GEMBALAKANLAH DOMBA-DOMBA KU
Bacaan : Yohanes 21:15-19; Yohanes 14:15-21
Tema : "Apakah Engkau Mengasihi Aku ?
Pengantar
Persekutuan Anggota Muda yang di berkati Tuhan..
Syalom…… Apakah kabar hari ini ?
Mengawali perenungan disaat ini, ada beberapa pertanyaan yang hendak saya tanyakan untuk dijawab oleh saudara-saudara muda sekalian. Beberapa orang, kalau mau menjawab boleh kedepan.
- Siapa yang paling kalian cintai/sayangi ?
- Apa alasannya ? kenapa ko bilang ko sayang/ko cinta....?
- Kalau begitu bagaimana caranya ko menunjukan rasa sayang itu ?
Rasa cinta, sayang, rasa kasih ini adalah sesuatu yang sangat penting. Ketika kita mengatakan bahwa kita mencintai seseorang dan mengasihi dia. Maka kita akan selalu berusaha untuk melakukan dan memberikan yang terbaik baginya. Perhatian, kepedulian, kasih sayang. “Sayang sudah makan kh ? belum ? oh iyoo ingat makan eh, biar tidak sakit. Rasa kasih itu membuat kita selalu mau memperhatikan mengkhawatirkan dan dong biasa bilang apa... biar hujan badai juga tembus.
Syalom…… Apakah kabar hari ini ?
Mengawali perenungan disaat ini, ada beberapa pertanyaan yang hendak saya tanyakan untuk dijawab oleh saudara-saudara muda sekalian. Beberapa orang, kalau mau menjawab boleh kedepan.
- Siapa yang paling kalian cintai/sayangi ?
- Apa alasannya ? kenapa ko bilang ko sayang/ko cinta....?
- Kalau begitu bagaimana caranya ko menunjukan rasa sayang itu ?
Rasa cinta, sayang, rasa kasih ini adalah sesuatu yang sangat penting. Ketika kita mengatakan bahwa kita mencintai seseorang dan mengasihi dia. Maka kita akan selalu berusaha untuk melakukan dan memberikan yang terbaik baginya. Perhatian, kepedulian, kasih sayang. “Sayang sudah makan kh ? belum ? oh iyoo ingat makan eh, biar tidak sakit. Rasa kasih itu membuat kita selalu mau memperhatikan mengkhawatirkan dan dong biasa bilang apa... biar hujan badai juga tembus.
Pertanyaan di awal tadi adalah siapakah yang paling kita kasihi /cintai dalam hidup ini ?
ada yang mengatakan orang tua kita, Bapa/Mama... Saudara adik/kakak, teman sekolah, sahabat, Teman kerja, Teman pelayanan bahkan juga someone special yaitu kekasih kita....
Dengan alasan Karena mereka adalah keluarga dan memiliki hubungan darah dengan kita, karena dekat, karena selalu bersama mungkin juga karena kebaikan mereka kepada kita, dst.... Cara kita menunjukan kasihpun berbeda-beda,memberi perhatian, kepedulian, selalu ada saat dibutuhkan dst.... Namun sebuah pertanyaan juga muncul, untuk menjadi perenungan bagi kita, sebuah pertanyaan yang begitu penting sekali. “ “Anggota Muda... apakah kita mengasihi Tuhan ?
Isi Teks
Yesus pernah menanyakan pertanyaan ini langsung kepada Simon Petrus (Yoh.pasal 16)
“Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku (agapas me) lebih dari pada mereka ini (pleon touton) ? Pertanyaan yang tidak main-main. Jika pertanyaan yang sama diberikan kepada kita oleh Yesus disaat ini. Apakah Engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini ? Apa jawab kita ? Apakah kita mampu mengasihi Tuhan lebih dari pada keluarga kita, kekasih kita, lebih dari pada pekerjaan kita, lebih dari teman-teman kita, lebih dari pada segala sesuatu yang kita punya ? Kalau kita mengatakan dan mengakui bahwa kita mengasihi Tuhan, apa buktinya ? Bagaimana cara kita menunjukan rasa cinta kasih kita kepada Tuhan itu ? Johanes Calvin tokoh gereja dan penggerak reformasi mengatakan bahwa kasih yang suam-suam kuku dan hati yang hanya sedikit di atas perasaan tidak peduli adalah sesuatu yang tidak boleh diberikan kepada Tuhan. Artinya mencintai Tuhan tidak boleh setengah-setengah. Mencintai Tuhan tidak boleh setengah-setengah seperi apa ? ada yang bisa berikan contoh ?..............
Yesus pernah menanyakan pertanyaan ini langsung kepada Simon Petrus (Yoh.pasal 16)
“Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku (agapas me) lebih dari pada mereka ini (pleon touton) ? Pertanyaan yang tidak main-main. Jika pertanyaan yang sama diberikan kepada kita oleh Yesus disaat ini. Apakah Engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini ? Apa jawab kita ? Apakah kita mampu mengasihi Tuhan lebih dari pada keluarga kita, kekasih kita, lebih dari pada pekerjaan kita, lebih dari teman-teman kita, lebih dari pada segala sesuatu yang kita punya ? Kalau kita mengatakan dan mengakui bahwa kita mengasihi Tuhan, apa buktinya ? Bagaimana cara kita menunjukan rasa cinta kasih kita kepada Tuhan itu ? Johanes Calvin tokoh gereja dan penggerak reformasi mengatakan bahwa kasih yang suam-suam kuku dan hati yang hanya sedikit di atas perasaan tidak peduli adalah sesuatu yang tidak boleh diberikan kepada Tuhan. Artinya mencintai Tuhan tidak boleh setengah-setengah. Mencintai Tuhan tidak boleh setengah-setengah seperi apa ? ada yang bisa berikan contoh ?..............
Mari kita melihat jawaban yang diberikan oleh Petrus, karena kita adalah anak-anak muda, yang suka berpikir dan belajar. Maka saya akan menjelaskannya secara mendatail bagi kita semua. Pertanyaan ini dijawab oleh Petrus dengan jawaban demikian, (dengan bahasa Yunani yang dipakai oleh Yohanes): “ya Tuhan (nai, Kyrie), Engkau tahu (su hoida) bahwa aku mengasihi Engkau (hoti philo se) . Petrus menjawabnya dengan Philo se – kasih Filia ada yang tahu itu kasih apa ? (relasi persahabatan). Philo se sebenarnya berarti “aku rekanmu”. Petrus tidak menjawab apakah dia mengasihi Yesus atau tidak, dia menjawab bahwa dia adalah sahabat Yesus. Jawaban yang tidak tajam, sangat ambigu. Seolah Petrus mengatakan bahwa seharusnya dia mengasihi, tetapi juga sekaligus menghindari menjawab kalau dia mengasihi Tuhan.
Petrus yang telah menyangkal Yesus tiga kali tahu bahwa dia tidak benar-benar mengasihi Tuhan. Dia mengatakan “philo se” yang di dalam budaya berarti “teman sevisi”. Tetapi Petrus tidak bisa mengatakan, “aku mengasihimu (egapesa se).” Mengapa tidak? Karena dia jujur. Dia tahu dia tidak sanggup mengasihi Tuhan. Dia pernah berjanji memberikan nyawanya, tetapi yang dia berikan justru mulut yang menyangkal bahwa dia adalah murid dari Yesus dari Nazaret (Yoh. 18:17, 25-27). Maka Yesus bertanya untuk kedua kalinya, “apakah engkau mengasihi Aku (agapas me)?” Yesus tidak lagi memakai “lebih daripada semua ini (pleon touton)”. Yesus mengurangi tuntutan-Nya bagi komitmen Petrus.
Dia tidak lagi menuntut Petrus untuk mengasihi Dia lebih daripada segalanya. Yesus hanya bertanya, “apakah engkau mengasihi Aku (agapas me)?” Itu saja. Menjawab pertanyaan kedua ini Petrus mengatakan hal yang sama dengan jawaban pertamanya, “Engkau tahu (su hoida) bahwa aku rekan-Mu (hoti philo se).” Jawaban yang sama. Tuhan Yesus mengurangi tuntutan-Nya dan Petrus tidak berani menaikkan komitmennya. Karena apa ? Petrus sudah tahu bagaimana rasanya memberikan komitmen karena dorongan emosi, tetapi tidak dipelihara dengan konsisten. Ketika waktu krisis tiba, komitmen emosi meluap hilang. Lenyap ditelan ketakutan yang mendorong Petrus untuk menyangkal Yesus tiga kali. Maka Yesus bertanya untuk ketiga kalinya. Tiga pertanyaan yang menebus kembali tiga penyangkalan Petrus. Untuk ketiga kalinya Tuhan Yesus mengubah pertanyaan-Nya. Jika pertama Yesus bertanya “apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada semua ini?” dan kedua Dia menghilangkan “lebih daripada semua ini”, maka kali ketiga Yesus tidak lagi memakai kalimat “agapas me”. Dia bertanya, “apakah engkau rekan-Ku/sahabat-Ku (phileis me)?” Pertanyaan yang menghancurkan hati Petrus. Maka Petrus pun menjawab sama persis dengan yang Yesus tanyakan. Dia menjawab, “ya Tuhan (nai, Kyrie), Engkau tahu bahwa aku rekan-Mu (su hoidas hoti philo se).
Kita tidak mampu mengasihi Tuhan dengan cara kita sendiri.
Ketika Petrus berkomitmen untuk tetap mengasihi Tuhan, ia setia memberitakan Injil Kristus sampai mati dengan disaib tetapi disalib terbalik, karena merasa tidak layak mati dalam posisi yang sama seperti Yesus. Lalu bagaimana dengan kita ? Anak-anak Muda, apakah Engkau mengasihi Yesus ? Lebih dari pada kekasihMu ? Kalau pacar bilang ketemu baru pas ibadah PAM bagaimana ?
Pembacaan kedua Yoh. ay.21 dikatakan disana bahwa “Barang siapa memegang perintahku dan melakukannnya, dialah yang mengasihi Aku. Jadi kalau tidak tahu sembahyang, selalu marah-marah, suka menipu, mencuri, berbohong. Suka bertengkar dan berkelahi, Tidak jujur. Sombong, iri hati dan menyimpan dendam. Tidak menghormati orang tua....Apakah kita masih bisa mengatakan bahwa kita ini mengasihi Tuhan ? saya punya bapa pernah bilang begini : “Bagaimana ko mau mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan, sedangkan orang tua yang kelihatan saja tidak bisa ko kasihi. Mengasihi Tuhan dengan sungguh berarti memberikan segenap keberadaan hidup kita untuk dikuasai dan dipimpin oleh Roh Kudus, artinya kita berjalan bersama Tuhan setiap hari, memikirkan jalan-jalan-Nya, tunduk kepada kehendak-Nya, taat melakukan firman-Nya, memegang teguh janji-Nya, rela diajar dan dibentuk oleh-Nya. Tuhan sendiri menegaskan, "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku...Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku;" (Yohanes 14:23; 24). Taat melakukan firman Tuhan adalah wujud nyata seseorang mengasihi Tuhan, sebab "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 7:21). Bukti lain seseorang mengasihi Tuhan adalah bila ia juga mengasihi sesama, sebab jika orang berkata bahwa ia mengasihi Tuhan tapi membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta (1 Yohanes 4:20).
Penerapan
Apakah sampai sekarang ini kita masih menyimpan rasa marah, kecewa dan dendam kepada orang lain ? Menyimpan luka batin dan akar pahit didalam hati kita ?
Memiliki kasih adalah tanda seseorang sudah mengalami kelahiran baru yang dikerjakan oleh Roh Kudus: "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat." (Yehezkiel 36:26). Setiap orang yang ada di dalam Kristus adalah ciptaan baru (2 Korintus 5:17), yang seharusnya mewarisi karakter kasih, di mana kemudian kasih itu mengalir keluar. Mengasihi orang lain merupakan balasan kasih yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Seperti pujian yang mengatakan : “Mengasihi lebih sungguh, sebab Tuhan lebih dulu mengasihi kepadaku”. Amin
Apakah sampai sekarang ini kita masih menyimpan rasa marah, kecewa dan dendam kepada orang lain ? Menyimpan luka batin dan akar pahit didalam hati kita ?
Memiliki kasih adalah tanda seseorang sudah mengalami kelahiran baru yang dikerjakan oleh Roh Kudus: "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat." (Yehezkiel 36:26). Setiap orang yang ada di dalam Kristus adalah ciptaan baru (2 Korintus 5:17), yang seharusnya mewarisi karakter kasih, di mana kemudian kasih itu mengalir keluar. Mengasihi orang lain merupakan balasan kasih yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Seperti pujian yang mengatakan : “Mengasihi lebih sungguh, sebab Tuhan lebih dulu mengasihi kepadaku”. Amin
Semoga Renungan Ini Menjadi Berkat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar