab mereka tahu dan meyakini bahwa hanya Tuhan sajalah yang dapat menolong mereka, ditengah situasi yang sedang mereka alami. Karena kita mungkin tidak bisa selalu mengandalkan orang lain. (Sekali kalau kita minta tolong, mungkin mereka bisa cepat membantu, tapi kalau itu terjadi terus menerus atau berulang, mereka mungkin akan merasa bosan); lalu saat kita mau minta tolong lagi sudah malu dsb. Kita tidak bisa selalu mengandalakan orang lain, tetapi kita bisa selalu mengandalkan Tuhan; namun ketika kita mengandalakan Tuhan –  tantangannya adalah menanti Tuhan bertindak didalam waktu dan jalanNya. Dan waktu seringkali terasa begitu lama saat kita sedang menantikan sesuatu. Dalam hal ini, kesabaran kita dalam penantian kepada Tuhan ada 2 hal : Pertama : Mempercayai Tuhan, bahwa Dia benar-benar mengetahui & peduli dengan situasi kita. Kedua : Menunggu/menanti Tuhan sampai Dia bertindak memperbaiki situasi atau menunjukan tindakan apa yang harus di ambil. Bagaikan tujuh tahun hidup dalam kesusahan dan Tuhan mengubah tujuh tahun lagi menjadi masa bahagia dari janji Tuhan bagi kita. Ketika Tuhan turun tangan dan bertindak, Dia bertindak melampaui harapan kita. Sebagaimana Ia memulihkan keadaan yang dialami oleh Yusuf.

• Bagian yang terakhir,
Perjalanan hidup Yusuf, nampaknya seperti musim kehidupan kita hari ini.
- Ada saatnya hujan turun begitu lebat, tetapi kemudian kekeringan terjadi
- Ada saat dimana semua tumbuhan bersemi tetapi kemudian mulaii beguguran.
- Ada saat dimana kita mengalami dan merasakan betapa berkat Tuhan mengalir di dalam kehidup kita, saat-saat dimana semua yang kita lakukan dan kerjakan berhasil, saat semua yang kita inginkan kita dapatkan. Kemudian terjadi, dan kita mengalami saat-saat dimana  pekerjaan kita kacau, rumah tangga kita berantakan, anak-anak hidup dalam ketidakaturan, pergumulan dengan kesehatan kita, kehilangan orang-orang yang kita kasihi. Seperti semua terjadi diluar kendali dan kuasa kita. Namun bagian Firman Tuhan ini, mengingatkan dan menguatkan kita. Bahwa percayalah penyertaan Tuhan selalu ada. Segala yang terjadi dalam kehidupan kita, dapat menjadi cara yang dipakai Tuhan untuk membawa kita semakin dekat kepadaNya. Seperti yang telah saya sampaikan tadi. Kita perlu belajar bersabar, bukan sekedar kesabaran dalam bertahan, melainkan juga dalam menanti saat itu tiba, meskipun tampaknya berlambat-lambat. Waktu Allah memberi kelegaan kepada umatNya, akhirnya akan terbukti  sebagai waktu yang paling tepat.Seperti kata Firman Tuhan dalam kita Pengkhotbah 3:11 “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya” Amin

 

Semoga Menjadi Berkat Bagi Kita Semua :)

Share:

Khotbah Kebangkitan Yesus - Lukas 23:56b-24:1-12

(Dokumentasi Pawai Obor Jemaat GKI Harapan Abe Tahun 2018)   

 KEMENANGAN ATAS KEMATIAN DI DALAM KEBANGKITAN YESUS

(Lukas 23:56b-24:1-12)

Latar Belakang

Peristiwa ini merupakan kelanjutan, setelah Yesus disalibkan, lalu mati dan dikuburkan. Para perempuan-perempuan yang selalu mengikutiNya dari Galilea, mereka juga turut ikut untuk melihat kubur Yesus dan bagaimana mayatNya dibaringkan. Dan karena  rasa kasih mereka kepada Tuhan, maka setelah mereka pulang, mereka menyiapkan rempah-rempah dan minyak mur. Tetapi karena hari itu adalah hari persiapan dan sabat hampir mulai (ay. 23), maka mereka tidak dapat melanjutkan tindakan tersebut dan mereka beristirahat menurut hukum Taurat. Sehingga pada bagian berikutnya mereka pergi pada pagi-pagi sekali untuk melanjutkan apa yang tidak sempat mereka lakukan.

PenjelasanTeks

Dikatakan bahwa para perempuan-perempuan ini datang ke kubur membawa rempah-rempah yang telah mereka siapkan, dengan tujuan untuk merempahi tubuh Yesus. Ini artinya apa? para perempuan ini sadar bahwa Yesus masih ada di dalam kubur, dengan badan yang terbungkus, lalu terbaring kaku, Yesus yang telah meninggalkan mereka semua dalam kematianNya di kayu salib. Sebab apa yang hendak dilakukan oleh para perempuan ini adalah sebuah tradisi pemakaman Yahudi untuk mengurapi jenazah, menghormati  orang yang meninggal. Jadi tujuan kedatangan mereka sama sekali tidak berkaitan dengan kebangkitan Yesus, sebab itu terlihat dari tujuan mereka ke kubur Yesus. Bahkan dalam Injil lain mereka sempat saling bertanya satu dengan yang lain, tentang siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi mereka dari pitu kubur. Kondisi yang para perempuan ini temukan saat tiba adalah batu sudah terguling atau pintu ke dalam kubur itu sudah terbuka dan mayat Yesus tidak ada didalamnya. Perempuan-perempuan itu begitu terkejut, mereka bingung, heran dengan apa yang terjadi. Mereka masih berduka karena kematian Yesus, mereka sedih dengan tragedi Golgota dan kini mereka bingung dengan kenyataan di Makam Yesus. Segala pikiran yang bercampur aduk itu membuat mereka tidak mengingat dan menyadari tentang apa yang pernah Yesus katakan bahwa Ia akan bangkit pada hari ketiga. Malaikat hadir dan menjawab segala kebingungan mereka “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup di antara orang mati? Ia tidak ada disini, Ia telah bangkit. Malaikat itu mengingatkan mereka kembali tentang apa yang pernah Yesus sampaikan. Mereka kembali pulang unutuk menyaksikan peristiwa tersebut, tetapi bagi para murid itu hanyalah omong kosong, para murid yang lain tidak percaya. Petrus ingin memastikan sendiri apa yang terjadi sehingga ia pergi kesana, tetapi kemudian ia pulang dengan perasaan yang penuh dengan tanda tanya, apa gerangan yang sedang terjadi.

Penerapan

Lihatlah bahwa kubur telah kosong, bukan karena Tuhan di ambil orang, tetapi karena Ia telah bangkit, bukan karena Ia tidak berdaya dalam kematian melainkan karena Ia bangkit dan hidup. Peristiwa kebangkitan Yesus adalah pusat dan inti iman Kristen. Bagian ini menggaris bawahi kemenangan Yesus atas kematian dan memberikan harapan akan kehidupan kekal bagi umat manusia. Kebangitan Yesus menunjukan bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya, tetapi ada kehidupan kekal setelahnya. Tuhan sudah menang atas kematian, Ia menang atas kuasa maut. Dan kuasa kebangkitan itu berlaku dalam hidup kita. Ini menjadi bukit bagi semua nubuatan PL tetapi juga apa yang disampaikan Yesus, bahwa apa yang disaksikan Alkitab bagi kita bukanlah sebuah berita bohong atau omong kosong belaka seperti yang dikatakan para murid yang lain. Mungkin kita pernah ragu akan janji Tuhan, akan FirmanNya, mungkin terkadang kita juga sangat mirip dengan para perempuan ini. Kita perlu pengingat. Tuhan telah menjanjikan kita begitu banyak janji di dalam kasih dan setiaNya, namun kita cenderung lupa. Inilah salah satu alasan mengapa Tuhan terus mengingatkan kita dangan FirmanNya agar kita tidak lupa bahwa Yesus Tuhan kita adalah Tuhan yang menang atas kuasa maut. Hiduplah sebagai orang-orang pemenang yang telah dimenangkan Yesus dari kutuk dosa dan maut, hidup yang dibaharui sebagai orang-orang yang telah diselamatkan. Ini menjadi jaminan dan pengharapan hidup kita di dunia ini. Seperti sebuah pujian sekolah minggu “Sebab Dia hidup, ada hari esok. Sebab Dia hidup ku tak gentar. Karena ku tahu Dia pegang hari esok, hidup jadi berarti sebab Dia hidup” Amin

 

Semoga menjadi berkat :)



Share:

Khotbah Jumat Agung - Lukas 23:26-49


 

(Dokumentasi Camping Paskah GKI Harapan Abe Tahun 2018)

 "JALAN DERITA BAGI KEBAIKAN MANUSIA"

Bahan Bacaan : Lukas 23:26-49

Pengantar

Bapak/Ibu…
Saudara.i jemaat Tuhan, syalom…
Di dalam dunia ini, kita kenal banyak sekali jalan. Ada jalan utama/jalan raya, dengan begitu banyak sebutan nama-namanya, jln. Merdeka, jln. pemuda, jln. samratulangi, dst… kita juga mengenai jalan potong (biar lebih cepat tidak putar jauh). Di antara jalan-jalan ini, ada yang menyenangkan tapi ada juga jalan yang tidak menyenangkan. Dan jujur atau harus kita akui bahwa, seringkali kita manusia menginginkan jalan yang gampang, mudah dan tidak merepotkan, kalaupun jalan itu sulit dan susah maka kita akan mencari jalan lain yang lebih bagus. Apalagi kalau jalan itu tidak aspal baik, penuh lubang, kalau hujan itu becek minta ampun genangan air dimana-mana. Kalau jalan itu mau ke pasar karang mungkin kita bisa pilih mau putar dari jalan sana kah, dari jalan kodim dan depan sion tadi. Tapi bagaimana kalau jalan itu,adalah satu-satunya jalan menuju rumah kita… yhaa mau tidak mau harus tetap situ, biar lagi sakit hati dengan de pu jalan, tetapi tetap lewat saja… yah kalau tidak kn tidak bisa sampe rumah to ? Jalan itu harus tetap di ambil, supaya dapat sampai ke tempat atau tujuan yang kita inginkan.

Kehadiran Yesus dalam dunia ini, dengan jalan yang dinyatakan Bapa di sorga, bukanlah melalui sebuah proses jalan yang gampang dan mudah untuk dilalui. Yang selalu kita sebut dengan Jalan Penderitaan – atau Jalan Kesengsaran.Pada minggu lalu, kita sampai kepada Yesus yang ditangkap oleh imam-imam kepala, dengan pengawal dibawah pimpin muridnya yaitu Yudas. Disinilah, dimana jalan penderitaan itu dimulai.

Ia dibawa kehadapan Mahkama Agung, dibawah kepada Pilatus, lalu kepada Herodes untuk diadili atas berbagai macam tuduhan kejahatan yang tidak pernah Ia lakukan, mereka mengolok-olok Dia, mengejekNya, bahkan mempermainkan Dia(22:63). Ia dituduh, Ia dihina, kalau di ayat. 11 Lukas pakai istilh mengolok-olok dan menista. Artinya kehormatannya sebagai Tuhan dipermainkan, menjadi bahan ejekan dan candaan, seperti seeorang yang tidak memiliki harga diri, Yesus dihadapan mereka semua.
Sampai kepada saat dimana Pilatus mengambulkan permintaan banyak orang yang berteriak pada saat itu, yang meminta agar Ia disalibkan dan dihukum mati. Tindakan pertama bagi seorang yang akan disalibkan adalah dia disesah. Kita sudah melihat bagaimana penderitaan Yesus. Alat yang digunakan sangat mengerikan, ujungnya dari cemeti, dari potongan-potongan tulang dan besi, begitu dihujam ke punggung, ke tangan, dan ditarik, dagingnya akan tercabik keluar. Itu harus dilakukan sebanyak 39 kali dan banyak orang yang mengalami seperti ini, pada akhirnya mati sebelum disalibkan. Yesaya menggambarkan bagaimana keadaan Yesus pada waktu itu "Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” (Yesaya 53:4-5).


Penjelasan Teks

Kemudian mereka yang akan disalibkan itu dipaksa untuk memikul salib melintasi kota menuju tempat penyaliban. Yesus jatuh bangun saat memikul salib, sehingga darah-Nya keluar begitu banyak sampai Dia tidak kuat lagi. Karena itu mereka menahan Simon dari Kirene untuk memikul  Salib Yesus. Perempuan-perempuan yang mengikutiNya menangis, mereka tidak dapat menahan kesedihan melihat bagaimana Yesus diperlakukan. Mereka menangisi sakit yang ia derita. Sesampainya di Bukit Golgota, Bukit Tengkorak, Yesus mulai disalibkan. Paku dihantam ke kaki dan tangan Yesus, betapa sakitnya Yesus pada waktu itu. Rasa sakit yang luar biasa akibat cairan yang mulai menekan jantung, membuat Tuhan Yesus berlumuran darah. Dia ditonton oleh banyak orang dan itu tidak cukup bagiNya. Semua orang yang melewati-Nya menghujat Yesus, para prajurit mempermainkan Yesus dengan membagi pakaianNya, memberinya anggur asam. Imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, tua-tua, semua menghujat Tuhan Yesus. Bahkan satu dari penyamun yang ada di sebelah Tuhan Yesus juga ikut menghujatNya.

Bapak/Ibu. Jemaat Tuhan kita bisa bayangkan ?
Bagaimana jika semua yang ditanggung Yesus, ditimpahkan kepada kita ?
Sanggupkah kita menaggungNya ? Ia disiksa sepanjang jalan, dengan mendengar cacian, makian dan hinaan, Ia berjalan memikul salib, paku dikedua tangan dan kaki menahan beban tubuhNya, dalam kesakitannya ia merasa haus, begitu banyak cairan yang keluar dari tubuhNya, mereka memberiNya anggur asam, mereka menikam lambungNya. Namun apa yang Yesus katakan “ Ya BapaKu, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”. Yesus terengah-engah, dan dengan suara nyaring Ia berseru "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.” (Lukas 23:46). Seketika itu kegelapan meliputi daerah itu selama 3 jam, tabir bait suci terbelah dan kepala pasukan yang melihat segala yang terjadi lalu mereka berkata "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah." (Matius 27:54)

Penerapan 

Siapa diantara kita yang hari ini siap untuk mengambil jalan penderitaan sebagaimana Yesus ? Ada ? Kita tidak siap untuk mengalamiNya, tetapi kita selalu siap untuk berkompromi dengan kejahatan dosa. Lain kali, ketika kita dihadapkan pada godaan untuk berbuat dosa, mari kita berhenti sejenak dan merenungkan berbagai penderitaan yang dialami Tuhan kita di kayu salib saat Ia mencurahkan darah-Nya untuk menebus kita. Mengapa Yesus mau menanggung semua itu ? mengapa Ia mau menanggung semua penderitan ? Mengapa Ia rela sampai mati di salib ? Peringatan di Eden adalah, “Pada hari kamu memakannya (pohon terlarang) kamu pasti mati” ( Kejadian 2:17 ). Kematian rohani datang dengan segera, kematian jasmani datang bersamaan dengan kefanaan, dan kematian kekal akan menjadi akibat akhir bagi semua orang, jika Allah tidak mengutus AnakNya Yesus Kristus bagi kita. Via Dolorosa atau jalan peneritaan memiliki makna yang mendalam di hati umat Kristen atau kita orang-orang percaya, karena “jalan” yang dianggap paling hina itu harus ditempuh oleh Tuhan Yesus demi menyelamatkan umat manusia dari kuasa dosa. Sungguh sebuah pengorbanan yang tak ternilai harganya. Demi cintanya akan manusia, Tuhan rela mengorbankan nyawaNya. Namun, oleh bilur-bilurnya, manusia beroleh pengampunan dan pembebasan dari hukuman maut. Paskah tanpa via dolorosa dan pengorbanan Yesus adalah sia-sia. Karena itu, setiap kali kita memperingati Paskah, kita selalu diingatkan bahwa betapa berharganya manusia di mata Tuhan sampai Ia yang Maha Kudus itu rela mengorbankan Nyawa demi penebusan manusia dari kuasa dosa. 

Yesus pernah mengalami penderitaan sampai darah-Nya tercurah, Dia pernah diolok-olok dan mendapat hinaan dari semua orang. Yesus pernah dibelenggu, maka Dia bisa membebaskan kita yang terbelenggu. Walaupun kita rajin ke gereja dan kelihatannya sudah bersungguh-sungguh dengan Tuhan, tetapi kehidupan kita masih terbelenggu dengan: rokok, narkoba, kebiasan buruk menonton film porno, sakit hati dsb. Tuhan Yesus mampu dan mau membebaskan kita dari belenggu itu dan menanggung semua itu. Karena itu mari kita tinggalkan semua itu, dengan menghargai setiap pengorbananNya bagi kita.

Yesus pernah menanggung beban yang begitu berat yaitu salib, sebagai pengganti beban berat kita. Adakah diantara Saudara yang menanggung beban berat hari ini? Mungkin itu dalam keluarga, masalah kesehatan, pekerjaan, pelayanan, tetapi Tuhan Yesus pernah berkata “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28). Datanglah kepada Tuhan Yesus, Dia telah menaggung semua ini supaya Saudara dan saya disegarkan.

Yesus telah menunjukkan jalan yang seharusnya dilalui oleh seorang manusia yang hidup sungguh-sungguh di dalam Tuhan. Melalui ketaatan Yesus sampai mati di kayu salib, sehingga kita manusia memperoleh pengampunan dihadapan Tuhan. Kasih Kristus yang telah menyelamatkan kita seharusnya membuat kita sadar diri. Seharusnya membuat kita tertunduk malu di  hadapanNya. Tidak sepantasnya kita menjadi sombong dan angkuh dengan segala kelebihan dan kehebatan kita didunia ini. Hiduplah dengan menghargai setiap penderitaan dan pengorbanan Yesus bagi kita. Hiduplah sebagai orang-orang yang bersyukur karena telah di tebus dan diselamatkan. Amin

Semoga Menjadi Berkat :)

Share:

Yesus Di Tangkap - Lukas 22:39-53

 

YESUS DI TANGKAP

Bacaan : Lukas 22:39 - 53

Tema " Doa Senjata Menghadapi Pencobaan" (Bagian II

 

Lukas 22:47-53 memberitakan tentang penangkapan Yesus. Penangkapan Yesus terjadi pada waktu malam. Ketika Yesus berada di taman Getsemani, Yesus berdoa : Ya BapaKu, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari padaKu; tetapi bukanlah kehendakKu, melainkan kehendakMulah yang terjadi (Luk.22:39-42). Sebagai manusia Yesus rasanya tak sanggup menerima cawan penderitaan itu, tapi Dia lebih taat pada kehendak dan rencana Bapa dari pada kehendakNya sendiri. Ketika Yesus sedang berbicara, datanglah serombongan orang; di dalamnya ada imam-imam kepala, kepala-kepala pengawal Bait Allah dan tua-tua orang Yahudi, Yudas berjalan di depan, sebagai tanda dia yang memimpin rombangan itu, mereka datang untuk menangkap Yesus.

Proses penangkapan ini telah direncanakan, dirundingkan dengan matang dan telah disepakati akan diberi tanda oleh Yudas, “Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia” (Matius 26:48b). Ketika berjumpa dengan Yesus, Yudas mendekati dan menciumNya, Yesus berkata : “Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?”. Ciuman yang biasanya merupakan tanda hormat, tanda persahabatan, tanda kasih sayang, kini berubah menjadi tanda kejahatan, tanda kemunafikan dan pengkhianatan yang dilakukan Yudas kepada Yesus. Ketika mereka akan menangkap Yesus sesuai tanda yang diberitahukan oleh Yudas, Para murid yang bersama dengan Yesus bereaksi ingin membela Yesus dengan mengatakan : “Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?.

Para murid yang lain tidak mau seperti Yudas yang mengkhianati Yesus, mereka mau membela Yesus dan melawan, menyerang orang-orang yang akan menangkap Yesus, tapi mereka mengambil tindakan sendiri, tanpa menunggu perintah dari Yesus, apakah boleh menyerang atau tidak. Namun seorang di anatata mereka tidak sabar, tidak dapat menahan emosi yaitu Simon Petrus, ia menyerang hamba Imam Besar Malkhus sehingga putus telinga kanannya (ay.50, Yoh.18:10). Tapi kemudian kita melihat, Yesus tidak mengizinkan kekerasan diselesaikan dengan kekerasan, karena itu Yesus katakan : Sudahlah itu, hentikan itu. Yesus mengajarkan bahwa kekerasan, kejahatan harus diselesaikan dengan kasih, IA menjamah dan menyembuhkan telinga orang itu (ay.51). Ditengah keadaan seperti itu Yesus masih melakukan pelayanan kasih menyembuhkan  orang yang datang untuk menangkap dan akan membunuh Yesus.

Penerapan
Pengkhianatan Yudas telah sampai pada puncaknya ketika Ia membawa para imam-imam kepala, kepala-kepala pengawal Bait Allah dan tua-tua orang Yahudi untuk menangkap Yesus. Tanda yang ditunjukannya adalah sebuah ciuman, sebuah tanda cinta kasih menjadi tanda pengkhianatan. Para murid yang lain pun bertindak gegabah dalam dengan melawan. Mereka hendak menunjukan sikap membela sang guru. Tetapi Yesus menunjukan sebuah sikap yang begitu luar biasa, dalam situasi itu Ia mengajarkan tentang hal kasih dan mengampuni bagi murid-muridNya tetapi juga bagi kita orang percaya. Seorang pemenang adalah yang menghadapi pencobaan dengan kasih. Dalam saat-saat krisis dan ujian,kita harus berpegang teguh pada pengajaran dan contoh hidup Yesus Kristus. Meskipun Yesus dihadapkan pada pengkhianatan, penangkapan dan penderitaan, Dia tetap setia pada kebenaran dan kasih Allah. Hal ini mengingatkan kita untuk mempertahankan iman dan integritas kita sebagai orang-orang percaya dalam segala situasi.
Efesus 5:2 “Dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.” Amin

Semoga Menjadi Berkat Bagi Kita Semua :)

Share:

Doa Senjata Menghadapi Pencobaan - Lukas 22:39-53

 DI TAMAN GETSEMANI

Bacaan Lukas 22:39-53

Tema : Doa Senjata Menghadapi Pencobaan (Bagian I)

 

Pengantar
Bapak/ibu saudara/i, jemaat Tuhan…
Tema khotbah dalam minggu Sengsara ke-VII ini hadir sebagai refleksi dari bacaan kita Injil Lukas 22:39-53. Kita masuk pada saat-saat dimana Yesus hendak di tangkap sebagai awal penderitaanNya, tetapi juga merupakan kelanjutan dari pembacaan kita minggu kemarin.

Penjelasan Teks
Jemaat Tuhan sekalian ? pernahkah kita berdoa untuk pergumulan atau beban hidup yang begitu berat ? Bagaimana saat-saat doa kita itu ? penuh air mata, kehancuran hati dihadapan Tuhan….. Dalam bacaan ini sesudah perjamuan, pergilah Yesus bersama-sama dengan para muridNya ke bukit Zaitun. Bukit ini terletak disebelah Timur kota Yerusalem, diseberang Lembah Kidron. Yesus menyebrangi  sungai Kidron, menuju Taman Getsemani yang terletak di kaki  Bukit Zaitun. Getsemani artinya pemerasan minyak. Disebutkan bahwa perjalanan ke Bukit Zaitun ini dilakukan sebagaimana biasanya, ini menunjukan bahwa apa yang dilakukan oleh Yesus bersama murid-muridNya ini bukanlah sebuah aktifitas yang baru, tetapi yang sudah sering atau selalu dilakukan olehNya bersama para murid. Bagian ini tentu mengingatkan kita pada bagian Lukas 21: 37 “Pada siang hari Yesus mengajar di Bait Allah dan pada malam hari Ia keluar dan bermalam digunung yang bernama Bukit Zaitun” yang menunjukan bahwa Yesus tidak mencoba melarikan diri atau menyembunyikan diri, tetapi Ia pergi ke tempat yang juga diketahui oleh Yudas. Untuk apa mereka kesana? setelah Ia mengingatkan para muridNya, Ia menjauhkan diri, lalu berlutut dan berdoa. Yesus memulai pergumulan yang berat di Taman Getsemani.

Dalam pelayanan Yesus dari satu tempat ke tempat yang lain, tantangan dan pencobaan tidak pernah berhenti sebagai bagian kehidupan Yesus. Mulai dari kelahiranNya, pembunuhan anak diBetlehem yang membuat Maria dan Yusuf harus ke Yerusalem, bahkan ketika Ia memulai pelayananNya, Ia dicobai di 40 hari, tantangan dan ditolak terjadi dan dilakukan bangsaNya sendiri. Bahkan dalam menjalani rencana Allah agar manusia tidak binasa, Yesus harus memberi diri ada dalam penderitaan yang berat sebagai seorang manusia. Tetapi Yesus selalu menjadikan Doa sebagai senjata dan sumber kekuatan dalam menghadapi pencobaan, sebagai seorang manusia yang berserah pada Allah Bapa. Dan kita tahu bahwa bukan kali ini saja, Yesus mengambil waktu untuk menyendiri dan berdoa kepada BapaNya.

Sebelum Yesus berdoa, ia memperingatkan murid-muridNya lebih dahulu. “Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan”. Pencobaan membuat banyak orang-orang percaya termasuk para murid dapat melupakan ajaran Yesus. Yesus tahu bahwa murid-muridNya lemah iman, sehingga Ia menyarankan mereka untuk berdoa supaya mereka siap menghadapi kenyataan besar yang benar-benar akan menggoyahkan mereka.

Tidak seorang pun diantarakita yang menyukai ujian atau situasi sulit. Namun satu hal yang lebih buruk dari sebuah ujian adalah tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Siapapun kita dengan segala latar belakang yang kita miliki, status, jabatan, dan seterusnya, ujian adalah bagian kehidupan yang tak terelakan. Tidak seperti saat kita mau ikut ujian disekolah, atau ikut ujian dalam sebuah seleksi, datelinenya sudah tentu ada, tetapi ujian kehidupan sering kali terjadi tanpa peringatan.

Kapan saja itu dapat terjadi, misalnya kita adalah orang yang rajin melakukan pemeriksaan kesehatan namun suatu ketika saat pergi periksa lagi, dokter bilang ada timbul penyakit yang sangat parah pada organ ini dst… Penanganannya ialah operasi, dan beresiko gagal; atau saat kita bekerja dihari ini dengan penuh sukacita lalu tiba-tiba besoknya kita diberhentikan atau mungkin dimutasi pada bagian lain yang mungkin lebih dibawa dari jabatan kita sekarang, atau saat hp kita berbunyi dan kita mendengar kabar bahwa, orang-orang yang kita kasihi pergi meninggalkan kita. Dan masih ada begitu banyak hal yang tidak kita duga dan kita sangka dapat terjadi dalam kehidupan kita.

Lalu bagaimana kita bisa menghadapi semua ujian atau pencobaan ini ? Bagaimana kita bisa siap agar dapat bertahan serta tidak terpuruk oleh cobaan hidup ? Dalam bacaan ini, Yesus dan para murid berada diambang ujian terbesar dalam hidup mereka. Sebelum malam berakhir, Yesus akan dikhianati, ditangkap, diadili bahkan dipermainkan, menderita sampai mati dikayu salib. Para murid akan tercerai berai, takut dan bingung. Sebuah keadaan yang begitu akan menggoncangkan mereka semua. Tetapi Yesus Tuhan kita, selalu mangajarkan kita tentang bagaimana kita dapat menjalani kehidupan kita ditengan dunia ini. Dan Iaadalah Tuhan yang begitu, betapa luar biasa hebatNya. Sebab setiap apa yang Ia ajarkan, Ia melakukannya lebih dulu. Ia menjadi teladan bagi kita, supaya kita mengikuti jejakNya. Jawaban untuk sebuah situasi yang penuh kekacauan, sebuah situasi yang dapat melemahkan dan menggoyahkan iman percaya kita, sebuah situasi yang akan membuat kita ketakutan bahkan tidak berdaya adalah DOA. Dan Yesus melakukannya, Ia Berdoa. Ketika Ia meminta murid-muridNya untuk berdoa, disebutkan selanjutnya bahwa Ia menjauhkan diri dari mereka, berlutut dan berdoa. Yesus mengajarkan bahwa kita harus menjadi contoh dengan mempraktekan ajaran yang kita berikan. Di dalam doaNya Yesus katakan :“Ya Bapaku  jikalau Engkau  mau, ambillah cawan ini dari padaKu; tetapi bukanlah kehendaku melainkan kehendakMulah yang terjadi”

Yesus merasakan beratnya penderitaan dihadapan Allah, cawan murka Allah yang akan Ia minum demi kepentingan umat manusia. Maka Dia berseru dalam kesedihan dan bertanya kepada Bapa-Nya, apakah mungkin ada jalan lain? Cawan Murka Allah yang harus ditanggungNya begitu berat. Mungkinkah Allah dapat mengambil cawan ini ? Menanggung semua Murka Allah atas pelanggaran, segala kejahatan dan dosa yang diperbuat manusia. Bahkan Injil Lukas menggambarkan malaikat menampakan diri memberi kekutan kepada Yesus. Dan dalam ketakutan yang sangat itu, peluhnya menjadi seperti titik darah yang bertetesan ke tanah. Berat… sungguh berat apa yang harus ditanggungNya menggantikan kita.

Bagian ini dalam ketakutan Yesus yang digambarkan oleh Injil Lukas menjelaskan 2 hal :
- Yang Pertama: Yesus benar-benar adalah manusia sejati. Semasa pelayanannya, diceritakan dalam kitab-kitab Injil bahwa Ia pernah merasa letih, lapat dan haus, Ia sangat lelah sehingga tertidur di belakang perahu ketika badai, ia memiliki emosi manusia dengan perasaan sedih hingga menangis saat sahabatNya meninggal, Dia juga menderita kesakitan fisik sampai pada kematian di salib. Jadi mulai dari penangkapan sampai di adili dengan semua jalan penderitaan itu secara fisik dalam kemanusiaanNya, betapa sakitnya luar biasa.
- Yang Kedua: Dalam keilahianNya, Dia adalah Tuhan yang suci dan kudus, Anak Allah yang tidak berdosa, yang telah bersama Bapa sejak kekekalan, kini menanggung dosa umatNya di kayu salib. Rasul Paulus mengatakan “Dia yang tidak mengenal dosa telah dijadikannya dosa demi  kita, supaya kita mejadi kebenaran Allah di dalam Dia (II Kor. 5:21).

Yesus mengetahui ketetapan Allah dalam karya Keselamatan bagi manusia, namun kemanusiaanNya merasa ngeri memikirkan menanggung murka Allah. Setelah meminta agar cawan penderitaan dapat diangkat, Yesus segera menambahkan “Tetapi bukan kehendak-Ku’ melainkan kehendak-Mulah yang terjadi (22:42). Meskipun Yesus dengan jujur mendoakan perasaanNya, namun Ia dengan cepat menahan diri dan menundukan diriNya dihadapan kehendak Bapa yang sempurna.
 

Bapak, ibu jemaat Tuhan…
Di Taman Getsemani, Yesus mengajarkan kita untuk berdoa, memberikan contoh bagi kita apa artinya bersikap transparan dan jujur di hadapan Allah sambil terus menerus menyerahkan kehendak kita kepadaNya. Meskipun kita tidak selalu memahami jalan Tuhan dan kehendakNya. Kehendak Tuhan seringkali merupakan jalan tersulit bagi  kita dalam jangka pendek, namun selalu menghasilkan berkat yang besar dalam jangka panjang jika kita taat.
Tetapi kita melihat apa yang dilakukan oleh para murid ditengah rasa dukacita mereka ? mereka tertidur. Bukan dengan doa seperti yang Yesus sampaikan untuk mereka lakukan, tetapi dengan tertidur. Mungkinkah mereka berpikir bahwa dengan tidur maka segala beban dukacita yang mereka rasa akan hilang, ataukan memang mereka begitu mengantuk pada malam itu.  Bahkan kalau kita lihat pada ayat 26 Yesus kembali mengingatkan hal yang sama berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; berdolah kepada Tuhan Bapamu agar dalam hari-hari sulit yang akan datang kamu tidak akan tergoda untuk menyangkal dan meninggalkan Aku. Itulah pilihannya, berdoa atau masuk dalam pencobaan. Jika kita ingin mengatasi cobaan dan godaan yang menimpa kita, kita harus belajar dari Tuhan kita, bagaimana berdoa  sebagaimana Dia berdoa.

Penerapan

Saya tidak tahu, jalan yang kita lalui masing-masing, jemaat Tuhan sekalian… Tetapi  saya tahu bahwa kehidupan orang-orang percaya adalah mengenal duka dan duka. Dunia ini penuh dengan penderitaan dan kita semua mengerang karenanya. Setiap saat kita dihadapkan pada berbagai ujian dan godaan, baik yang disebabkan oleh dunia, kedagingan dan Iblis. Iblis menggunakan cobaan yang kita hadapi untuk menjatuhkan kita, tetapi Tuhan ingin menggunakanya untuk menguatakan dan meneguhkan kita. Setiap cobaan yang kita hadapi bisa jadi merupakan ujian keimanan kita untuk memurnikan kita, memperkuat iman kita, memperdalam kasih kita kepadaNya dan mengajari kita untuk mentaatiNya apapun resikonya, atau bisa juga merupakan sebuh  sebuah godaan yang bisa membuat iman kita gagal, tergantung bagaiman kita menyikapinya.

Yesus memperingatkan para murid dua kali untuk berdoa agar mereka tidak masuuk  ke dalam pencobaan, Namun mereka buta terhadap bahaya nyata yang segera datang sehingga mereka gagal berdoa. Doa memberi kita kesempatan untuk meminta Tuhan mengingatkankita akan kelemahan kita dan menguatkan kita dalam segala pencobaan dan pergumulan hidup yang kita alami.  Kita harus memandang doa bukan sebagai kewajiban yang harus dilakukan tetapi sebagai hubungan dengan Tuhan yang harus dikembangkan. Tujuan dari doa kita seharusnya bukan untuk membuat Tuhan memperbaiki masalah kita; tujuan dari waktu berdoa kita seharusnya adalah untuk mengenal dan mengasihi Tuhan dengan lebih penuh.

Akhirnya ingatlah bahwa Doa Senjata Menghadapi Pencobaan
- Amatilah penderitaan Yesus, yang berdoa pada saat-saat sulit
- Ikutilah teladan Yesus, dan berdoalan pada saat-saat sulit
- Percayalah pada kedaulatan Yesus yang dapat mengendalikan masa-masa sulit kehidupan kita. Amin

Semoga Menjadi Berkat :)

(Sumber : Tafsiran Alkitab Injil Lukas-Dr. B.J. Boland; Pedoman Penafsiran Alkitan Injil Lukas- ‘adaptasi’ M.K. Sembiring, Buku Pegangan Pelayanan Ibadah Tahun 2024 GKI Di Tanah Papua)
 

Share:

Percakapan Waktu Perjamuan Malam - Lukas 22:24-38

PERCAKAPAN WAKTU PERJAMUAN MALAM

Bacaan : Lukas 22:24-38

Tema : "Ciri-ciri Menjadi Murid Tuhan" (Bagian II)

(Dokumentasi Ibadah Kontekstual - Jemaat GKI Judea Wagete)


Bapak, ibu saudara-saudari Jemaat Tuhan…
Melanjutkan dari perikop sebelumnya mengenai Penetapan Perjamuan Malam
.


(Ay. 24 – 30) Bukan saja pada momen dalam misalnya Lukas pasal 9, ketika murid-murid mempersoalkan siapa yang terbesar. Tapi sampai pada perjamuan bersama Yesus mereka masih memperdebatkan tentang siapa yang terbesar. Masih menjadi perbincangan hangat dan perdebatan sampai pada pertengkaran yang terus terbawa dalam setiap percakapan para murid. Dan keadaan-keadaan seperti ini, bisa memicul timbulnya keterpecahan antara mereka satu dengan yang lain. Sebab itu dalam kesempatan ini juga, sebelum saat dimana Yesus akan ditangkap dan menjalani semua penderitaan sampai kepada kematianNya dimana Ia tidak akan ada lagi bersama-sama mereka. Ia kembali mengingakan murid-muridNya, meluruskan jalan pikiran mereka tentang konsep “Yang Terbesar” ini.
Berbeda sekali dengan konsep dunia tentang “Yang Terbesar” Sebaliknya ! Siapa yang dipandang sebagai “yang pertama” atau “yang terbesar”di antara kamu, haruslah bertingkah laku seakan-akan dialah yang paling muda; siapa yang dipandang sebagai “pemimpin”, haruslah menyadari bahwa ia seorang pelayan. Luk 9:45, di mana maksudnya ialah : siapa yang rendah hati dan bersedia untuk menjadi yang paling kecil, ia benar-benar “besar” menurut ukuran yang berlaku dalam kerajaan Allah. Dalam ayat 26 ini terdapat jalan pikiran yang sebaliknya: hendaknya seorang “pemuka” di antara kamu (menurut usianya atau pembawaannya atau jabatannya)  menjadi seolah-olah yang paling muda (sehingga misalnya, bersedia juga untuk melakukan pekerjaan yang biasa/rendah Kis.Pr 5:6,10) atau dengan kata lain hendaknya seorang “pemimpin” menjadi seorang yang sungguh-sungguh melayani. Bahkan Yesus memberikan gambaran, dengan bertanya “Sebab siapakah yang lebih besar yang duduk makan atau yang melayani meja ? bukankah dia yang duduk makan ? Tetapi Aku datang sebagai pelayan". Ini mengingatkan kita kepada perkataan Yesus dalam Injil Matius 20:28 “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang”. Bahkan di dalam bagian tersebut Yesus sudah menekankan ayat 26 & 27 bahwa yang ingin menjadi besar hendaklah menjadi pelayan,dan ingin menjadi terkemuka hendaklah menjadi hamba. Yesus menegaskan pentingnya pelayanan sejati yang ditandai oleh pelayanan dan pengorbanan, bukan oleh kekuasaan dan penghargaan dunia. Pesan ini menyoroti pentingnya sikap rendah hati dan pelayanan bagi para pengikut Kristu. Itulah yang terpenting, karena dengan demikian pengikut-pengikut Yesus sekali kelak akan mendapat bagian dalam kemuliaan-Nya, sukacita dalam kerajaan Allah dan kehormatan, yakni mereka yang tetap setia kepada Yesus ditengah-tengah segala pencobaan. Ini menjadi penghiburan bagi mereka, apabila bagi mereka juga datang penderitaan,

(Ayat 31-34) Dalam bagian berikutnya di jelaskan juga, Yesus menegaskan kepada petrus bahwa, Yasus mendoakan dia supaya imannya jangan gugur atau hilang. Pengakuan Petrus adalah bentuk percaya dirinya. Mungkin kita akan menilai dari perkataan Petrus bahwa Ia  hanya omong kosong, seorang yang hanya besar mulut tetapi penakut. Namun pada bagian berikutnya akan diceritakan bahwa hanya Petrus saja yang berani mengikut Yesus kendati pun dari jauh; ia dipenjarakan sebagai pengikut Yesus; Dan menurut tradisi, pada akhirnya ia disalibkan di Roma sekitar tahun 67 diwaktu pemerintahan Nero (dengan disalibkan terbalik). Namun yang hendak ditekankan dari pernyataan Petrus adalah, bahwa ia mengandalakan dirinya sepenuhnya dan juga sesudah peringatan Yesus, Petrus pastilah masih menganggap mustahil  bahwa ia akan menyangkal Yesus. Petrus merasa dirinya sudah siap menjadi korban, karena itu dia merasa dirinya paling layak untuk menjadi yang paling penting.
Ini hal yang kita pahami, mengikut Kristus berarti menyadari kekosongan diri, menyadari ketiaadaan makna dari diri selain di dalam salib Kristus. Petrus merasa dirinya rela berkorban, tanpa tahu bahwa keyakinan kerelaan untuk berkorban itu akan membuat dia jatuh. Yesus menginginkan kita menjadi pemimpin, menjadi yang rela berkorban. Tapi Tuhan mengingatkan hal yang demikin yang harus kita waspadai, Yesus mau tekankan, jadi pemimpin berarti menyadari diri bukan siapa-siapa, jadi pemimpin menyadari bahwa diri itu tidak berarti kecuali di dalam Tuhan. Dan keyakinan Petrus itu runtuh seketika  saat dia mengatakan “aku rela mati bagiMu’, setelahnya dia menyangkal Tuhan 3 kali. Tetapi setelah itu, dalam perjumpaan bersama Yesus, ia mengalami pemulihan dan justru dengan giat dan lebih sungguh Ia melayani Tuhan, makanya Yesus bilang “Jikalau engkau sudah insyaf,kuatkanlah saudara-saudaraMu. 


(Ayat 35 – 38) Pada bagian terakhir,  sebagaimana Yesus diperlakukan, demikian juga para pengikutnya diperlakukan. Tapi Yesus mengatakan demikian karena selama ini murid-murid pergi berjuang, mereka tidak perlu takut kekurangan apa pun karena selalu ada Yesus. Yesus selalu ada dekat mereka, sehingga mereka tidak kekurangan apa pun. Tapi Yesus mengatakan “kamu akan dipanggil untuk melayani Kristus dengan keadaan seolah-olah Kristus tidak ada”, ini poin penting yang saya ingin Saudara ketahui. Kita adalah orang-orang yang mengalami keadaan seperti tidak ada Kristus waktu kita berjuang untuk Dia. Maka penyertaan Yesus itu tidak pernah berubah, tidak pernah beda, tidak pernah berubah, tapi pengalaman yang dialami para murid dan kita itu beda. PenyertaanNya tidak beda, tapi pengalaman disertaiNya beda. Karena murid-murid melayani, Yesus ada di tengah-tengah mereka waktu mereka melayani. Tapi sebentar lagi Yesus akan mati di kayu salib. Dan sejak Yesus mati sampai nanti Dia datang kembali, Dia tidak pernah menyatakan kehadiranNya secara fisik di tengah-tengah murid. Murid-murid akan berjuang seperti tidak ada Yesus.
Kalimat ini sangat mengharukan bagi saya, karena Yesus akan mengatakan kepada para murid “kamu tahu dulu kita tidak pernah kekurangan apa pun”, “betul Guru, karena Engkau ada bersama dengan kami”, “sebentar lagi Aku akan diambil dari kamu”, lalu bagaimana, haruskah murid-murid tetap bersikap sama? Tidak bisa, sekarang mereka harus bersiap untuk masuk ke dalam konflik yang besar. Apa yang harus mereka lakukan? “siapkan pundi-pundi, bawa bekal. Yang tidak punya bekal siap dengan cara menjual jubah dan membeli pedang”. Apa maksud menjual jubah dan membeli pedang? Artinya seorang yang punya kedudukan baik, dengan jubah, sekarang harus lepas jubahnya dan pegang pedang. Orang yang keadaannya tidak perlu berperang, sekarang harus perang. Seorang raja akan berperang kalau tentaranya sudah berhasil menaklukan, raja zaman itu seperti itu. Yesus mengatakan “kamu yang seharusnya tidak perang, sekarang harus perang. Jual jubahmu dan bawa pedang”. Berarti akan membawa pedang untuk menghantam orang? Ini salah tafsir. Yesus tidak mengatakan “jual jubah supaya kamu bisa bunuh orang dengan pedang”, tapi menjual jubah dan membeli pedang artinya bersiap dalam keadaan konflik.
Maka pada bagian ini Yesus mengatakan “kamu akan Aku sertai, tapi bukan dengan cara yang kamu pikir. Aku tidak berada di tengah-tengah kamu untuk mengambil kamu dari keadaan sulit. Kamu harus siap sulit, siap konflik, siap mendapatkan keadaan yang sangat susah, dan kamu harus tahu bahwa Tuhan menyertai meskipun tidak kelihatan”. Para murid akan masuk di dalam cara melayani yang baru, sekarang tidak ada lagi Tuhan Yesus. Kalau tidak ada Tuhan Yesus, maka hantaman yang mau diberikan kepada Yesus, sekarang kena kepada murid-muridNya. Kalau dulu yang kena adalah Yesus, yang ditangkap adalah Yesus, maka Yesus mengatakan “kalau Aku yang kamu cari, biarkan mereka ini pergi”. Tapi setelah Yesus tidak ada, target dari musuh Kerajaan Allah adalah murid-muridNya. Sekarang yang menjadi target dari musuh-musuh Tuhan adalah orang-orang Kristen. Tuhan dimusuhi oleh musuh-musuhNya, dan musuh-musuhNya akan serang orang Kristen. Mereka tidak akan serang Yesus, sekarang Dia sudah ada di sorga, dulu Dia sudah diserang. Dia diserang danmati, tapi Dia bangkit. Maka Yesus mengatakan kepada murid-murid, “sekarang kamu adalah target serangan. Kamu akan dibuat kacau, menderita, kamu akan dibuat imannya menjadi goyah”
Maka biarlah kita mempersiapkan diri untuk mengingat hal-hal seperti ini, bahwa meskipun keadaan kita damai dan tenang, tidak tentu keadaan akan terus begini. Akan ada saat di mana kita mempunyai keadaan sangat sulit dan kita mengerti satu hal bahwa Tuhan menginginkan kita untuk percaya kepada Dia karena kita diutus oleh Tuhan. Tuhan mengutus kita dan dalam keadaan paling sulit pun, Tuhan adalah Tuhan yang akan menyatakan penyertaanNya. Kalau kita ada dalam keadaan sulit, penuh konflik karena kita orang Kristen, kita harus tahu bahwa kita mengalami keadaan ini karena kita diutus oleh Tuhan. Tetapi kita percaya bahwa penyertaanNya itu selalu ada bagi kita.

Penerapan :
Bagaimana kita menunjukan ciri-ciri dalam karakter kita sebagai murid-murid Tuhan dalam bacaan ini ?
- Ketika kita selalu memperingati akan setiap pengorbanan Kristus dalam penebusanNya bagi keselamatan kita manusia. Kita dipanggil untuk merayakan Perjamuan Kudus atau Perjamuan Tuhan sebagai tanda persatuan  dengan Kristus dan komunitas orang percaya. Ini adalah panggilan untuk menghargai pengorbanan Kristus dan hidup dalam persekutuan denganNya. Mengingatkan kita Kasih Allah dengan menghadirkan bagi kita Yesus Kristus, memberi tubuhNya terpecah dan darahNya ditumpahkan untuk menebus dosa kita manusia tetapi juga mengingatkan  kita untuk tetap setia menjadi anak-anak Tuhan.
- Kita menyadari panggilan kita adalah untuk melayaniNya, bukan mencari keutamaan diri kita, dengan segala kemuliaan diri, tetapi belajar dari Yesus bahwa pelayanan sejati adalah pelayanan kepada orang lain. Melayani dengan rendah hari, kesetiaan tanpa mencari pujian atau kedudukan yang tinggi.
- Kita mengakui dan menyadari kekosongan diri, menyadari ketiaadaan makna dari diri selain di dalam salib Kristus. Amin

Semoga menjadi berkat bagi kita semua :)


(Sumber : Tafsiran Alkitab Injil Lukas-Dr. B.J. Boland; Pedoman Penafsiran Alkitan Injil Lukas- ‘adaptasi’ M.K. Sembiring)

Share:

Penetapan Perjamuan Malam - Lukas 22:14-23

PENETAPAN PERJAMUAN MALAM

Bacaan : Lukas 22:14-23

Tema : Ciri-ciri Menjadi Murid Tuhan (Bagian I)

 

Bapak, Ibu Saudara-saudari, Jemaat yang diberkati Tuhan...

Kita tiba pada bagian yang sangat penting dalam persiapan untuk masuk ke dalam sengsara Kristus, yaitu di dalam percakapan ketika perjamuan malam. Apa yang dicertakan disini adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan gereja, karena disini kita membaca Tuhan Yesus menetapkan apa yang harus dilakukan oleh pengikut-pengikut-Nya dan Gereja sepanjang zaman. Sebab apa yang Tuhan mau para murid jalankan juga adalah sesuatu yang Tuhan mau kita jalankan pada saat ini.

Yesus sendiri mengungkapkan kerinduanNya untuk makan Paskah bersama murid-muridNya, sebelum penderitaanNya ( Penderitaan yang dimaksud adalah rangkaian penderitaan yang akan dialami Yesus, penangkapanNya, kekejaman yag dilakukan terhadap Dia, penyalibanNya, hingga kematianNya). Sebab ini adalah perjamuan makan terakhir  Yesus bersama mereka, sampai waktu nanti di masa yang akan datang. Pada waktu Kerajaan Allah itu terwujud sepenuhnya. Kita melihat kasihNya kepada murid-muridNya; Ia ingin makan Paskah bersama mereka, agar Ia dan murid-muridNya dapat memiliki sedikit waktu bersama, dan tidak ada orang lain selain itu, untuk percakapan pribadi, yang tidak dapat mereka lakukan di Yerusalem kecuali pada kesempatan ini. Kini ia hendak meninggalkan mereka, namun ia sangat berkeinginan untuk makan paskah ini bersama mereka sebelum ia menderita, menjelang saat-saat terakhirNya. Bahwa dalam momen kebersamaan melalui jamuan makan ini Ia menetapkan tentang apa yang harus dilakukan oleh murid-muridNya.

Itulah mengapa pada bacaan diminggu lalu disebutkan bahwa Para murid sedang mempersiapkan perjamuan Paskah bagi mereka untuk memperingati Paskah dari Perjanjian Lama. Namun, Yesus sedang mempersiapkan Paskah yang berbeda; Paskah yang jauh lebih baik.  Saat Yesus mengangkat roti dan cawan sebagai ucapan syukur, Dia menambahkan makna baru pada ritual kuno ini. Lukas 22 mencatat bahwa Yesus menyuruh murid-murid-Nya untuk merayakan Paskah "untuk mengenang Aku". Yesus mengambil sebuah simbol lama dan mengisinya dengan makna baru. Makna perkataan dan tindakan Yesus berakar pada perintah-Nya untuk mengingat. Sebagai murid masa kini, kita merayakan Perjamuan Tuhan untuk mengenang Kristus.


Perbuatlah  ini menjadi peringatan untuk Aku. Apa itu peringatan ?  “Peringatan menandai yang istimewa dari yang biasa, atau yang luar biasa, dari keseharian. Tindakan peringatan, adalah tentang mengingat atau berkomitmen pada ingatan, peristiwa, perkembangan dan orang-orang dari masa lalu. Saat kita memperingati hari jadi atau gerakan sejarah atau budaya penting lainnya, kita memberikan makna pada suatu peristiwa, kejadian, atau kehidupan individu atau kelompok yang kita anggap penting bagi siapa kita sebagai masyarakat”. (Dikutip dari creative centenaries)


Dengan ucapan ini Yesus menginginkan agar pengikut-pengikutNya tetap terus merayakan Paskah seperti yang dilakukan Yesus, agar pengikut-pengikutNya tetap mengingat ajaran, perbuatan, serta pengorbanan Yesus untuk membebaskan manusia dari kuasa dosa melalui kematianNya. Mengingat dengan rasa syukur, pengorbanan, keselamatan yang telah Ia berikan. Di tengah-tengah perjamuan Paskah mereka, Yesus memberikan pengumuman yang mengejutkan. Dia mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa salah satu dari mereka – dua belas orang yang telah hidup dan mendengar serta belajar dari Yesus selama tiga tahun – akan mengkhianati –Nya.

Penerapan :
Sebelumya dalam PL, bangsa Israel diperintahkan merayakan paskah untuk mengingat kembali perbuatan Allah yang menyelamatkan mereka dari perbudakan di Mesir Kel. 12:1-30. Paskah juga memiliki makna penting bagi para pengikut Kristus, karena Paskah selalu merujuk kepada Karya Penebusan Sang Mesias di atas Kayu Salib. Di momen paskah itulah, pada malam sebelum penyaliban Yesus menetapkan cara bagi kita untuk mengingat diriNya (Luk.22:19).
Setiap kali kita berkumpul di meja perjamuan Tuhan untuk mengadakan Perjamuan Kudus,kita mengingat bahwa Kristus telah menyelamatkan kita dari perbudakan dosa. Kiranya kasih Yesus yang menyelamatkan itu, terus mengingatkan kita bahwa  SalibNya sangat berharga untuk dikenang bersama-sama. Amin

Semoga Menjadi Berkat Bagi Kita Semua :)


Share:

Allah Sumber Hikmat Dan Kekuatan - Daniel 2:20-23


MIMPI NEBUKADNEZAR

Bacaan : Daniel 2:20-23

Tema : "Allah Sumber Hikmat Dan Kekuatan"

Pengantar
Bapak/Ibu/Saudara/i jemaat Tuhan…. Syalom….
Mari kembali melihat bacaan kita di pagi ini Daniel 2 : 20 -23.
bagian perenungan khusus ketiga ayat ini merupakan pujian Daniel kepada Allah sebagai sumber hikmat dan kekuatan.  Apa yang melatarbelakangi atau yang menyebabkan Daniel memuji Allah sebagai Allah yang adalah sumber hikmat dan kekuatan ?


Penjelasan Teks

Untuk mengetahuinya, kita sedikit kembali melihat peristiwa besar yang terjadi sebelum itu.
Dijelaskan mulai dari pasal 1 dan juga pasal 2 di ayat-ayat sebelumnya, ketika Raja Yoyakim memerintah Yehuda, kerajaan Babel mengepung Yerusalem dan Tuhan menyerahkan Yoyakim raja Yehuda itu bersama sebagian perkakas dirumah Allah kepada Babel.  Tidak hanya itu raja Babel yaitu Nebukadnezar memerintahkan agar membawa beberapa orang Israel yang berasal dari keturunan raja dan kaum bangsawan. Yaitu orang-orang muda yang berpenampilan baik, yang terpelajar, pintar, dan berpengetahuan. Mereka ini akan dibawa ke babel, kemudian diajarkan tulisan dan bahasa orang kasdim (bahasa asli orang babel) selama 3 tahun supaya mereka dapat bekerja kepada raja di istana. Nah, diantara mereka yang dibawa ke babel, disebutkan 4 nama dalam pasal 1 yaitu Daniel, Hananya, Misael dan Azarya. Kemudian pada tahun ke-2 pemerintahan Nebukadnezar raja babel ini, dia bermimpi dan mimpinya itu membuat hatinya sangat gelisah, dan membuat dia tidak bisa tidur.


Jadi raja memberi perintah untuk memanggil semua orang pintar yang ada, orang-orang berilmu, ahli sihir, ahli jampi, juga para kasdim (Jadi para kasdim ini adalah orang-orang yang pintar dibabel, mereka melihat masa depan atau apa yang terjadi mungkin jg meramalkan dengan membaca bintang – kalau sekarang anak-anak muda mengenalnya dengan sebutan ramalan zodiak). Ketika mereka bertemu dengan raja, mereka meminta raja Nebukadnezar menceritakan mimpinya agar mereka dapat menjelaskan  arti atau makna dari mimpi itu. Apa jawab raja ? Dia katakana di ay. 5 "Saya telah mengambil keputusan, jika kalian tidak memberitahukan mimpi itu dan artinya, maka kalian akan dipenggal dan rumahmu akan dirobohkan. Ini adalah keadaan/situasi yang sangat sulit. Jadi raja ini dia minta supaya orang-orang pintar itu memberi tahu mimpinya, lalu menjelaskan arti dari mimpinnya itu, tapi dia sendiri tidak mau cerita dia mimpi apa.Ini adalah perintah yang sangat tidak masuk akal. Bahkan orang-orang pintar pada saat itu, tidak mampu melakukan apa yang raja suruh. Ay 10 & 11 ini yang harus digaris bawahi. mereka katakan “Tidak ada seorang pun dimuka bumi ini yang dapat memberitahukan apa yang diminta tuanku raja ! Apa yang diminta tuanku terlalu berat dan tidak ada seorang pun yang dapat memberitahukannya kepada raja, selai dari dewa-dewa yang tidak berdiam diantara manusia. Artinya apa, tidak ada satu manusiapun dimuka bumi ini yang dapat melakukannya.

Itulah salah satu masalah mengenai mimpi dan mengartikan mimpi itu. Banyak sekali kita yang bermimpi lalu kita sendiri mulai mencari tahu arti atau maksud dari mimpi itu dengan menceritakan kepada orang lain atau kepada hamba Tuhan. Tidak dapat disangkal seperti yang dikatakan dalam Yoel 2 : 28. Namun inilah hal yang harus kita tentang mimpi. Ketika Tuhan memberikan seorang mimpi, dia tidak akan meninggalkan mereka dalam pertanyaan tentang apa arti mimpi itu. Kita melihat dalam Alkitab tentang Mimpi Yusuf, Mimpi Firaun, tetapi juga salah satunya yaitu ini Mimpi Nebukadnezar, semua mimpi ini diberikan oleh Tuhan adalah untuk menyampaikan informasi penting yang Tuhan ingin mereka ketahui dan Tuhan ingin mereka mengerti. Tuhan tidak memberikan mimpi untuk membingungkan orang.
Dan pada bagian ini kita akan melihat, Tuhan memberikan arti mimpi itu kepada Daniel, mengapa ?   karena Ia ingin Nebukadnezar mengetahui informasi itu. Mimpi itu tidak dimaksudkan untuk mejadi misteri yang membuat raja nebukadnezar menjadi gelisag, dan merasa kebingungan sampai frustasi/stress. Ketika ada orang-orang percaya, yaitu kita bermimpi dan kita tidak tahu apa artinya itu, kita menerka-nerka apa kh dari Tuhan atau bukan. Ingatlah menjadi tanggung jawab kita untuk datang kepada Tuhan dan tanyakan, Tuhan apakah ini dariMu ?  jika ia tunjukanlah supaya saya dapat memahami maksudMu. Dalam 1 Yohanes tetapi juga dalam Surat Tesalonika dikatakan disana bahwa ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Nah kita kembali, Karena tidak ada satu orang pun yang dapat memberitahu raja apa mimpinya dan arti dari mimpinya itu, ia menjadi sangat marah dan memerintahkan untuk melenyapkan semua orang pintar dibabel. Dan diatara orang-orang pintar itu, ada Daniel, dan Hanaya, Misael dan Azarya.Singkatnya, Daniel yang mendengar hal itu dari pemimpin pengawal raja, mencoba menghadap raja meminta waktu supaya ia dapat memberitahukan arti dari mimpi itu. Dan setelah itu, ia kembali dan bersama ketiga temannya, mereka memohon kasih sayang kepada Allah semesta langit. Tidak ada jalan lain, mereka hanya memohon belas kasihan Allah. Mereka meminta Tuhan menunjukan rahasia ini sehingga mereka tidak jatuh pada hukuman mati yang diberikan oleh raja. Lalu pada ayat 19 dikatakan “Maka rahasia itu  disingkapkan kepada Daniel dalam suatu penglihatan malam. Lalu Daniel memuji Allah semesta langit.

Daniel memuji Allah, yang adalah sumber hikmat dan kekuatan, yang berkuasa atas waktu bahkan kekuasaan dunia. Allah yang memberikan kebijaksanaan dan pengetahuan bahkan menyingkapkan atau memperlihatkan hal-hal yang tersembunyi. Ia tahu segala sesuatu bahkan di dalam gelap dan mereka bersyukut karena Tuhan Allah menjawab doa mereka.

Penerapan

Apa yang hendak kita belajar, sebagai umat Tuhan dari bacaan ini.
1. Tuhan itu sumber hikmat dan kekuatan. Orang bisa sekolah tinggi-tinggi, pintar, punya gelar s1, s2, s3, dst……
tapi hikmat itu datang dari Tuhan, tidak ada di dalam buku tidak ada dalam pejaran sekolah yang diajarkan oleh guru, dosen karena itu datang dari Tuhan yang diberikan kepada orang-orang yang ia berkenan untuk memberikannya. Amsal 2 : 6 “Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat” Sekarang ini banyak orang pintar, banyak orang merasa dirinya hebat tetapi tidak semua orang berhikmat. Hikmat menolong kita dalam bertindak dan mengambil keputusan. Amsal 2 : 10 katkan karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu. Ketika Salomo meminta hikmat dari Tuhan ia katakan “Maka berikanlah kepada hambaMu ini hati yang paham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat. Jadi kalau kita hendak melakukan sesuatu, yang mungkin sebenarnya memberikan keuntungan kepada diri kita tetapi ketika kita menyadari bahwa perbuatan itu adalah jahat dimata Tuhan dan kita memilih/memutuskan untuk tidak melakukannya itulah Hikmat. Karena itu sulit, kalau kita meminta hikmat Tuhan tapi kita hidup jauh dari persekutuan denganNya, kita tidak melakukan kehendakNya bahkan lebih mengutamakan kepentingan, pikiran dan keputusan diri kita dari pada kehendak Tuhan. Kita memerlukan himat Tuhan untuk menghadapi berbagai macam persoalan dalam kehidupan kita baik ditempat kerja, dalam pelayanan, dalam kehidupan keluarga. Tetapi ingatlah seperti Daniel, Hanaya, Misael dan Azarya kita belajar untuk lebih dulu membangun hubungan persekutuan kita dengan Tuhan. Daniel ketika di bawa ke istana ia tidak menajiskan dirinya dengan santapan dan anggur yang biasa diminum raja, bersama ketiga temannya, mereka menjaga persekutan mereka dengan Tuhan, menaruh harapan sepenuhnya kepada Tuhan dalam situasi sukar sulit mereka, dengan penuh percaya dan beriman sehingga pada akhirnya mereka menaikan pujian bagi Allah karena hikmat yang diberikanNya. Amin

Semoga Khotbah Ini Menjadi Berkat :)

Share:

Pengakuan atau Penyangkalan - Matius 26:30-35

(Dokumentasi Pelayanan Jemaat GKI Maranatha Malompo)

PETRUS AKAN MENYANGKAL YESUS

Bacaan : Matius 26:30-35

Tema : "Pengakuan atau Penyangkalan"

Pengantar

Pengakuan, percaya dan menerima Yesus dalam diri dan hidup kita tidak selamanya membawa kepada kebahagiaan atau terhindar dari kesulitan, pergumulan, penderitaan bahkan kesusahan, yang menyebabkan penyangkalan terhadap Iman kepada Yesus bisa terjadi karena kekuatiran dan ketakutan dalam situasi tertentu.

Penjelasan Teks
Sesudah makan Paskah pada Perjamuan maalam, dalam perjalanan ke bukit Zaitun, Injil Matius menerangkan bahwa Yesus menyampaikan tigal hal yang akan terjadi pada saat di taman Getzemani dan proses pengadilan.
Pertama : Iman para murid akan tergoncang karena Yesus, bahkan mereka akan meninggalkan-Nya.
Kedua    : Petrus akan menyangkal Yesus.
Ketiga    : Tetapi sesudah kebangkitan Yesus akan berjumpa dengan para murid di Galilea.
Nyanyian puji – pujian sesudah perjamuan malam adalah bagian kedua dari “Hallel” (=Haleluyah dari Mazmur 115; 118). Sementara Iman para murid tergoncang dan meninggalkan Yesus, tidak berarti bahwa Yesus sendirian tetapi Allah akan mengontrol segala sesuatu yang akan terjadi.

Petrus yang sering tampil sebagai pemimpin diantara para murid itu dengan penuh kesombongan ia membuat pernyataan bahwa mereka yang lain boleh tergoncang, tetapai “aku sekali – kali tidak”. Petrus adalah yang pertama mengakui bahwa “Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup”(Mat.16:16) dan Petrus pula yang pertama akan menyangkal Yesus. Memang Petrus adalah orang yang berani dan percaya diri, tetapi Yesus mengingatkannya bahwa situasi dan kondisi akan merubah keberaniannya menjadi ketakutan dan percaya diri akan berubah menjadi tidak percaya diri (nyali pece). Sebab itu Yesus mengingatkannya dengan berkata: “Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali” (ay.34). Petrus memang mengenal siapa dirinya tetapi dia tidak memahami kelemahannya, sementara dia tidak sadar bahwa Yesus lebih mengenal dirinya dengan keberanian dan percaya dirinya tetapi juga jiwa penakutnya.Dari keberanian dan percaya diri mendorong Petrus untuk masih menentang Yesus dengan berkata: “Sekalipun aku harus mati bersama – sama Engkau, aku tak akan menyangkal Engkau”, dan murid –murid yang ikut – ikutan juga mengatakan hal yang sama dengan Petrus.

Jemaat, kita harus sadar bahwa sekalipun kita mengenal diri kita, mengedepankan keberanian dan percaya diri dalam hal mengikut Yesus, tetapi sering kita tidak tahu kelemahan yang menyebabkan pada saat tertentu kita bisa menyangkal Yesus dan meninggalkan-Nya karena takut atau tidak mau repot, tidak mau susah ... dlsb. Hari ini saat ini kita bisa katakan saya tetap setia bersama Yesus walaupun harus menderita, tetapi kita tidak tahu apa yang akan terjadi beberapa jam kemudian atau hari besok. Firman Tuhan berkata: “Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu” (Amsal 27 : 1).

Penerapan
Menjadi Kristen dan sebagai pengikut Yesus sudah lama, setia beribadah mendengarkan Firman Tuhan bukan jaminan bahwa seseorang sudah setia dan akan tetap setia pada Tuhan, karena perkataan sebagai pengakuan dan janji sering tidak sesuai dengan kenyataan (perbuatan). Karen itu Firman Tuhan mengajak:
1) Jangan percaya diri dan berani membuat kita menjadi tinggi hati dan sombong. Percaya diri baik, tetapi kalau berlebihan kita akan merasa diri paling hebat, kuat, sehingga tidak membutuhkan orang lain, terlebih lagi tidak membutuhkan pertolongan Tuhan.
2) Tiga setenga tahun bersama Yesus tidak menjadi jaminan Petrus sehati dan sepikir dengan Yesus. Walaupun kita setia dalam beribadah tetapi kadang tidak setia melakukan Firman dan Hukum Tuhan bahkan hidup menurut kehendak-Nya.
3) Di Minggu Sengsara VII ini; mari kita maknai pengorbanan Yesus dalam hidup ini dengan melukan kehendak-Nya. Hari ini penuh rahasia, kita tidak tahu apa yang akan terjadi, sebab itu supaya Iman kita tidak goncang; serahkanlah hidupmu pada Tuhan dan terus minta pertolongan dari-Nya. Amin

Semoga Khotbah Ini Menjadi Berkat :)

Share:

Taat Menjadi Murid Tuhan - Matius 26:17-25

YESUS MAKAN PASKAH DENGAN MURID-MURIDNYA

Bacaan : Matius 26:17-25

                                    Tema : "Taat Menjadi Murid Tuhan"

Pengantar
Bapak,ibu, Sudara-saudari…..
Jemaat yang Kristus Kasihi Shalom…
Bacaan kita pada Minggu Sengsara ke-V dari Injil Matius 26:17-25 dengan tema yaitu “Taat Menjadi Murid Tuhan”.

(Dokumentasi dekorasi Jemaat GKI Sion Kampung Harapan)
Penjelasan
Dalam bacaan ini disebutkan bahwa murid-murid hendak mempersiapkan Perjamuan Paskah, pada hari raya Roti Tidak Beragi.
Ini merupakan kebiasaan orang Yahudi untuk merayakan Paskah, salah satu dari tiga hari raya wajib yang membawa orang-orang Yahudi ke Yerusalem dan Bait Suci. Perayaan ini mengenang 'lewatnya' malaikat maut pada tulah ke-10 , sehingga bangsa Israel akhirnya keluar dari tanah Mesir menuju ke tanah Kanaan. Dalam bahasa Ibrani paskah disebut 'pesah', yang secara harafiah berarti 'melewati'.Dalam Keluaran 12:14-20, tiap keluarga harus menyembelih seekor domba yang tanpa cacat. Darah domba ini harus di oleskan pada kedua tiang pintu. Daging sembeliha itu itu dimakan dengan sayur pahit mengartikan hidup orang Israel yang pahit sebagai budak di Mesir dan roti tidak beragi menandakan bahwa tidak ada lagi waktu untuk memakai ragi pada roti dan menunggunya hingga mengembang karena keberangkatan orang Isarel dari Mesir itu harus dengan segera. Pada malam hari, Allah akan menyuruh malaikat-Nya untuk membunuh semua anak sulung ditanah Mesir Tapi dimana ada olesan darah pada tiang pintu, disitu malaikat tidak membunuh anak sulung keluarga itu atau rumah tersebut dilewati. Dan sejak saat itu Paskah dirayakan oleh bangsa Israel tiap tahun dan merupakan perayaan yang terbesar.

Perayaan Paskah Yahudi dilakukan dalam waktu 7 hari dan biasa juga disebut sebagai hari raya Roti Tidak Beragi karena hanya roti  yang tidak beragi yang boleh dimakan. Para murid sedang mempersiapkan perjamuan Paskah bagi mereka untuk memperingati Paskah dari Perjanjian Lama. Namun, Tuhan sedang mempersiapkan Paskah yang berbeda; Paskah yang jauh lebih baik. Yesus menyuruh mereka untuk pergi ke sebuah kota untuk mempersiapkan segala sesuatu dengan pesan yang Ia sampaikan Di dalam pesan Yesus ia katakan bahwa… “Waktu-Ku hampir  tiba. Aku mau merayakan paskah bersama murid-muridKu. Yesus tahu bahwa saat-saat menjelang kematianNya sudah dekat. Yesus akan disembelih sebagai Anak Domba yang sempurna tanpa cela. Murid-murid melakukan seperti yang ditugaskan Yesus.  Ketaatan para murid ditunjukan dengan melakukan perintah tersebut seperti apa yang Yesus sampaikan kepada mereka.Mengapa kemudian ketaatan ditekankan pada bagian pembacaan kita hari ini, dan kemudian diangkat juga menjadi tema bacaan kita… ?  sebab karena ketidaktaatan membuat Yudas merancangkan hal yang jahat dan menyerahkan Yesus kepada para Imam-imam kepala. ahli-ahli Taurat pada pasal sebelumnya dari bacaan ini. Sudah tidak ada ketaatan di dalam diri Yudas, taat untuk melayani  gurunya, taat untuk mengikuti guruNya, tata untuk melakukan apa yang dikehendaki, yang diperintahkan, bahkan juga yang diajarkan Yesus selama mereka bersama.

Dalam bacaan ini disebutkan, di tengah-tengah jamuan makan, Yesus mengucapkan kata-kata berikut yang mengubah seluruh suasana jamuan makan itu: “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, salah seorang di antara kamu akan mengkhianati Aku.”Yesus membagikan informasi ini dan hal ini mengguncang segalanya, Di tengah-tengah perjamuan Paskah mereka, Yesus memberikan pengumuman yang mengejutkan.Sehingga setiap murid mulai bertanya-tanya apakah dialah yang akan mengkhianati Yesus. Ayat 22 berkata, “Karena sangat sedih, masing-masing orang berkata kepadanya: “Bukan aku, ya Tuhan?”
Sungguh betapa berat jalan penderitaan Yesus…
Ia mengalaminya bukan saja dari mereka yang menolakNya; tapi bahkan juga orang-orang terdekat yang bahkan Ia kasihi.

Penerapan
Lalu bagian ini hendak mengajarkan kita apa, dalam menjalani Masa Raya Sengsara Yesus pada minggu yang ke-V ini ?
Sekali lagi bapa/ibu jemaat Tuhan. karena ketidaktaatan membuat Yudas merancangkan hal-hal yang jahat dan menyerahkan Yesus. Ketidaktaatan bisa juga membuat kita orang-orang percaya menjadi pengkhianat seperti Yudas. Kita juga bisa mengkhianati Yesus karena hidup kita yang tidak taat kepadaNya.
Bukan saja pengkhianatan, tetapi juga penyangkalan dan kemunafikan hidup kita dihadapan Tuhan.
Tanpa kita sadari, mungkin juga sifat dari Yudas ada dalam diri kita orang-orang percaya hari ini. Kita mungkin selalu beribadah, dalam doa dan pujian, di gereja, di ibadah keluarga, unsur, kita selalu melayaniNya sebagai Pnt & syamas, sebagai BP.Unsur, Guru Sekolah Minggu, memberi diri terlibat dalam kegiata-kegiatan gereja dengan kepanitiaan yang dibentuk, selalu ada dalam doa pribadi dst….
Tetapi saat Tuhan bertanya kepada kita ? akanah kita terbuka dan mengaku jujur dihadapanNya ? bahwa benar Tuhan… saya menyadari bahkan untuk semua yang telah Tuhan sampaikan di dalam FirmanMu. Kenikmatan dan kenyamanan dunia yang penuh kejahatan dosa masih menguasai hati dan hidup saya. Karena Ia tahu segalanya, bahkan yang tersembunyi di dalam hati kita sekalipun, tidak ada yang bisa kita tutupi dihadapan Tuhan. Amin

Semoga Khotbah Ini Menjadi Berkat :)

Share:

Pemuliaan Yesus - Markus 9:2-13


YESUS DIMULIAKAN DI ATAS GUNUNG

Bacaan : Markus 9:2-13

Tema : "Pemuliaan Yesus"

 

Pengantar

Dalam setiap kitab Injil, kita menyaksikan atau melihat tumbuhnya pemahaman para murid ketika mereka benar-benar memahami bagaimana karya dan pelayanan Yesus ketika ia menyakan diriNya sebagai Anak Allah. Khususnya pada Injil Markus pada bagian yang penting ini. Para murid Yesus baru saja memberikan kesaksian tentang identitas Mesianis-Nya sebagai Kristus. Mereka telah diperkenalkan dengan Misi-Nya yang akan melibatkan penderitaan dan kematian. Kemuliaan Allah dalam penderitaan Yesus Kristus , memproklamirkan Kerajaan Allah yang sudah dan telah datang ke dalam dunia. 


Penjelasan Teks

Diayat 2 kita melihat Petrus, Yakobus dan Yohanes dibawa Yesus ke sebuah gunung yang tinggi. Selain mereka tidak ada orang yang lain lagi. Apa yang mereka lakukan di sana? Baik kitab Markus maupun kitab Matius tidak mencatat apa yang mereka lakukan.  Tapi kalau kita perhatikan catatan di kitab Lukas, maka kita akan tahu apa yang mereka lakukan dengan sedikit mendetail dibandingkan kedua injil yang lain tadi. Lukas 9:28 berbunyi “Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa”. Ternyata Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus ke atas gunung untuk berdoa.  Kejadian berikutnya adalah ketika Yesus sedang berdoa, Yesus berubah rupa di depan mata mereka, wajah-Nya bercahaya seperti matahari, pakaian-Nya putih bersinar seperti terang (Mat. 17:2), pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat (Mrk. 9:3); pakaiannya menjadi putih berkilau-kilauan (Luk. 9:29).
Dalam istilahnya bagian ini disebutkan sebagai Transfigurasi. Apa itu transfigurasi ? “Transfigurasi” berarti perubahan bentuk/penampilan menjadi lebih mulia atau spiritual. Transfigurasi/perubahan rupa Yesus Kristus merupakan demonstrasi yang kuat akan kodrat ilahi-Nya dan perwujudan kemuliaan-Nya, yang dimiliki Yesus sebelum datang ke bumi dalam tubuh manusia.
Dalam waktu dan sepanjang pelayanan yang Yesus lakukan bersama-sama para murid, mereka selalu mengikutiNya, menyaksikan semua mujizat dengan mata mereka sendiri bagaimana dia menyembuhkan orang lumpuh berjalan, orang tuli mendengar, yang buta melihat, yang kerasukan dilepaskan, yang mati dibangkitkan, bahkan Ia memberi makan 5000 orang dan sudah tentu hal ini dapat membuat para murid dengan gambling dan objektif tentang kuasa dan realitas tentang siapa Yesus. Namun demikian ketika kita melihat ketika Yesus mulai berbicara tentang penderitaan dan kematianNya, hal itu mengejutkan para murid. Bisa kita lihat pada respon Yesus dalam pasal sebelumya ayat 8:31-33.
Oleh karena itu, Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dari antara murid-murid yang lain untuk bersama-sama denganNya,  naik ke gunung dan menyaksikan peristiwa tersebut. Tidak diragukan lagi, tujuan dari transfigurasi Kristus ke dalam suatu bagian dari kemuliaan Surgawi-Nya adalah agar :
- Murid-murid-Nya mendapatkan pemahaman yang lebih tentang siapa Dia sesungguhnya.
- Kristus mengalami perubahan dramatis dalam penampilan agar para murid dapat melihat Dia dalam kemuliaan-Nya. Para murid, yang hanya mengenal Yesus dalam tubuh manusia-Nya, sekarang memiliki kesadaran yang lebih besar tentang keilahian Kristus, meskipun mereka belum bisa sepenuhnya memahami hal itu.
- Hal ini memberi mereka kepastian yang mereka butuhkan setelah mendengar kabar mengejutkan tentang kematian-Nya.
Dalam kemuliaan-Nya nampaklah Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Kalau kita lihat dalam versi Lukas untuk melengkapi bagian ini, kehadiran Musa dan Elia yang juga menampakan diri dalam kemulian berbicara tentang tujuan kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem – yaitu tentang kematianNya. Para murid dikejutkan oleh peristiwa ini tetapi juga diliputi ketakutan yang sangat dahsyat sampai mempuat Petrus berpikir untuk mendirikan tiga kemah. Walaupun terkejut tapi mereka bersukacita karena dapat menyaksikan peristiwa ini.
Bahkan kemuliaan itu diteguhkan dengan penyataan Allah “Inilah Anak Yang Ku Kasihi – dengarkanlah Dia”. Sekita itu juga para murid tidak melihat seorang pun lagi, hanya Yesus seorang diri saja. Yesus melarang mereka untuk menceritakannya kepada siapapun; sampai Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.
Tapi kemudian para murid kembali dengan perkara di dalam hati mereka tentang apa sesungguhnya yang dimaksudkan Yesus tentang : bangkit dari antara orang mati. Mereka mencoba memahami itu tentang bertanya soal Elia, tapi Yesus kembali bertanya tentang diriNya, namun para murid belum sepenuhnya memahami bagaimana Anak Manusia akan banyak menderita dan sampai pada kematianNya.


Persekutuan Jemaat yang diberkati Tuhan…
Peristiwa ini tidak hanya menggenapi apa yang disampaikan Yesus di ayat 1, namun juga menegaskan apa yang diakui Petrus di 8:29. Meskipun Yesus akan segera mati (8:31-32), hal ini menjamin murid-murid-Nya akan kemuliaan pada akhirnya (8:38).
Cahaya kemuliaan yang memancar dari wajah Yesus itu untuk memberikan pengajaran kepada para murid, bahwa :
- Di balik peristiwa yang menyedihkan yang akan dialami Yesus, peristiwa (penyaliban) akan membawa pada kemenangan, kemuliaan,
- Bahwa di balik hinaan dan caci maki akan ada kemuliaan yang akan menguatkan para murid dalam kehidupan mereka dalam mengikuti Yesus (guru) mereka itu. 


Penerapan

Hari ini atau pada zaman ini mungkin kita tidak melihat kemuliaan Tuhan secara langsung seperti yang dialami oleh Petrus, Yakobus dan Yohanes. Kejutan dari kemuliaan Tuhan mungkin tidak akan terjadi pada saat ini, tetapi kemuliaan Tuhan sudah dinyatakan pada 2000 tahun yang lalu dalam kematianNya yang memberikan kepada kita keselamatan. Oleh sebab itu, kiranya kemuliaan yang sudah kita terima dapat membuat kita senantiasa bersukacita di dalam hidup ini walaupun ada persoalan atau kesulitan bahwa Yesus yang kita sembah adalah Tuhan, Ia adalah Anak Allah yang hidup, yang menjalani dan melalui segala jalan penderitaan karena cinta kasihNya yang begitu besar kepada kita manusia. Kemuliaan melalui Yesus Kristus yang kita terima seharusnya membuat kita hidup semakin takut akan Tuhan dan  merendahkan hati  di hadapan Tuhan. Amin

 

Semoga Khotbah Ini Menjadi Berkat :)



Share:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Khotbah & Renungan

Roma 12 : 1 - 8 "Persembahan Yang Benar"

 "Kesehatian Dalam Persembahan Tubuh & Karunia Pelayanan" Bacaan : Roma 12 : 1 - 8                                            ...

Postingan Terbaru