Blog ini berisi Khotbah dan Renungan Kristen yang dapat menolong saudara-saudara dalam mempersiapkan diri saat memimpin ibadah persekutuan. Baik ibadah jemaat maupun unsur-unsur PKB, PW, PAM dan PAR. Bahan ini semoga dapat menolong dan menjadi referensi bagi saudara-saudara. Tuhan Yesus memberkati kita semua....

Renungan Dan Khotbah

  • Kumpulan Khotbah Dan Renungan

    Blog ini menolong kalian sobat Inspirasi Kristen Dalam Mempersiapkan Bahan Khotbah dan juga Renungan serta berbagai Kreatifitas dan Games menarik yang dapat dipakai dalam setiap pelayanan

Kedatangan Kerajaan Allah - Lukas 17:20-37

 KEDATANGAN KERAJAAN ALLAH

Bacaan : Lukas 17:20-37

 Tema : "Kerajaan Allah Dimulai Bersama Yesus Kristus"

 

Pengantar
Persekutuan PW rayon 1 yang diberkati Tuhan….
Firman Tuhan hari ini berbicara  tentang kerajaan Allah. Apakah yang kita pahami tentang kerajaan Allah ?. Kalau ditanya tentang bagian ini, mungkin kita akan menjawab… kerajaan Allah itu adalah sebuah keadaan dimana Allah yang memerintah di dalamNya. Atau mungkin juga kita akan mengaitkannya dengan situasi dimana Yesus datang yang kedua kali, untuk membawa semua orang yang percaya kepada-Nya; yang hidup melakukan kehendaknya untuk tinggal bersama-sama Dia di sorga, dan itulah Kerajaan Allah.

Kata Kerajaan sendiri dalam bahasa Yunani Basileia yang artinya kedaulatan atau kekuasaan. Jadi kalau bicara tentang kerajaan Allah itu berarti pemerintahan Allah, kekuasaan Allah dan kedaulatan Allah.

Isi Teks
Dalam bagian ini, Yesus memulai pengajaranNya karena pertanyaan dari orang-orang Farisiyang bertanya mengenai apabila kerajaan Allah akan datang. Dengan kata lain mereka bertanya kapan kerajaan Allah itu datang ?
Namun perlu kita tahu pemahaman yang mendasari pertanyaan orang-orang Farisi ini, sehingga kita tahu apa tujuan mereka bertanya pada Yesus : Pertanyaan ini muncul; sebagai bagian dari…
Penantian mereka akan kehadiran Mesias (atau yang diurapi) dan berdirinya kerajaan Allah, sebuah penantian dari waktu ke waktu, penantian yang begitu lamanya,
sehingga ini menjadi prioritas/hal utama bangsa Israel. Menantikan sebuah pemerintahan dimana mereka tidak lagi ada dalam penjajahan romawi.
Tentunya ini mengingatkan mereka juga tentang masa-masa jaya pada masa kepemimpinan Daud, tapi juga Salomo. Mereka mengharapkan kerajaan Allah itu sesuatu yang lebih dramatis, seperti pemerintahan fisik atau pembebasan politik.

Tetapi Yesus memberikan jawaban yang berbeda kepada orang-orang Farisi ini. Ada beberapa hal yang Yesus tekankan tentang hal Kedatangan Kerajaan Allah.
-    Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah
Maksudnya apa ? Yesus menjelaskan bahwa Kerajaan Allah bukanlah sesuatu yang dapat diamati dengan mudah secara fisik. Sehingga orang bisa bilang dia ada disini, ia ada disana dst,,,,(nabi-nabi palsu)

-    Kerajaan Allah itu ada diantara kamu.
Apa maksudnya Yesus bahwa kerajaan Allah ada diantara kamu ?
Pertama adalah merujuk kepada Yesus sendiri dalam karya dan pelayananNya. Tanda nyata melalui kehadiranNya di tengah-tengah dunia untuk membawa kelepasan bagi semua manusia.
Kerajaan itu kini hadir dalam Pribadi Yesus dan akan dinyatakan sepenuhnya di masa depan dalam kedatanganNya kelak. Dalam Matius 12:28 Yesus katakana “Jika Aku mengusir setan dengan Roh Allah, maka Kerajaan Allah telah datang kepadamu”. Dimana Yesus hadir, dalam pelayanannya dengan segala kuasa dan mujizat yang Ia lakukan, disitulah kerajaan Allah dinyatakan. Saat Yesus mmenyembuhkan yang buta melihat, yang tuli mendengar, yang bisu berbicara, yang lumpuh berjalan, yang kerasukan setan dilepaskan, yang mati di bangkitkan.
Ia mengunjungi mereka yang berdosa, ia memberi makan mereka yang lapar. ia ada ditengah-tengah mereka yang menangis, suasana dan tanda kerajaan Allah itu nyata dalam setiap kehadiran Yesus.

-    Tidak hanya itu, Yesus juga bahkan menggambarkan situasi/kondisi saat kedatangan kerajaan Allah yang dihubungkan dengan kedatangan Anak Manusia.
-    Yesus juga memakai dua kejadian yang terkenal bagi para pendengarnya: banjir besar pada zaman Nuh (Kejadian 6-7) dan kehancuran Sodom dan Gomora (Kejadian 19) untuk menggambarkan situasi tadi.
Yesus menceritakan dua kejadian yang terkenal bagi para pendengarnya: banjir besar pada zaman Nuh (Kejadian 6-7) dan kehancuran Sodom dan Gomora (Kejadian 19).
Yesus memberikan beberapa peringatan tentang apa yang akan terjadi pada hari kedatangan-Nya yang kedua. Dia menggunakan contoh Nuh dan Lot, dua tokoh dari Perjanjian Lama, untuk menunjukkan bahwa pada saat itu banyak orang akan terlibat dalam urusan dunia dan akan mengabaikan peringatan tentang banjir yang akan datang, atau seperti orang-orang di zaman Lot yang terus menerus melakukan kejahatan dan dosa.

karena itu dalam kesempatan disaat ini ada 2 pertanyaan sebagai bagian dari diskusi kita:
-    Dewasa ini sering munculnya “anak manusia palsu”. Mungkin juga kita pernah melihat di Tv atau media sosial yang beredar berita disekitar kita . Bagaimana sikap iman ibu-ibu menanggapi hal ini ?
-    Apakah disekitar kita, sudah beredar kejahatan seperti zaman Nuh dan zaman Sodom dan Gomora ? Seperti apa ibu-ibu melihat hal ini ?

Penerapan
1.    Kerajaan Allah bekerja melalui gereja sekarang ini untuk mengabarkan kabar baik dalam karya menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah. Dan semua itu harus nampak dalam setiap persekutuan, kesaksian dan pelayana gereja. Kepada orang sakit, kepada yang berduka, kepada janda, duda, anak yatim, kepada orang-orang tua yang sudah lanjut usia. Kepada mereka yang terhilang dan semakin jauh dari persekutuan, yang dalam pergumulan sebab persoalan hidup yang begitu berat, kepada anak-anak putus sekolah/broken home.

2.    Hari dimana Kedatangan Kerajaan Allah melalui Anak Manusia dinyatakan tampaknya merupakan hari yang sama dengan datangnya kebinasaan, hari dimana seseorang diambil dan yang lain ditinggalkan. Dalam Lukas 17:34-35, nampaknya ada satu kelompok yang diambil untuk diselamatkan, dan kelompok lainnya dibiarkan mengalami kehancuran dan hukuman yang mengerikan. Tidak akan ada waktu untuk berbaikan dengan Tuhan pada bagian ini. Pemisahan ini akan terjadi seketika, tanpa peringatan.
Kita melihat gambaran orang-orang yang dibinasakan : makan dan minum, jual beli, menanam dan membangun, mengawinkan dan mengawinkan. Setiap orang yang dihakimi belum siap. Mereka menjalani hidup dan bersenang-senang, berpikir bahwa mereka punya lebih banyak waktu, dan akhirnya tiba.  
Sebab dosa akan membuat kita terlena, merasa nyaman, dan menganggap bahwa inilah kebahagiaan hidup, inilah tujuan hidup. Namun tanpa kita sadari, kebinasaan itu akan datang tiba-tiba tanpa kita sadari, entah kita sedang makan dan minum, entah kita sedang bekerja, diperjalanan maupun sedang tidur.

Mungkin sekarang tong sedang tidak berharap untuk Yesus darang segera, karena masih masih nyaman dan masih ingin untuk hidup di dalam dosa. Yesus jang dulu datang karena sa ini masih hidup dalam kebencian. dengki dan iri hati, dalam pertengkaran, tidak baku  suka satu dengan yang lain. Yesus jang dulu datang karena sa ini masih hidup dengan tidak jujur  dan setia sama sa punya istri atau sa punya suami, saya bekerja tapi selalu pakai cara-cara yang tidak benar supaya bisa dapat untung banyak. Yesus jang dulu datang karena sa ini masih hidup dalam kemabukan, pergaulan yang tidak benar.

Persekutuan yang diberkati Tuhan...
Yesus bisa datang kapan saja, (Tahun 2012)
bahwa tidak ada seorangpun yang tahu kapan kedatangan kerajaan Alah itu, kapan Yesus dia akan datang. Oleh karena itu kita harus tersadar, bahwa kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, jangan merasa nyaman karena menganggap kita masih muda, atau menganggap kita merasa tidak menderita sakit yang parah, kita menganggap kita mempunyai banyak uang, waktu kita masih panjang.

Sesibuk apapun kita ditengah-tengah dunia ini, bekerja keras untuk menggapai harapan dan cita-cita, mengumpulkan bekal hidup atau bahkan menikmati berbagai kebahagiaan dan keindahan dalam dunia ini. Namun kita hendak di ingatkan, tetaplah kita terjaga Kita harus tetap tersadar, waktu akan terus berjalan dan semua yang ada di dunia ini akan berakhir dan akan kita tinggalkan, dan pada akhirnya kebahagiaan yang kekal itu hanya tinggal satu, yaitu hidup di dalam kebenaran Tuhan. (Amin)



 

 

Share:

Apakah Engkau Mengasihi Aku ? - Yohanes 21:15-19; 14:15-21

 GEMBALAKANLAH DOMBA-DOMBA KU

Bacaan : Yohanes 21:15-19; Yohanes 14:15-21

Tema : "Apakah Engkau Mengasihi Aku ?


Pengantar
Persekutuan Anggota Muda yang di berkati Tuhan..
Syalom…… Apakah kabar hari ini ?
Mengawali perenungan disaat ini, ada beberapa pertanyaan yang hendak saya tanyakan untuk dijawab oleh saudara-saudara muda sekalian. Beberapa orang, kalau mau menjawab boleh kedepan.
- Siapa yang paling kalian cintai/sayangi ?
- Apa alasannya ? kenapa ko bilang ko sayang/ko cinta....?
- Kalau begitu bagaimana caranya ko menunjukan rasa sayang itu ?
Rasa cinta, sayang, rasa kasih ini adalah sesuatu yang sangat penting. Ketika kita mengatakan bahwa kita mencintai seseorang dan mengasihi dia. Maka kita akan selalu berusaha untuk melakukan dan memberikan yang terbaik baginya. Perhatian, kepedulian, kasih sayang. “Sayang sudah makan kh ? belum ? oh iyoo ingat makan eh, biar tidak sakit. Rasa kasih itu membuat kita selalu mau memperhatikan mengkhawatirkan dan dong biasa bilang apa... biar hujan badai juga tembus. 
 
Pertanyaan di awal tadi adalah siapakah yang paling kita kasihi /cintai dalam hidup ini ?
ada yang mengatakan orang tua kita, Bapa/Mama... Saudara adik/kakak, teman sekolah, sahabat, Teman kerja, Teman pelayanan bahkan juga someone special yaitu kekasih kita....
Dengan alasan Karena mereka adalah keluarga dan memiliki hubungan darah dengan kita, karena dekat, karena selalu bersama mungkin juga karena kebaikan mereka kepada kita, dst.... Cara kita menunjukan kasihpun berbeda-beda,memberi perhatian, kepedulian, selalu ada saat dibutuhkan dst.... Namun sebuah pertanyaan juga muncul, untuk menjadi perenungan bagi kita, sebuah pertanyaan yang begitu penting sekali. “ “Anggota Muda... apakah kita mengasihi Tuhan ?
 
Isi Teks
Yesus pernah menanyakan pertanyaan ini langsung kepada Simon Petrus (Yoh.pasal 16)
“Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku (agapas me)  lebih dari pada mereka ini (pleon touton) ?  Pertanyaan yang tidak main-main. Jika pertanyaan yang sama diberikan kepada kita oleh Yesus disaat ini.  Apakah Engkau mengasihi Aku  lebih dari pada mereka ini ? Apa jawab kita ?  Apakah kita mampu mengasihi Tuhan lebih dari pada keluarga kita, kekasih kita, lebih dari pada pekerjaan kita, lebih dari teman-teman kita, lebih dari pada segala sesuatu yang kita punya ? Kalau kita mengatakan dan mengakui bahwa kita mengasihi Tuhan, apa buktinya ? Bagaimana cara kita menunjukan rasa cinta kasih kita kepada Tuhan itu ? Johanes Calvin tokoh gereja dan penggerak reformasi mengatakan bahwa kasih yang suam-suam kuku dan hati yang hanya sedikit di atas perasaan tidak peduli adalah sesuatu yang tidak boleh diberikan kepada Tuhan. Artinya mencintai Tuhan tidak boleh setengah-setengah. Mencintai Tuhan tidak boleh setengah-setengah seperi apa ? ada yang bisa berikan contoh ?..............
 
Mari kita melihat jawaban yang diberikan oleh Petrus, karena kita adalah anak-anak muda, yang suka berpikir dan belajar. Maka saya akan menjelaskannya secara mendatail bagi kita semua. Pertanyaan ini dijawab oleh Petrus dengan jawaban demikian, (dengan bahasa Yunani yang dipakai oleh Yohanes): “ya Tuhan (nai, Kyrie), Engkau tahu (su hoida) bahwa aku mengasihi Engkau (hoti philo se) . Petrus menjawabnya dengan Philo se – kasih Filia ada yang tahu itu kasih apa ? (relasi persahabatan). Philo se sebenarnya berarti “aku rekanmu”. Petrus tidak menjawab apakah dia mengasihi Yesus atau tidak, dia menjawab bahwa dia adalah sahabat Yesus. Jawaban yang tidak tajam, sangat ambigu. Seolah Petrus mengatakan bahwa seharusnya dia mengasihi, tetapi juga sekaligus menghindari menjawab kalau dia mengasihi Tuhan.
Petrus yang telah menyangkal Yesus tiga kali tahu bahwa dia tidak benar-benar mengasihi Tuhan. Dia mengatakan “philo se” yang di dalam budaya berarti “teman sevisi”. Tetapi Petrus tidak bisa mengatakan, “aku mengasihimu (egapesa se).” Mengapa tidak? Karena dia jujur. Dia tahu dia tidak sanggup mengasihi Tuhan. Dia pernah berjanji memberikan nyawanya, tetapi yang dia berikan justru mulut yang menyangkal bahwa dia adalah murid dari Yesus dari Nazaret (Yoh. 18:17, 25-27). Maka Yesus bertanya untuk kedua kalinya, “apakah engkau mengasihi Aku (agapas me)?” Yesus tidak lagi memakai “lebih daripada semua ini (pleon touton)”. Yesus mengurangi tuntutan-Nya bagi komitmen Petrus.
Dia tidak lagi menuntut Petrus untuk mengasihi Dia lebih daripada segalanya. Yesus hanya bertanya, “apakah engkau mengasihi Aku (agapas me)?” Itu saja. Menjawab pertanyaan kedua ini Petrus mengatakan hal yang sama dengan jawaban pertamanya, “Engkau tahu (su hoida) bahwa aku rekan-Mu (hoti philo se).” Jawaban yang sama. Tuhan Yesus mengurangi tuntutan-Nya dan Petrus tidak berani menaikkan komitmennya. Karena apa ? Petrus sudah tahu bagaimana rasanya memberikan komitmen karena dorongan emosi, tetapi tidak dipelihara dengan konsisten. Ketika waktu krisis tiba, komitmen emosi meluap hilang. Lenyap ditelan ketakutan yang mendorong Petrus untuk menyangkal Yesus tiga kali. Maka Yesus bertanya untuk ketiga kalinya. Tiga pertanyaan yang menebus kembali tiga penyangkalan Petrus. Untuk ketiga kalinya Tuhan Yesus mengubah pertanyaan-Nya. Jika pertama Yesus bertanya “apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada semua ini?” dan kedua Dia menghilangkan “lebih daripada semua ini”, maka kali ketiga Yesus tidak lagi memakai kalimat “agapas me”. Dia bertanya, “apakah engkau rekan-Ku/sahabat-Ku (phileis me)?” Pertanyaan yang menghancurkan hati Petrus. Maka Petrus pun menjawab sama persis dengan yang Yesus tanyakan. Dia menjawab, “ya Tuhan (nai, Kyrie), Engkau tahu bahwa aku rekan-Mu (su hoidas hoti philo se).
Kita tidak mampu mengasihi Tuhan dengan cara kita sendiri.
Ketika Petrus berkomitmen untuk tetap mengasihi Tuhan, ia setia memberitakan Injil Kristus sampai mati dengan disaib tetapi disalib terbalik, karena merasa tidak layak mati dalam posisi yang sama seperti Yesus. Lalu bagaimana dengan kita ? Anak-anak Muda, apakah Engkau mengasihi Yesus ? Lebih dari pada kekasihMu ? Kalau pacar bilang ketemu baru pas ibadah PAM bagaimana ?
Pembacaan kedua Yoh. ay.21 dikatakan disana bahwa “Barang siapa memegang perintahku dan melakukannnya, dialah yang mengasihi Aku. Jadi kalau tidak tahu sembahyang, selalu marah-marah, suka menipu, mencuri, berbohong. Suka bertengkar dan berkelahi, Tidak jujur. Sombong, iri hati dan menyimpan dendam. Tidak menghormati orang tua....Apakah kita masih bisa mengatakan bahwa kita ini mengasihi Tuhan ? saya punya bapa pernah bilang begini : “Bagaimana ko mau mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan, sedangkan orang tua yang kelihatan saja tidak bisa ko kasihi. Mengasihi Tuhan dengan sungguh berarti memberikan segenap keberadaan hidup kita untuk dikuasai dan dipimpin oleh Roh Kudus, artinya kita berjalan bersama Tuhan setiap hari, memikirkan jalan-jalan-Nya, tunduk kepada kehendak-Nya, taat melakukan firman-Nya, memegang teguh janji-Nya, rela diajar dan dibentuk oleh-Nya.  Tuhan sendiri menegaskan, "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku...Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku;" (Yohanes 14:23; 24). Taat melakukan firman Tuhan adalah wujud nyata seseorang mengasihi Tuhan, sebab "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 7:21).  Bukti lain seseorang mengasihi Tuhan adalah bila ia juga mengasihi sesama, sebab jika orang berkata bahwa ia mengasihi Tuhan tapi membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta (1 Yohanes 4:20). 
 
Penerapan
Apakah sampai sekarang ini kita masih menyimpan rasa marah, kecewa dan dendam kepada orang lain ? Menyimpan luka batin dan akar pahit didalam hati kita ?
Memiliki kasih adalah tanda seseorang sudah mengalami kelahiran baru yang dikerjakan oleh Roh Kudus: "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat." (Yehezkiel 36:26). Setiap orang yang ada di dalam Kristus adalah ciptaan baru (2 Korintus 5:17), yang seharusnya mewarisi karakter kasih, di mana kemudian kasih itu mengalir keluar. Mengasihi orang lain merupakan balasan kasih yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Seperti pujian yang mengatakan : “Mengasihi lebih sungguh, sebab Tuhan lebih dulu mengasihi kepadaku”. Amin 
 
 
Semoga Renungan Ini Menjadi Berkat :)
Share:

Mendidik Anak-anak Di Dalam Tuhan - Ulangan 6:1-9

KASIH KEPADA ALLAH ADALAH PERINTAH YANG UTAMA

Bacaan : Ulangan 6:1-9

"Tema : Mendidik Anak-anak Di Dalam Tuhan"

Pengantar
Bapak/ibu persekutuan yang diberkati Tuhan, syalom…
Sebuah pertanyaan mengawali perenungan disaat sore hari ini bagi kita sekalian :
Bapa dan mama dong semua, berapa kali kita mengajarkan tentang Tuhan kepada anak-anak kita ? Setiap hari kah ? seminggu sekali, dua  kali kah ? atau hanya saat mereka melakukan kesalahan saja?
Ada anak-anak kah ? anak-anak menurut kalian, nasihat, teguran dan pengajaran yang diberikan oleh orang tua itu penting atau tidak ?
Hari ini, bacaan yang kita renungkan adalah bagian yang mungkin sudah seringkali kita baca, dengar dan renungkan bersama. Berbicara mengenai “Kasih kepada Allah adalah perintah yang utama. 
 
(Dok. Foto Kelas Ak - Sekolah Minggu Pos Mahanaim)
Penjelasan Teks
Bangsa Israel yang keluar dari tanah Mesir, telah mati dipadang gurun, mereka yang memasuki tanah kanaan yaitu tanah perjajian adalah generasi yang baru. Karena itu segala hukum Tuhan, perintah dan ketetapan, semuanya itu, diulangi oleh Musa kepada angkatan yang baru ini.
Mengingat seekarang mereka akan memasuki tanah kanaan, dan karena itu penting sekali semua ini disampaikan kepada mereka. Karena tanah yang akan mereka duduki, yaitu tanah yang berlimpah susu dan madu itu dipenuhi dengan orang-orang kafir, bangsa-bangsa-bangsa yang tidak mengenal dan percaya kepada Allah. Ulangan pasal 6 terlebih khusus ayatnya yang ke 4 – 9 disebut syema Israel. Suatu panggilan bagi Israel untuk mendengar Firman Tuhan. Ayat-ayat ini memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan iman Israel. Bangsa Israel biasanya melafalkan syema ini tiga kali dalam sehari. Dan tidak ada penyembahan pada hari sabat yang dilakukan dirumah ibadah tanpa melafalkannya. Syema ini merupakan pengakuan iman bangsa Israel yang paling mendasar. Melalui syeman ini bangsa Israel diajar untuk memiliki persekutuan yang intim dengan Tuhan sebagai perioritas utama. Seluruh aspek kehidupan Israel, didasari oleh hubungan cintanya dengan Tuhan. Di dalam cinta ini, terkandung komitmen dan kesetiaan yang menyeluruh dan total. Ada beberapa hal yang menjadi  catatan penting bagi bangsa Israel :
1. Harus tertanam dalam hati  orang Israel (ay.6)
2. Harus tertanam dalam hati anak-anak Israel (ay.7)
3. Harus menjadi bagian hidup  sehari-hari mereka (ay.7)
4.Harus mernjadi indentitas pribadi, keluarga juga masyarakat.
Mulai dari tanda pada tangan, dahi, sampai pada pintu rumah dan pintu gerbang.
 
Ini menunjukan bahwa tidak ada satu bagian pun dalam kehidupan orang Israel yang terlepad dari relasi mereka yang penuh kasih kepada Tuhan. Mereka harus mengasihi Tuhan dengan segenap hati,jiwa dan kekuatan. Dan hal ini harus terpelihara dalam kehidupan bangsa Israel. Karena itulah hal ini harus terus diajarkan kepada anak-anak mereka. Dan Musa sendiri yang memberikan petunjuk bagaiamana orang-orang tua di Israel harus mengajarkan perintah Allah ini  kepada anak-anak mereka. Yaitu pada saat engaku duduk dirumah, saat sedang dalam perjalanan, saat sedang berbaring dan juga pada saat bangun. Artinya harus selalu diajarakan, harus selalu di ingatkan berulang-ulang kali.Tujuannya adalah supaya mereka dapat melakukan seperti yang diajarkan kepada mereka (ay.1), berpegang kepada perintah Allah dan melakukannya dengan setia.
 
Bapak/ibu persekutuan yang diberkati oleh Tuhan.
Salah satu cara kita bisa menunjukan kepada Tuhan, bahwa kita benar-benar mengasihi Tuhan adalah melakukan apa yang Ia perintahkan dan kehendaki dalam ketaaan dan kesetiaan. Karena kita mengasihi Tuhan yang tidak kita lihat dan tetapi Kasih kita kepada Tuhan dapat dinyatakan melalui hidup kita setiap hari yang sesuai dengan FirmanNya. Bukan saja kita melakukannya, tetapi hal ini harus diajarkan kepada keluarga kita, terlebih khusus anak-aanak kita.  Karena setiap pengajaran, nasehat dan didikan yang diberikan, akan sangat berguna bagi kehidupan mereka bukan saja hari ini, tetapi juga dihari depan. Seperti sedianya bangsa generasi baru yang hendak memasuki tanah kanaan, anak-anak pada masa/zaman ini sangat-sangat membutuhkan pengajaran dan nasehat  untuk pertumbuhan iman mereka. Menjadi kerinduan dan keinginan setiap orang tua, bahwa anak-anaknya tumbuh menjadi seorang pribadi yang taat dan takut akan Tuhan. Banyak anak-anak sekarang ini yang tumbuh tanpa nasehat dan didikan dari orang tua mereka, banyak anak-anak sekarang ini yang tidak peduli bahkan mengabaikan setiap nasihat dan didikan orang tua.
 
Penerapan
Hari ini Firman Tuhan kembali mengingatkan kita….
Pengajaran tentang Firman Tuhan, semua perintah, apa yang baik dan tidak menurut Firrman. Apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan sesuai Firman. Harus diajarkan kepada anak-anak. Setiap saat, mau saat duduk kh, dalam perjalanan kah, mau baru bangun kah, harus terus disampaikan dan terus menerus dan berulang-ulang.  Supaya apa ? Supaya baik kita tapi juga kehidupan anak-anak kita diberkati oleh Tuhan. Baik itu berkat panjang umur seperti kata ayat 2, tetapi juga berkat yang disebutkan pada ayatnya 10 dan 11 dari bacaan kita di saat ini. Kasih kepada Tuhan harus menjadi hal utama dalam kehidupan kita. Dengan mengasihi Tuhan barulah kita bisa taat dan setia melakukan perintahNya, dengan mengasihi Tuhan lebih dahulu barulah kita bisa mengajaraknya setiap saat kepada anak-anak kita dan dengan mengasihi Tuhan terlebih dahulu barulah kita dimampukan untuk membagi kasih itu kepada orang lain atau sesame kita. Amin

Semoga Renungan Ini Menjadi Berkat :)

 

Share:

Pemberdayaan Tuhan Di Dalam Penderitan Ayub - Ayub 29:1-25

KEMULIAAN YANG DAHULU DAN KESENGSARAAN YANG SEKARANG

Bacaan : Ayub 29 : 1-25

Tema  "Pemberdayaan Tuhan Di Dalam Penderitaan Ayub"

 

Pengantar
Bapak, ibu jemaat Tuhan.....Syalom…………………
Pasti diantara kita semua yang hadir pada saat ini memiliki yang namanya kenangan indah.  Kenangan baik yang kita miliki bersama keluarga, sahabat, rekan kerja, rekan pelayanan, bersama orang-orang disekitar kita.
Kenangan indah karena hal baik yang pernah orang lain lakukan dan bri bagi kita; atau juga sebaliknya hal baik yang pernah kita lakukan dan beri bagi orang lain.Namun dapatkah sebuah kenangan baik menolong kita untuk melewati sebuah kesulitan hidup yang kita alami?
 
PenjelasanTeks
Ayub secara khusus menyaksikan bagi kita sekalian dalam pembacaan disaat ini.  Jika pada minggu lalu kita belajar bersama ketika Ayub bertanya tentang apa maksud Allah dengan semua penderitaan yang ia alami, bahkan juga semua keluh kesah, segala kepahitan yang ada di dalam hatinya diutarakan atau disampaikan kepada Allah. Pada pasal 29 ini merupakan bagian dari serangkaian pidato yang diberikan oleh Ayub dalam konteks penderitaannya. Ayub mengenang masa lalu ketika dia merasa berkat dan kelimpahan Allah sangatlah menyertainya. Ayub menggambarkan betapa makmur dan dihormatinya di diantara masyarakatnya. Dia menceritakan bagaimana dia diberkati oleh Allah dan dihormati oleh orang-orang disekeliingnya.Sesuatu yang sangat kontras/berbeda sekali dengan keadaannya yang sekarang. Kehidupa Ayub tentang kesalehannya, tentang bagaiman ia hidup bergaul dengan Allah, tentang cara hidup dari seorang Ayub, biasanya kita hanya tahu dari pasal satu kitab ini. Tetapi kali ini seperti kita melihat sebuah biografi dimana Ayub sendiri menceritakan dan menyaksikan tentang bagaimana Ia hidup, tentang keadaannya yang dulu, tentang semua keadaan baik, semua kenangan baik yang pernah di alami olehnya bersama dengan keluarganya.
 
Ujian kehidupan membuat Ayub merindukan masa lalu.
Sambil duduk di abu dan menggaruk badannya dengan sekeping beling, terkenanglah ia kepada keluarga, kekayaan, kehormatan dan segala kemuliaannya di masa lalu. Dan itulah yang tergambarkan dalam pasal 29 ini.
 

Ayub menceritakan bagaimana ia mengingat masa mudanya dimana Allah melindunginya (ay.2); dan ia benar-benar merindukan kehidupannya di dalam perlindungan Allah. Ayub menguraikan  dengan luar biasa, sekalipun ia berjalan dalam kegelapan, Allah meneranginya. (ay.3); bahkan pada ay.4 ia menggambarkan bahwa Allah itu sudah seperti seorang sahabat baginya. Kasih Allah bagi keluarganya diungkapkan dengan anak-anaknya duduk disekelilngnya (ay.5). Ketika ia keluar pintu gerbang, begitu banyak berkat diterimanya (ay.6)
 
Dari sini kita melihat dan memperoleh gambaran, betapa indahnya hidup Ayub dan setianya kepada Allah. Kita melihat bagaiaman hubungan, relasi dan kedekatan seorang Ayub dengan Allah. Tidak hanya itu… Ayub tidak hanya mengenang bagaimana ia hidup begitu dekat dengan Allah, tetapi juga ia mengungkapkan bagaimana kehidupannya dalam relasi dengan sesamanya.
 
Ketika Ayub mengingat-ingat masa lalunya; ia menyadari beberapa hal :
Pertama :

Allah mengasihinya. Allah memelihara dan menuntun Ayub dalam situasi baik (ay.5-6) dan keadaan yang buruk sekalipun (ay.3)
 
Oleh karena itu, Kedua :
Ayub bertumbuh menjadi seorang yang mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Hidupnya di abdikan untuk menolong orang-orang yang kesusahan (ay.12) menghibur mereka yang menderita (ay.13). Tindakannya senantiasa adil…..
Bagi orang tertindas ia adalah pembela (ay.14-16)  Pada zaman Ayub, seperti yang masih terjadi di banyak tempat di dunia ini, mereka yang mempunyai kekuasaan paling kecil mempunyai akses terhadap keadilan yang paling kecil. Namun Ayub tidak bekerja seperti itu. Dia takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Dan salah satu dari banyak dampaknya adalah ia menyelamatkan orang-orang miskin yang berteriak minta tolong – meskipun ia bisa melakukan sebaliknya. Tapi juga, tentang gerbang kota ay.6.  disebutkan dalam sebuah penafsiran bahwa ini adalah tempat berbisnis Di sinilah perselisihan disidangkan dan keputusan pengadilan diberikan. Dan Ayub merupakan bagian integral dari lingkungan itu. Dia mengambil tempat duduknya dalam situasi itu – yang berarti bahwa dia bertanggung jawab atas proses tersebut. Sehingga bagi orang-orang orang-orang lalim, Ayub adalah seorang hakim yang tegas.
Ketiga :
Karena kualitas hidup yang seperti itu, Ayub dihormati banyak orang. Orang muda hormat kepadanya (Ay.7-8), para pejabat, serta orang-orang petinggi pemerintah segan terhadapnya (ay.9-10). Kehadirannya yang menebarkan pengharapan, kesejukan dan sukacita selalu ditunggu dan dinantikan oleh orang lain. Ayub menyadari semuanya itu, namun ia tidak terhanyut dalam keadaan masa lalu itu (ay.24-25). Ayub merenungkan perubahan dramatis dalam hidupnya dan mencoba untuk tetapi memahami maksud dibalik penderiaan yang ia hadapi.

Penerapan
:

Jadi jika Ayub menyesali bahwa Tuhan – menurut penilaiannya – tidak memelihara dan mengawasinya. Kenangan nya di masa lalu menunjukan betapa kasih, berkat dan penyertaan Tuhan selalu ia rasakan. Kita pun menyadari bahwa kita ada sampai hari ini karena Tuhan, bagaimana mungkin kita mempertanyakan kasih dan kuasaNya, sedang ia masih mengizinkan kita untuk ada sampai dihari ini, menikmati nafas hidup yang masih ia anugerahkan, bahkan keluarga kita yang mash terus Tuhan pelihara, pekerjaan kita yang Tuhan berkati dengan segala penghasilan kita, bahkan dengan pekerjaan yang sekalipun, biar itu jual pinang kh, jualan di pasarkah, buruh kh tapi dari situlah berkat Tuhan mengalir dalam kehidupan kita, mungkin memang tidak banyak tetapi kita senantiasa berkecukupan.
Bahkan kekuatan, kesehatan… tapi juga talenta, skil/kemampuan yang kita punya…
Bukankah semuanya ini adalah pemberian Tuhan bagi kita ?
 

Ayub dengan jelas menggambarkan keberkatan dan keberlimpahan yang dia nikmati sebelum penderitaan datang. Ini mengingatkan kita untuk selalu menghargai dan bersyukur atas segala berkat yang Allah berikan dalam hidup kita sebelum masa ujian atau kesulitan,gunakan waktu dan semua potensi yang kita miliki saat ini dengan bijaksana.
Ayub membagikan bagaimana dia membantu yang lemah dan melindungi yang tertindas. Ini mengajarkan kepada kita pentingnya menjadi orang yang membantu dan berempati terhadap mereka yang membutuhkan, ketika kita memilki segala seuatu bahkan berkelebihan.
Hari ini kita hidup dimasa dimana, Kasih kepada sesama itu semakin menipis. Orang melakukan kebaikan hanya karena ada maunya saja, orang memberi hanya karena mengingkan sebuah imbalan atau supaya diperlakukan sama. Orang berbuat baik supaya diakui, supaya disenangi, hanya sebagai sebuah pencitraan. Tidak disertai dengan sebuah ketulusan hati yang benar-benar sungguh.
Marilah kita belajar seperti Ayub, sebagaimana ia hidup ketika ia memiliki segalanya,ia tidak hidup untuk dirinya sendiri. Dia tahu bahwa di sekitarnya banyak orang yang menderita, disekitarnya banyak orang yang berkekurangan, disekitarnya banyak orang yang membutuhkan pertolongan. Hari ini kita bisa makan nasi, sayur, ikan dengan lauk yang lengkap…. tapi mungkin sesama kita di dalam persekutuan jemaat ini, ada yang tidak bisa makan hari ini hanya karena sudah tidak ada lagi beras. Ada yang hendak membawa keluarganya berobat tapi tidak memiliki cukup uang akhirnya dirumah saja dengan obat seadanya. Ada yang harus membayar pendidikan anak-anaknya tetapi kesulitan dan terus menunggak sampai pada jumlah yang begitu banyak. Dari Ayub kita belajar, bahwa Tuhan memberkati kita dengan begitu banyak hal, supaya kita menjadi saluran berkat bagi orang lain. Tuhan menjawab setiap doa-doa yang dinaikan dari mereka yang berkekurangan kepadanya dengan bercucuran air mata melalui kita yang memiliki kelebihan. Itulah sebabnya kita diberkati, adalah untuk menjadi berkat bagi orang lain.
 

Nah, lalu dalam menjalani masa raya sengsara, khususnya di Minggu Sengsara ke-II ini; apa yang hendak kita pelajari melalui bagian ini. Yaitu sebagai anak-anak Tuhan/ orang-orang percaya yang sudah ditebus, kita menengok kebelakang dan melihat kembali pada Salib Kristus, melihat kembali karya keselamatan Allah di dalam anakNya Yesus Kristus yang menjalani semua penderitaan dan semua pengorbananNya, agar iman kita diteguhkan untuk menghadapi masa kini.
Kita harus mengarahkan pengharapan kita ke depan kepada janji Allah yang akan digenapinya pada waktunya. Jalanilah hidup ini dalam kasih, sehingga hidup ini berarti bagi diri sendiri, menjadi berkat bagi sesame kita dan berkenan bagi Tuhan. Amin


 Semoga khotbah ini menjadi berkat :)

 

Share:

Kesudahan Segala Sesuatu Sudah Dekat - 1 Petrus 4:7-111

Hidup Orang Kristen

Bahan Bacaan : 1 Petrus 4 : 7 - 11

Tema : "Kesudahan Segala Sesuatu Sudah Dekat"

 

Bapak/ibu/sadra.i syalom….
Hari ini kita ada dibulan yang baru, yaitu bulan November. Bulan ke 11 ditahun ini. Puji syukur bagi Tuhan, karena kasih dan anugerahNya kita boleh ada sampai di saat ini. Mengawali perenungan ibadah disaat ini, saya punya pertanyaan kecil bagi kita sekalian.
“Bapak/ibu persekutuan Ksp…… Hal apakah yang selalu kita lakukan yang begitu membuat kita sibuk dan menyita waktu kita setiap hari ?
- Apakah pekerjaan dikantor/dirumah keluarga, atau juga
- Sekolah atau mungkin HP/Media Sosial seperti Fb, Game Online, Tv
- Atau juga pelayanan


Semua itu adalah bagian dari hidup kita setiap hari. Yang akhirnya menjadi gaya/pola hidup.
Habis bangun pagi, mandi, makan pagi, ada yang ke  kantor, ke sekolah, lalu memasak, mencuci, menyiapkan makan. Setelah semua pulang ada yang langsung tidur, atau duduk cerita dengan keluarga dst…. Seperi itu  setiap harinya…..
Lalu ditengah-tengah kesibukan kita yang padat itu. Sebuah pertanyaa muncul kepada kita….
“ Bapak/ibu jika waktu hidup kita tingga satu hari lagi, apa yang akan kita lakukan?
Ketika waktu kita terbatas, maka kita harus mencari hal paling penting untuk dilakukan.
Banyak orang sudah begitu nyaman hidup di dunia ini, sehingga menganggap seoalah-olah dunia ini tujuan akhirnya. Lupa bahwa Firman Tuhan sudah berbicara kepada kita tentang kesudahan segala sesuatu.
Mari melihat nasehat Petrus kepada orang-orang pendatang yang tersebar dibeberapa kota yaitu Pontus, Galitia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinian (Pasal 1 ay.1) yang berbicara mengenai hidup orang Kristeng menghadapi akhir zaman. Petrus mengawali perkataannya dengan kalimat “Kesudahan segala sesuatu sudah dekat” Lalu kemudian ia melanjutkannya dengan nasehat tentang apa yang harus dilakukan sambil menanti akan waktu kesudahan itu tiba.
 
Bagaimana kita harus menyiapan diri  ?
Pertama :
- Kuasailah dirimu supaya kamu dapat berdoa

Kuasailah dirimu…
Akhir-akhir ini ada banyak kejadian yang dapat memancing kita berbuat dosa. Banyak orang begitu mudah marah, mudah terpancing untuk melakukan hal-hal yang jahat. Jika kita menyelidiki, mungkin salah satu jawaban yang bisa ditemukan adalah karena “kita tidak mampu menguasai diri”. Kemudian dilanjutkan dengan “Jadilah tenang”. Tenang adalah kebutuhan semua orang. Karena tanpa ketenangan orang tidak akan mampu menjalani hidup dengan baik. Coba bayangkan kalau kita hidup didalam rumah yang hari-hari, Bapa tukang batariak, mama tukang batariak, anak-anak juga. Itu yang ada tiap hari bisa rebut trus. Karena itu menjadi tenang itu penting.
 
Supaya apa ? Supaya kita dapat berdoa.
Jadi dalam hal berdoa pun kita tidak bisa asal berdoa, seenaknya saja. Ketika seseorang tidak bisa menguasai dirinya dan menjadi tenang ia tidak akan pernah bisa berdoa dengan baik. Pikirannya ini akan terganggu dengan hal-hal yang mungkin baru saja terjadi, atau pikiran-pikiran yang lain… Jadi mata ini tertutup, mulut ini mengucapkan doa tapi pikiran ini ada lari ke pekerjaan kantor, pakaian-pakaian kotor dirumah, tugas-tugas sekolah yang belum selesai.
 
Doa bukanlah sesuatu hal yang biasa saja. Doa adalah saat dimana kita membangun hubungan dengan Tuhan. Paulus mengawali nasehat bagaimana orang Kristen seharus menghadapi akhir zaman yaitu dengan cara berdoa. Kemarin dalam ibadah kunci bulan, saya sempat bertanya bagi jemaat yang ikut beribadah “Berapa kali kita berdoa dalam sehari ? 1 kali, 2 kali, ataukah saat hendak makan dan berpergian saja ?Keberadaan orang-orang percaya ditengah-tengah dunia ini, tentu untuk tetap setia dan taat bukanlah hal yang mudah.
- Mau belajar sabar, sebentar ada saja yang bikin tong marah
- Mau belajar senyum dan sukacita, tapi anak-anak bikin emosi
- Mau belajar memberi tetapi kita pun punya banyak kebutuhan
- Mau belajar mengasihi, namun kita pernah diperlakukan tidak baik, membuat kita sakit hati akhirnya sulit untuk mengampuni
Namun ini semua adalah tantangan, yang dapat membuktikan dan menunjukan sejauh mana kita beriman kepada Tuhan. Karena itu persekutuan kita dengan Tuhan dalam doa-doa pribadai dapata menjadi kekuatan bagi kita. Hubungan dengan Tuhan dulu kita bangun, barulah itu mengalir, dan terlihat kepada sesama kita, yaitu :
- Mengasihi
- Memberi tumpangan tanpa bersungut-sungut
- Melayani seorang akan yang lain dengan karunia yang kita miliki.
Kedua :
- Kedua yaitu kasih yang sungguh-sungguh.
Seperti contoh yang sebelumnya tadi. Saat ada yang buat kita marah, emosi, sakit hati dst… Rasa kasih itu akan memampukan kita untuk bertahan ditengah kekecewaan dan menolong kita untuk tetap melakukan kebaikan. Berusaha memahami masalah dan persoalan dari sudut pandang orang lain. Kasih memampukan seseorang untuk tidak mencari-cari atau membesarkan kesalah orang lain. Karena itulah Petrus katakana disini sebab kasih menutup banyak sekali dosa. Bentuk kasih yang lain juga terlihat/nampak dari keramahan kita pada orang asing. Petrus berbicara mengenai keramahan kepada orang asing yang memutuhkan tumpangan yang merupakan budaya pada saat itu.Jika orang asing saja pantas diperlakukan begitu, apalagi kita sesame orang-orang percaya didalam persekutuan. Bukankah kasih itu harus lebih nyata terihat ?
Amsal 3 : 11 & 12 katakan begini “Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. Janganlah engkau berkata kepada sesamamu : “pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi,” sedangkan yang diminta ada padamu.
 
Lalu kita diminta untuk melayani satu dengan yang lain sesuai karunia yang kita peroleh. Dalam pelayanan-pelayanan yang telah Tuhan percayakan, juga dengan karunia-karunia yang Tuhan berikan. Pakailah itu untuk saling menopang satu dengan yang lain dalam persekutuan. Banyak orang terjebak dengan segala kesenangan dan kenikmatan hidup di dunia ini. Dan lupa bahwa Yesus bisa datang kapan saja. Bisa besok, atau minggu depan, atau tahun depan. Yesus sendiri pernah menubuatkan bahwa pada hari-hari terakhir, orang-orang seperti biasa, akan makan dan minum, kawin dan mengawinkan, menghasilkan banyak uang untuk diri sendiri, mencari nama dan kehormatan.
Karena itu semua ini penting bagi kita dan inilah yang harus kita lakukan sambil menantikan kedatangan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Sehingga pada akhirnya, ketika Ia datang kembali, kita semua akan diubahkan. Dari tubuh yang hina ini menjadi tubuh yang mulia, didalam kemuliaan Kristus. Ingatlah bahwa bumi bukanlah tempat dimana kita menghabiskan waktu dan hidup kita selamanya, kita adalah orang asing dan pendatang dibumi ini yang merindukan tanah air kita, tanah air sorgawi. Seperti bacaan kita pada minggu yang lalu. Karena Yesus katakan :
"Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 7:21). Amin
 
Semoga renungan ini menjadi berkat :)

Share:

Abraham Teladan Pembaharuan Iman - Kejadian 15:1-21

 PERJANJIAN ALLAH DENGAN ABRAM; JANJI TENTANG KETURUNANNYA

Bahan Bacaan : Kejadian 15:1-21

TEMA : ABRAHAM TELADAN PEMBAHARUAN IMAN

 

Pengatar !
Bapak Ibu, Sdra.i Jemaat Tuhan.. Syalom…

Berbicara tentang perjanjian…
Kata janji sendiri adalah sebuah kata yang begiru dekat dengan kehidupan manusia. Banyak kita sering atau bahkan selalu mendengar tentang janji, dan bahkan kita sendiri pun sering mengucapkan kata janji.Dalam kehidupan berumah tangga, ketika diteguhkan dalam nikah yang kudus, ada janji, dalam kehidupan pekerjaan ada janji, juga dalam kehidupan bertetangga, berteman dst.., bahkan jua dalam kehidupan muda-mudi ada janji yang dong biasa bilang janji sehidup semati – Dari sekian banyak janji, perosalannya Cuma satu, yaitu apakah janji itu ditepati atau tidak. Hanya itu persoalan tentang jani. Dan memang sering kali terjadi, janji manusia lebih banyak yang tidak ditepati. Lalu bagaimana jika yang berjanji itu adalah Allah sendiri ?Bagaiaman bisa kita percaya akan janji-janji Allah dalam hidup kita ? Mari kita melihat bacaan kita disaat ini…
 
Isi
Siapa diantara kita yang baru pertama kali mendengar nama Abraham ?
Nama yang sudah tidak asing ditelinga, dan kalau kita mendengar nama ini, kita tahu bahwa ia adalah orang yang begitu terkenal dalam kisah Alkitab karena Imannya, disebut sebagai bapa orang beriman, ia juga adalah leluhur dari bangsa Israel. Tetapi pernahkah Abraham mengalami keraguan ?
 Pada ayat 1 dimulai dengan Firman Tuhan kepada Abram yang mengatakan “Jangan takut”. Apa yang menyebabkannya takut?  dia baru saja mengalahkan beberapa raja yaitu kemenangan besar atas Kedorlaomer dan tiga raja timur lainnya (Kej. 14 : 14 -15) bahkan membuat ia mendapat pengakuan dari raja kafir Sodom. Tetapi ketakutan apa yang menghantui iman abram pada saat kemenangan itu ?Allah tahu bahwa Abram merasa takut, memang ia sudah menang, tetapi apa yang kemudian terjadi ? Ia sudah membuat musush yang banyak dan merasa kuatir akan pembalasaan yang akan ia terima kelak dari pertempuran itu.Itulah mengapa, Allah mengatakan “Jangan takut, Akulah Perisaimu. Perisai adalah alat untuk melindungi diri dari serangan musuh. Dan secara tidak langsung Allah hendak mengatakan bahwa Ialah yang akan menjadi pelindung bagi Abram.
Tetapi setelah itu apa respon Abram ?

Ketika Abram mengalami ketakutan akan apa yang akan terjadi dihari depan, ketika Ia mengalami keragu-raguan, Tuhan Allah memberikan kepada-Nya apa yang Ia butuhkan dengan mengadakan suatu perjanjian. Ayatnya yang ke 9 & 10, Tuhan meminta kepadanya membawa beberapa ekor binatang yaitu lembu, kambing betina, domba jantan, burung tekukur dan anak burung merpati. dan yang menarik adalah di ayat berikutnya, Abram langsung memotong binatang tersebut, padahal di ayat 9 Tuhan tidak memintanya.
Mengapa karena Ia tahu bahwa Allah hendak mengadakan perjanjian dengan-Nya. Abram tidak harus Tanya, Tuhan saya bawa ini mau buat apa ?
Ia langsung mengerjakan apa yang harus ia kerjakan.
Abraham tahu bahwa Tuhan Allah hendak mengadakan perjanjian dengannya, perjanjian yang mengikat dengan menggunakan binatang. Seperti yang dikatakan dalam Yeremia 34 : 18 “Mereka memotong binatang menjadi dua, diletakan dikiri dan kanan, lalu mereka berjalan ditengahnya” Dengan berjalan ditengah-tengahnya, mereka sedang mangatakan, saya sedang mengidentikan diri saya dengan binatang-binatangyang terbelah ini, bahwa akan ada konsekuensi jika mereka gagal dalam perjanjian itu.

Sangat luar biasa sekali bapa/ibu, Sdrai jemaat Tuhan…
Saya ketika membaca bagian ini, terlebih khusus pada saat bagaiamana Allah mengadakan perjanjian dengan Abram, begitu sangat menyentuh. Allah tidak hanya sedang mengikat diriNya dengan manusia dalam suatu perjanjian tetapi Allah sedang menunjukan kasihNya, kesetiaanNya yang begitu sangat luar biasa, yang kadang kala sering kita manusia mempertanyakan itu. Di mana Allah  ? dimana janji-janjiNya? Dimana kasih dan setiaNya itu ?

Penerapan
 Lalu apa yang hendak kita belajar dari bagian ini, sebagai umat yang juga percaya kepada Tuhan seperti halnya Abram, apa pesan Firman Tuhan untuk kita dihari ini :
 
- Ketika kita dalam situasi dimana kita baru mendengar janji Tuhan, atau ketika kita setelah mendengar Firman dihari ini, kita menjadi dikuatkan, atau mungkin ketika kita merasakan janji Tuhan terjadi dalam kehidupan kita, kita pasti memberikan respon iman yang baik, ucapan syukur, pujian kepada Tuhan.
Namun bisakah kita tetapi memberikan respon iman yang baik, ucapan syukur dan pujian kepada Tuhan, ketika reealita dunia ini sepertinya jauh sekali dengan janji yang telah kita dengar.
- Karena itu hari ini kita mau belajar dari Abram, kita belajar bagaiamana kita harus hidup diantara realita dan kenyataan dunia ini dengan janji Tuhan. Mari kita belajar percaya seperti Abram. Percaya akan setiap janji yang diFirmankan Allah. Ketika kita mengalami masalah, tantangan dan pergumulan yang begitu berat, lalu kita membaca Firman Tuhan, kita melihat janji Tuhan didalamNya. Percayalah itu semua bukan hanya sebatas kata-kata biasa yang tertulis disana, melainkan Firman Allah, yang disampaikan Allah sendiri bagi kita. Percayalah bapa/ibu, jemaat Tuhan Ketika Allah menepati janjiNya, Ia memberikan bukan sekedar apa yang kita inginkan, tetapi apa yang kita butuhkan. Kisah dan peristiwa yang tadi kita baca dan renungkan, itu adalah perjanjian antar Allah dengan Abram yang sudah mati ribuan tahun yang lalu. Lalu bagaimana dengan kita ? Sebenarnya kita jauh lebih dikuatkan daripada Abram, karena kita sudah melihat bagaimana Allah menggenapi janji-janjiNya.
     Seperti bunyi 2 Petrus 3 : 9a. Tuhan tidak lalai menepati janjiNya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalalian. Percayalah bahwa Allah yang kita percayai didalam Yesus Kristus yang menjanjikannya adalah setia. Amin
 
Semoga Khotbah Ini Menjadi Berkat :)

 

 

 

 

 

Share:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Khotbah & Renungan

Roma 12 : 1 - 8 "Persembahan Yang Benar"

 "Kesehatian Dalam Persembahan Tubuh & Karunia Pelayanan" Bacaan : Roma 12 : 1 - 8                                            ...

Postingan Terbaru