-
Kumpulan Khotbah Dan Renungan
Blog ini menolong kalian sobat Inspirasi Kristen Dalam Mempersiapkan Bahan Khotbah dan juga Renungan serta berbagai Kreatifitas dan Games menarik yang dapat dipakai dalam setiap pelayanan
Doa Senjata Menghadapi Pencobaan - Lukas 22:39-53
Tema : Doa Senjata Menghadapi Pencobaan (Bagian I)
Pengantar
Dalam pelayanan Yesus dari satu tempat ke tempat yang lain, tantangan dan pencobaan tidak pernah berhenti sebagai bagian kehidupan Yesus. Mulai dari kelahiranNya, pembunuhan anak diBetlehem yang membuat Maria dan Yusuf harus ke Yerusalem, bahkan ketika Ia memulai pelayananNya, Ia dicobai di 40 hari, tantangan dan ditolak terjadi dan dilakukan bangsaNya sendiri. Bahkan dalam menjalani rencana Allah agar manusia tidak binasa, Yesus harus memberi diri ada dalam penderitaan yang berat sebagai seorang manusia. Tetapi Yesus selalu menjadikan Doa sebagai senjata dan sumber kekuatan dalam menghadapi pencobaan, sebagai seorang manusia yang berserah pada Allah Bapa. Dan kita tahu bahwa bukan kali ini saja, Yesus mengambil waktu untuk menyendiri dan berdoa kepada BapaNya.
Bapak, ibu jemaat Tuhan…
(Sumber : Tafsiran Alkitab Injil Lukas-Dr. B.J. Boland; Pedoman Penafsiran Alkitan Injil Lukas- ‘adaptasi’ M.K. Sembiring, Buku Pegangan Pelayanan Ibadah Tahun 2024 GKI Di Tanah Papua)
Percakapan Waktu Perjamuan Malam - Lukas 22:24-38
PERCAKAPAN WAKTU PERJAMUAN MALAM
Bacaan : Lukas 22:24-38
Tema : "Ciri-ciri Menjadi Murid Tuhan" (Bagian II)

(Dokumentasi Ibadah Kontekstual - Jemaat GKI Judea Wagete)

Bapak, ibu saudara-saudari Jemaat Tuhan…
Melanjutkan dari perikop sebelumnya mengenai Penetapan Perjamuan Malam.
(Ay. 24 – 30) Bukan saja pada momen dalam misalnya Lukas pasal 9, ketika murid-murid mempersoalkan siapa yang terbesar. Tapi sampai pada perjamuan bersama Yesus mereka masih memperdebatkan tentang siapa yang terbesar. Masih menjadi perbincangan hangat dan perdebatan sampai pada pertengkaran yang terus terbawa dalam setiap percakapan para murid. Dan keadaan-keadaan seperti ini, bisa memicul timbulnya keterpecahan antara mereka satu dengan yang lain. Sebab itu dalam kesempatan ini juga, sebelum saat dimana Yesus akan ditangkap dan menjalani semua penderitaan sampai kepada kematianNya dimana Ia tidak akan ada lagi bersama-sama mereka. Ia kembali mengingakan murid-muridNya, meluruskan jalan pikiran mereka tentang konsep “Yang Terbesar” ini.
Berbeda sekali dengan konsep dunia tentang “Yang Terbesar” Sebaliknya ! Siapa yang dipandang sebagai “yang pertama” atau “yang terbesar”di antara kamu, haruslah bertingkah laku seakan-akan dialah yang paling muda; siapa yang dipandang sebagai “pemimpin”, haruslah menyadari bahwa ia seorang pelayan. Luk 9:45, di mana maksudnya ialah : siapa yang rendah hati dan bersedia untuk menjadi yang paling kecil, ia benar-benar “besar” menurut ukuran yang berlaku dalam kerajaan Allah. Dalam ayat 26 ini terdapat jalan pikiran yang sebaliknya: hendaknya seorang “pemuka” di antara kamu (menurut usianya atau pembawaannya atau jabatannya) menjadi seolah-olah yang paling muda (sehingga misalnya, bersedia juga untuk melakukan pekerjaan yang biasa/rendah Kis.Pr 5:6,10) atau dengan kata lain hendaknya seorang “pemimpin” menjadi seorang yang sungguh-sungguh melayani. Bahkan Yesus memberikan gambaran, dengan bertanya “Sebab siapakah yang lebih besar yang duduk makan atau yang melayani meja ? bukankah dia yang duduk makan ? Tetapi Aku datang sebagai pelayan". Ini mengingatkan kita kepada perkataan Yesus dalam Injil Matius 20:28 “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang”. Bahkan di dalam bagian tersebut Yesus sudah menekankan ayat 26 & 27 bahwa yang ingin menjadi besar hendaklah menjadi pelayan,dan ingin menjadi terkemuka hendaklah menjadi hamba. Yesus menegaskan pentingnya pelayanan sejati yang ditandai oleh pelayanan dan pengorbanan, bukan oleh kekuasaan dan penghargaan dunia. Pesan ini menyoroti pentingnya sikap rendah hati dan pelayanan bagi para pengikut Kristu. Itulah yang terpenting, karena dengan demikian pengikut-pengikut Yesus sekali kelak akan mendapat bagian dalam kemuliaan-Nya, sukacita dalam kerajaan Allah dan kehormatan, yakni mereka yang tetap setia kepada Yesus ditengah-tengah segala pencobaan. Ini menjadi penghiburan bagi mereka, apabila bagi mereka juga datang penderitaan,
(Ayat 31-34) Dalam bagian berikutnya di jelaskan juga, Yesus menegaskan kepada petrus bahwa, Yasus mendoakan dia supaya imannya jangan gugur atau hilang. Pengakuan Petrus adalah bentuk percaya dirinya. Mungkin kita akan menilai dari perkataan Petrus bahwa Ia hanya omong kosong, seorang yang hanya besar mulut tetapi penakut. Namun pada bagian berikutnya akan diceritakan bahwa hanya Petrus saja yang berani mengikut Yesus kendati pun dari jauh; ia dipenjarakan sebagai pengikut Yesus; Dan menurut tradisi, pada akhirnya ia disalibkan di Roma sekitar tahun 67 diwaktu pemerintahan Nero (dengan disalibkan terbalik). Namun yang hendak ditekankan dari pernyataan Petrus adalah, bahwa ia mengandalakan dirinya sepenuhnya dan juga sesudah peringatan Yesus, Petrus pastilah masih menganggap mustahil bahwa ia akan menyangkal Yesus. Petrus merasa dirinya sudah siap menjadi korban, karena itu dia merasa dirinya paling layak untuk menjadi yang paling penting.
Ini hal yang kita pahami, mengikut Kristus berarti menyadari kekosongan diri, menyadari ketiaadaan makna dari diri selain di dalam salib Kristus. Petrus merasa dirinya rela berkorban, tanpa tahu bahwa keyakinan kerelaan untuk berkorban itu akan membuat dia jatuh. Yesus menginginkan kita menjadi pemimpin, menjadi yang rela berkorban. Tapi Tuhan mengingatkan hal yang demikin yang harus kita waspadai, Yesus mau tekankan, jadi pemimpin berarti menyadari diri bukan siapa-siapa, jadi pemimpin menyadari bahwa diri itu tidak berarti kecuali di dalam Tuhan. Dan keyakinan Petrus itu runtuh seketika saat dia mengatakan “aku rela mati bagiMu’, setelahnya dia menyangkal Tuhan 3 kali. Tetapi setelah itu, dalam perjumpaan bersama Yesus, ia mengalami pemulihan dan justru dengan giat dan lebih sungguh Ia melayani Tuhan, makanya Yesus bilang “Jikalau engkau sudah insyaf,kuatkanlah saudara-saudaraMu.
(Ayat 35 – 38) Pada bagian terakhir, sebagaimana Yesus diperlakukan, demikian juga para pengikutnya diperlakukan. Tapi Yesus mengatakan demikian karena selama ini murid-murid pergi berjuang, mereka tidak perlu takut kekurangan apa pun karena selalu ada Yesus. Yesus selalu ada dekat mereka, sehingga mereka tidak kekurangan apa pun. Tapi Yesus mengatakan “kamu akan dipanggil untuk melayani Kristus dengan keadaan seolah-olah Kristus tidak ada”, ini poin penting yang saya ingin Saudara ketahui. Kita adalah orang-orang yang mengalami keadaan seperti tidak ada Kristus waktu kita berjuang untuk Dia. Maka penyertaan Yesus itu tidak pernah berubah, tidak pernah beda, tidak pernah berubah, tapi pengalaman yang dialami para murid dan kita itu beda. PenyertaanNya tidak beda, tapi pengalaman disertaiNya beda. Karena murid-murid melayani, Yesus ada di tengah-tengah mereka waktu mereka melayani. Tapi sebentar lagi Yesus akan mati di kayu salib. Dan sejak Yesus mati sampai nanti Dia datang kembali, Dia tidak pernah menyatakan kehadiranNya secara fisik di tengah-tengah murid. Murid-murid akan berjuang seperti tidak ada Yesus.
Kalimat ini sangat mengharukan bagi saya, karena Yesus akan mengatakan kepada para murid “kamu tahu dulu kita tidak pernah kekurangan apa pun”, “betul Guru, karena Engkau ada bersama dengan kami”, “sebentar lagi Aku akan diambil dari kamu”, lalu bagaimana, haruskah murid-murid tetap bersikap sama? Tidak bisa, sekarang mereka harus bersiap untuk masuk ke dalam konflik yang besar. Apa yang harus mereka lakukan? “siapkan pundi-pundi, bawa bekal. Yang tidak punya bekal siap dengan cara menjual jubah dan membeli pedang”. Apa maksud menjual jubah dan membeli pedang? Artinya seorang yang punya kedudukan baik, dengan jubah, sekarang harus lepas jubahnya dan pegang pedang. Orang yang keadaannya tidak perlu berperang, sekarang harus perang. Seorang raja akan berperang kalau tentaranya sudah berhasil menaklukan, raja zaman itu seperti itu. Yesus mengatakan “kamu yang seharusnya tidak perang, sekarang harus perang. Jual jubahmu dan bawa pedang”. Berarti akan membawa pedang untuk menghantam orang? Ini salah tafsir. Yesus tidak mengatakan “jual jubah supaya kamu bisa bunuh orang dengan pedang”, tapi menjual jubah dan membeli pedang artinya bersiap dalam keadaan konflik.
Maka pada bagian ini Yesus mengatakan “kamu akan Aku sertai, tapi bukan dengan cara yang kamu pikir. Aku tidak berada di tengah-tengah kamu untuk mengambil kamu dari keadaan sulit. Kamu harus siap sulit, siap konflik, siap mendapatkan keadaan yang sangat susah, dan kamu harus tahu bahwa Tuhan menyertai meskipun tidak kelihatan”. Para murid akan masuk di dalam cara melayani yang baru, sekarang tidak ada lagi Tuhan Yesus. Kalau tidak ada Tuhan Yesus, maka hantaman yang mau diberikan kepada Yesus, sekarang kena kepada murid-muridNya. Kalau dulu yang kena adalah Yesus, yang ditangkap adalah Yesus, maka Yesus mengatakan “kalau Aku yang kamu cari, biarkan mereka ini pergi”. Tapi setelah Yesus tidak ada, target dari musuh Kerajaan Allah adalah murid-muridNya. Sekarang yang menjadi target dari musuh-musuh Tuhan adalah orang-orang Kristen. Tuhan dimusuhi oleh musuh-musuhNya, dan musuh-musuhNya akan serang orang Kristen. Mereka tidak akan serang Yesus, sekarang Dia sudah ada di sorga, dulu Dia sudah diserang. Dia diserang danmati, tapi Dia bangkit. Maka Yesus mengatakan kepada murid-murid, “sekarang kamu adalah target serangan. Kamu akan dibuat kacau, menderita, kamu akan dibuat imannya menjadi goyah”
Maka biarlah kita mempersiapkan diri untuk mengingat hal-hal seperti ini, bahwa meskipun keadaan kita damai dan tenang, tidak tentu keadaan akan terus begini. Akan ada saat di mana kita mempunyai keadaan sangat sulit dan kita mengerti satu hal bahwa Tuhan menginginkan kita untuk percaya kepada Dia karena kita diutus oleh Tuhan. Tuhan mengutus kita dan dalam keadaan paling sulit pun, Tuhan adalah Tuhan yang akan menyatakan penyertaanNya. Kalau kita ada dalam keadaan sulit, penuh konflik karena kita orang Kristen, kita harus tahu bahwa kita mengalami keadaan ini karena kita diutus oleh Tuhan. Tetapi kita percaya bahwa penyertaanNya itu selalu ada bagi kita.
Penerapan :
Bagaimana kita menunjukan ciri-ciri dalam karakter kita sebagai murid-murid Tuhan dalam bacaan ini ?
- Ketika kita selalu memperingati akan setiap pengorbanan Kristus dalam penebusanNya bagi keselamatan kita manusia. Kita dipanggil untuk merayakan Perjamuan Kudus atau Perjamuan Tuhan sebagai tanda persatuan dengan Kristus dan komunitas orang percaya. Ini adalah panggilan untuk menghargai pengorbanan Kristus dan hidup dalam persekutuan denganNya. Mengingatkan kita Kasih Allah dengan menghadirkan bagi kita Yesus Kristus, memberi tubuhNya terpecah dan darahNya ditumpahkan untuk menebus dosa kita manusia tetapi juga mengingatkan kita untuk tetap setia menjadi anak-anak Tuhan.
- Kita menyadari panggilan kita adalah untuk melayaniNya, bukan mencari keutamaan diri kita, dengan segala kemuliaan diri, tetapi belajar dari Yesus bahwa pelayanan sejati adalah pelayanan kepada orang lain. Melayani dengan rendah hari, kesetiaan tanpa mencari pujian atau kedudukan yang tinggi.
- Kita mengakui dan menyadari kekosongan diri, menyadari ketiaadaan makna dari diri selain di dalam salib Kristus. Amin
Semoga menjadi berkat bagi kita semua :)
(Sumber : Tafsiran Alkitab Injil Lukas-Dr. B.J. Boland; Pedoman Penafsiran Alkitan Injil Lukas- ‘adaptasi’ M.K. Sembiring)
Penetapan Perjamuan Malam - Lukas 22:14-23
PENETAPAN PERJAMUAN MALAM
Bacaan : Lukas 22:14-23
Tema : Ciri-ciri Menjadi Murid Tuhan (Bagian I)
Bapak, Ibu Saudara-saudari, Jemaat yang diberkati Tuhan...
Kita tiba pada bagian yang sangat penting dalam persiapan untuk masuk ke dalam sengsara Kristus, yaitu di dalam percakapan ketika perjamuan malam. Apa yang dicertakan disini adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan gereja, karena disini kita membaca Tuhan Yesus menetapkan apa yang harus dilakukan oleh pengikut-pengikut-Nya dan Gereja sepanjang zaman. Sebab apa yang Tuhan mau para murid jalankan juga adalah sesuatu yang Tuhan mau kita jalankan pada saat ini.
Yesus sendiri mengungkapkan kerinduanNya untuk makan Paskah bersama murid-muridNya, sebelum penderitaanNya ( Penderitaan yang dimaksud adalah rangkaian penderitaan yang akan dialami Yesus, penangkapanNya, kekejaman yag dilakukan terhadap Dia, penyalibanNya, hingga kematianNya). Sebab ini adalah perjamuan makan terakhir Yesus bersama mereka, sampai waktu nanti di masa yang akan datang. Pada waktu Kerajaan Allah itu terwujud sepenuhnya. Kita melihat kasihNya kepada murid-muridNya; Ia ingin makan Paskah bersama mereka, agar Ia dan murid-muridNya dapat memiliki sedikit waktu bersama, dan tidak ada orang lain selain itu, untuk percakapan pribadi, yang tidak dapat mereka lakukan di Yerusalem kecuali pada kesempatan ini. Kini ia hendak meninggalkan mereka, namun ia sangat berkeinginan untuk makan paskah ini bersama mereka sebelum ia menderita, menjelang saat-saat terakhirNya. Bahwa dalam momen kebersamaan melalui jamuan makan ini Ia menetapkan tentang apa yang harus dilakukan oleh murid-muridNya.
Itulah mengapa pada bacaan diminggu lalu disebutkan bahwa Para murid sedang mempersiapkan perjamuan Paskah bagi mereka untuk memperingati Paskah dari Perjanjian Lama. Namun, Yesus sedang mempersiapkan Paskah yang berbeda; Paskah yang jauh lebih baik. Saat Yesus mengangkat roti dan cawan sebagai ucapan syukur, Dia menambahkan makna baru pada ritual kuno ini. Lukas 22 mencatat bahwa Yesus menyuruh murid-murid-Nya untuk merayakan Paskah "untuk mengenang Aku". Yesus mengambil sebuah simbol lama dan mengisinya dengan makna baru. Makna perkataan dan tindakan Yesus berakar pada perintah-Nya untuk mengingat. Sebagai murid masa kini, kita merayakan Perjamuan Tuhan untuk mengenang Kristus.
Perbuatlah ini menjadi peringatan untuk Aku. Apa itu peringatan ? “Peringatan menandai yang istimewa dari yang biasa, atau yang luar biasa, dari keseharian. Tindakan peringatan, adalah tentang mengingat atau berkomitmen pada ingatan, peristiwa, perkembangan dan orang-orang dari masa lalu. Saat kita memperingati hari jadi atau gerakan sejarah atau budaya penting lainnya, kita memberikan makna pada suatu peristiwa, kejadian, atau kehidupan individu atau kelompok yang kita anggap penting bagi siapa kita sebagai masyarakat”. (Dikutip dari creative centenaries)
Dengan ucapan ini Yesus menginginkan agar pengikut-pengikutNya tetap terus merayakan Paskah seperti yang dilakukan Yesus, agar pengikut-pengikutNya tetap mengingat ajaran, perbuatan, serta pengorbanan Yesus untuk membebaskan manusia dari kuasa dosa melalui kematianNya. Mengingat dengan rasa syukur, pengorbanan, keselamatan yang telah Ia berikan. Di tengah-tengah perjamuan Paskah mereka, Yesus memberikan pengumuman yang mengejutkan. Dia mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa salah satu dari mereka – dua belas orang yang telah hidup dan mendengar serta belajar dari Yesus selama tiga tahun – akan mengkhianati –Nya.
Penerapan :
Sebelumya dalam PL, bangsa Israel diperintahkan merayakan paskah untuk mengingat kembali perbuatan Allah yang menyelamatkan mereka dari perbudakan di Mesir Kel. 12:1-30. Paskah juga memiliki makna penting bagi para pengikut Kristus, karena Paskah selalu merujuk kepada Karya Penebusan Sang Mesias di atas Kayu Salib. Di momen paskah itulah, pada malam sebelum penyaliban Yesus menetapkan cara bagi kita untuk mengingat diriNya (Luk.22:19).
Setiap kali kita berkumpul di meja perjamuan Tuhan untuk mengadakan Perjamuan Kudus,kita mengingat bahwa Kristus telah menyelamatkan kita dari perbudakan dosa. Kiranya kasih Yesus yang menyelamatkan itu, terus mengingatkan kita bahwa SalibNya sangat berharga untuk dikenang bersama-sama. Amin
Semoga Menjadi Berkat Bagi Kita Semua :)
Allah Sumber Hikmat Dan Kekuatan - Daniel 2:20-23
MIMPI NEBUKADNEZAR
Bacaan : Daniel 2:20-23
Tema : "Allah Sumber Hikmat Dan Kekuatan"
Pengantar
Bapak/Ibu/Saudara/i jemaat Tuhan…. Syalom….
Mari kembali melihat bacaan kita di pagi ini Daniel 2 : 20 -23.
bagian perenungan khusus ketiga ayat ini merupakan pujian Daniel kepada Allah sebagai sumber hikmat dan kekuatan. Apa yang melatarbelakangi atau yang menyebabkan Daniel memuji Allah sebagai Allah yang adalah sumber hikmat dan kekuatan ?
Penjelasan Teks
Untuk mengetahuinya, kita sedikit kembali melihat peristiwa besar yang terjadi sebelum itu.
Dijelaskan mulai dari pasal 1 dan juga pasal 2 di ayat-ayat sebelumnya, ketika Raja Yoyakim memerintah Yehuda, kerajaan Babel mengepung Yerusalem dan Tuhan menyerahkan Yoyakim raja Yehuda itu bersama sebagian perkakas dirumah Allah kepada Babel. Tidak hanya itu raja Babel yaitu Nebukadnezar memerintahkan agar membawa beberapa orang Israel yang berasal dari keturunan raja dan kaum bangsawan. Yaitu orang-orang muda yang berpenampilan baik, yang terpelajar, pintar, dan berpengetahuan. Mereka ini akan dibawa ke babel, kemudian diajarkan tulisan dan bahasa orang kasdim (bahasa asli orang babel) selama 3 tahun supaya mereka dapat bekerja kepada raja di istana. Nah, diantara mereka yang dibawa ke babel, disebutkan 4 nama dalam pasal 1 yaitu Daniel, Hananya, Misael dan Azarya. Kemudian pada tahun ke-2 pemerintahan Nebukadnezar raja babel ini, dia bermimpi dan mimpinya itu membuat hatinya sangat gelisah, dan membuat dia tidak bisa tidur.
Jadi raja memberi perintah untuk memanggil semua orang pintar yang ada, orang-orang berilmu, ahli sihir, ahli jampi, juga para kasdim (Jadi para kasdim ini adalah orang-orang yang pintar dibabel, mereka melihat masa depan atau apa yang terjadi mungkin jg meramalkan dengan membaca bintang – kalau sekarang anak-anak muda mengenalnya dengan sebutan ramalan zodiak). Ketika mereka bertemu dengan raja, mereka meminta raja Nebukadnezar menceritakan mimpinya agar mereka dapat menjelaskan arti atau makna dari mimpi itu. Apa jawab raja ? Dia katakana di ay. 5 "Saya telah mengambil keputusan, jika kalian tidak memberitahukan mimpi itu dan artinya, maka kalian akan dipenggal dan rumahmu akan dirobohkan. Ini adalah keadaan/situasi yang sangat sulit. Jadi raja ini dia minta supaya orang-orang pintar itu memberi tahu mimpinya, lalu menjelaskan arti dari mimpinnya itu, tapi dia sendiri tidak mau cerita dia mimpi apa.Ini adalah perintah yang sangat tidak masuk akal. Bahkan orang-orang pintar pada saat itu, tidak mampu melakukan apa yang raja suruh. Ay 10 & 11 ini yang harus digaris bawahi. mereka katakan “Tidak ada seorang pun dimuka bumi ini yang dapat memberitahukan apa yang diminta tuanku raja ! Apa yang diminta tuanku terlalu berat dan tidak ada seorang pun yang dapat memberitahukannya kepada raja, selai dari dewa-dewa yang tidak berdiam diantara manusia. Artinya apa, tidak ada satu manusiapun dimuka bumi ini yang dapat melakukannya.
Itulah salah satu masalah mengenai mimpi dan mengartikan mimpi itu. Banyak sekali kita yang bermimpi lalu kita sendiri mulai mencari tahu arti atau maksud dari mimpi itu dengan menceritakan kepada orang lain atau kepada hamba Tuhan. Tidak dapat disangkal seperti yang dikatakan dalam Yoel 2 : 28. Namun inilah hal yang harus kita tentang mimpi. Ketika Tuhan memberikan seorang mimpi, dia tidak akan meninggalkan mereka dalam pertanyaan tentang apa arti mimpi itu. Kita melihat dalam Alkitab tentang Mimpi Yusuf, Mimpi Firaun, tetapi juga salah satunya yaitu ini Mimpi Nebukadnezar, semua mimpi ini diberikan oleh Tuhan adalah untuk menyampaikan informasi penting yang Tuhan ingin mereka ketahui dan Tuhan ingin mereka mengerti. Tuhan tidak memberikan mimpi untuk membingungkan orang.
Dan pada bagian ini kita akan melihat, Tuhan memberikan arti mimpi itu kepada Daniel, mengapa ? karena Ia ingin Nebukadnezar mengetahui informasi itu. Mimpi itu tidak dimaksudkan untuk mejadi misteri yang membuat raja nebukadnezar menjadi gelisag, dan merasa kebingungan sampai frustasi/stress. Ketika ada orang-orang percaya, yaitu kita bermimpi dan kita tidak tahu apa artinya itu, kita menerka-nerka apa kh dari Tuhan atau bukan. Ingatlah menjadi tanggung jawab kita untuk datang kepada Tuhan dan tanyakan, Tuhan apakah ini dariMu ? jika ia tunjukanlah supaya saya dapat memahami maksudMu. Dalam 1 Yohanes tetapi juga dalam Surat Tesalonika dikatakan disana bahwa ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Nah kita kembali, Karena tidak ada satu orang pun yang dapat memberitahu raja apa mimpinya dan arti dari mimpinya itu, ia menjadi sangat marah dan memerintahkan untuk melenyapkan semua orang pintar dibabel. Dan diatara orang-orang pintar itu, ada Daniel, dan Hanaya, Misael dan Azarya.Singkatnya, Daniel yang mendengar hal itu dari pemimpin pengawal raja, mencoba menghadap raja meminta waktu supaya ia dapat memberitahukan arti dari mimpi itu. Dan setelah itu, ia kembali dan bersama ketiga temannya, mereka memohon kasih sayang kepada Allah semesta langit. Tidak ada jalan lain, mereka hanya memohon belas kasihan Allah. Mereka meminta Tuhan menunjukan rahasia ini sehingga mereka tidak jatuh pada hukuman mati yang diberikan oleh raja. Lalu pada ayat 19 dikatakan “Maka rahasia itu disingkapkan kepada Daniel dalam suatu penglihatan malam. Lalu Daniel memuji Allah semesta langit.
Daniel memuji Allah, yang adalah sumber hikmat dan kekuatan, yang berkuasa atas waktu bahkan kekuasaan dunia. Allah yang memberikan kebijaksanaan dan pengetahuan bahkan menyingkapkan atau memperlihatkan hal-hal yang tersembunyi. Ia tahu segala sesuatu bahkan di dalam gelap dan mereka bersyukut karena Tuhan Allah menjawab doa mereka.
Penerapan
Apa yang hendak kita belajar, sebagai umat Tuhan dari bacaan ini.
1. Tuhan itu sumber hikmat dan kekuatan. Orang bisa sekolah tinggi-tinggi, pintar, punya gelar s1, s2, s3, dst……
tapi hikmat itu datang dari Tuhan, tidak ada di dalam buku tidak ada dalam pejaran sekolah yang diajarkan oleh guru, dosen karena itu datang dari Tuhan yang diberikan kepada orang-orang yang ia berkenan untuk memberikannya. Amsal 2 : 6 “Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat” Sekarang ini banyak orang pintar, banyak orang merasa dirinya hebat tetapi tidak semua orang berhikmat. Hikmat menolong kita dalam bertindak dan mengambil keputusan. Amsal 2 : 10 katkan karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu. Ketika Salomo meminta hikmat dari Tuhan ia katakan “Maka berikanlah kepada hambaMu ini hati yang paham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat. Jadi kalau kita hendak melakukan sesuatu, yang mungkin sebenarnya memberikan keuntungan kepada diri kita tetapi ketika kita menyadari bahwa perbuatan itu adalah jahat dimata Tuhan dan kita memilih/memutuskan untuk tidak melakukannya itulah Hikmat. Karena itu sulit, kalau kita meminta hikmat Tuhan tapi kita hidup jauh dari persekutuan denganNya, kita tidak melakukan kehendakNya bahkan lebih mengutamakan kepentingan, pikiran dan keputusan diri kita dari pada kehendak Tuhan. Kita memerlukan himat Tuhan untuk menghadapi berbagai macam persoalan dalam kehidupan kita baik ditempat kerja, dalam pelayanan, dalam kehidupan keluarga. Tetapi ingatlah seperti Daniel, Hanaya, Misael dan Azarya kita belajar untuk lebih dulu membangun hubungan persekutuan kita dengan Tuhan. Daniel ketika di bawa ke istana ia tidak menajiskan dirinya dengan santapan dan anggur yang biasa diminum raja, bersama ketiga temannya, mereka menjaga persekutan mereka dengan Tuhan, menaruh harapan sepenuhnya kepada Tuhan dalam situasi sukar sulit mereka, dengan penuh percaya dan beriman sehingga pada akhirnya mereka menaikan pujian bagi Allah karena hikmat yang diberikanNya. Amin
Semoga Khotbah Ini Menjadi Berkat :)
Pengakuan atau Penyangkalan - Matius 26:30-35
.jpg)
(Dokumentasi Pelayanan Jemaat GKI Maranatha Malompo)
.jpg)
PETRUS AKAN MENYANGKAL YESUS
Bacaan : Matius 26:30-35
Tema : "Pengakuan atau Penyangkalan"
Pengantar
Pengakuan, percaya dan menerima Yesus dalam diri dan hidup kita tidak selamanya membawa kepada kebahagiaan atau terhindar dari kesulitan, pergumulan, penderitaan bahkan kesusahan, yang menyebabkan penyangkalan terhadap Iman kepada Yesus bisa terjadi karena kekuatiran dan ketakutan dalam situasi tertentu.
Penjelasan Teks
Sesudah makan Paskah pada Perjamuan maalam, dalam perjalanan ke bukit Zaitun, Injil Matius menerangkan bahwa Yesus menyampaikan tigal hal yang akan terjadi pada saat di taman Getzemani dan proses pengadilan.
Pertama : Iman para murid akan tergoncang karena Yesus, bahkan mereka akan meninggalkan-Nya.
Kedua : Petrus akan menyangkal Yesus.
Ketiga : Tetapi sesudah kebangkitan Yesus akan berjumpa dengan para murid di Galilea.
Nyanyian puji – pujian sesudah perjamuan malam adalah bagian kedua dari “Hallel” (=Haleluyah dari Mazmur 115; 118). Sementara Iman para murid tergoncang dan meninggalkan Yesus, tidak berarti bahwa Yesus sendirian tetapi Allah akan mengontrol segala sesuatu yang akan terjadi.
Petrus yang sering tampil sebagai pemimpin diantara para murid itu dengan penuh kesombongan ia membuat pernyataan bahwa mereka yang lain boleh tergoncang, tetapai “aku sekali – kali tidak”. Petrus adalah yang pertama mengakui bahwa “Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup”(Mat.16:16) dan Petrus pula yang pertama akan menyangkal Yesus. Memang Petrus adalah orang yang berani dan percaya diri, tetapi Yesus mengingatkannya bahwa situasi dan kondisi akan merubah keberaniannya menjadi ketakutan dan percaya diri akan berubah menjadi tidak percaya diri (nyali pece). Sebab itu Yesus mengingatkannya dengan berkata: “Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali” (ay.34). Petrus memang mengenal siapa dirinya tetapi dia tidak memahami kelemahannya, sementara dia tidak sadar bahwa Yesus lebih mengenal dirinya dengan keberanian dan percaya dirinya tetapi juga jiwa penakutnya.Dari keberanian dan percaya diri mendorong Petrus untuk masih menentang Yesus dengan berkata: “Sekalipun aku harus mati bersama – sama Engkau, aku tak akan menyangkal Engkau”, dan murid –murid yang ikut – ikutan juga mengatakan hal yang sama dengan Petrus.
Jemaat, kita harus sadar bahwa sekalipun kita mengenal diri kita, mengedepankan keberanian dan percaya diri dalam hal mengikut Yesus, tetapi sering kita tidak tahu kelemahan yang menyebabkan pada saat tertentu kita bisa menyangkal Yesus dan meninggalkan-Nya karena takut atau tidak mau repot, tidak mau susah ... dlsb. Hari ini saat ini kita bisa katakan saya tetap setia bersama Yesus walaupun harus menderita, tetapi kita tidak tahu apa yang akan terjadi beberapa jam kemudian atau hari besok. Firman Tuhan berkata: “Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu” (Amsal 27 : 1).
Penerapan
Menjadi Kristen dan sebagai pengikut Yesus sudah lama, setia beribadah mendengarkan Firman Tuhan bukan jaminan bahwa seseorang sudah setia dan akan tetap setia pada Tuhan, karena perkataan sebagai pengakuan dan janji sering tidak sesuai dengan kenyataan (perbuatan). Karen itu Firman Tuhan mengajak:
1) Jangan percaya diri dan berani membuat kita menjadi tinggi hati dan sombong. Percaya diri baik, tetapi kalau berlebihan kita akan merasa diri paling hebat, kuat, sehingga tidak membutuhkan orang lain, terlebih lagi tidak membutuhkan pertolongan Tuhan.
2) Tiga setenga tahun bersama Yesus tidak menjadi jaminan Petrus sehati dan sepikir dengan Yesus. Walaupun kita setia dalam beribadah tetapi kadang tidak setia melakukan Firman dan Hukum Tuhan bahkan hidup menurut kehendak-Nya.
3) Di Minggu Sengsara VII ini; mari kita maknai pengorbanan Yesus dalam hidup ini dengan melukan kehendak-Nya. Hari ini penuh rahasia, kita tidak tahu apa yang akan terjadi, sebab itu supaya Iman kita tidak goncang; serahkanlah hidupmu pada Tuhan dan terus minta pertolongan dari-Nya. Amin
Semoga Khotbah Ini Menjadi Berkat :)
Taat Menjadi Murid Tuhan - Matius 26:17-25
YESUS MAKAN PASKAH DENGAN MURID-MURIDNYA
Bacaan : Matius 26:17-25
Tema : "Taat Menjadi Murid Tuhan"
Pengantar
Bapak,ibu, Sudara-saudari…..
Jemaat yang Kristus Kasihi Shalom…
Bacaan kita pada Minggu Sengsara ke-V dari Injil Matius 26:17-25 dengan tema yaitu “Taat Menjadi Murid Tuhan”.
![]() |
(Dokumentasi dekorasi Jemaat GKI Sion Kampung Harapan) |
Dalam bacaan ini disebutkan bahwa murid-murid hendak mempersiapkan Perjamuan Paskah, pada hari raya Roti Tidak Beragi.
Ini merupakan kebiasaan orang Yahudi untuk merayakan Paskah, salah satu dari tiga hari raya wajib yang membawa orang-orang Yahudi ke Yerusalem dan Bait Suci. Perayaan ini mengenang 'lewatnya' malaikat maut pada tulah ke-10 , sehingga bangsa Israel akhirnya keluar dari tanah Mesir menuju ke tanah Kanaan. Dalam bahasa Ibrani paskah disebut 'pesah', yang secara harafiah berarti 'melewati'.Dalam Keluaran 12:14-20, tiap keluarga harus menyembelih seekor domba yang tanpa cacat. Darah domba ini harus di oleskan pada kedua tiang pintu. Daging sembeliha itu itu dimakan dengan sayur pahit mengartikan hidup orang Israel yang pahit sebagai budak di Mesir dan roti tidak beragi menandakan bahwa tidak ada lagi waktu untuk memakai ragi pada roti dan menunggunya hingga mengembang karena keberangkatan orang Isarel dari Mesir itu harus dengan segera. Pada malam hari, Allah akan menyuruh malaikat-Nya untuk membunuh semua anak sulung ditanah Mesir Tapi dimana ada olesan darah pada tiang pintu, disitu malaikat tidak membunuh anak sulung keluarga itu atau rumah tersebut dilewati. Dan sejak saat itu Paskah dirayakan oleh bangsa Israel tiap tahun dan merupakan perayaan yang terbesar.
Perayaan Paskah Yahudi dilakukan dalam waktu 7 hari dan biasa juga disebut sebagai hari raya Roti Tidak Beragi karena hanya roti yang tidak beragi yang boleh dimakan. Para murid sedang mempersiapkan perjamuan Paskah bagi mereka untuk memperingati Paskah dari Perjanjian Lama. Namun, Tuhan sedang mempersiapkan Paskah yang berbeda; Paskah yang jauh lebih baik. Yesus menyuruh mereka untuk pergi ke sebuah kota untuk mempersiapkan segala sesuatu dengan pesan yang Ia sampaikan Di dalam pesan Yesus ia katakan bahwa… “Waktu-Ku hampir tiba. Aku mau merayakan paskah bersama murid-muridKu. Yesus tahu bahwa saat-saat menjelang kematianNya sudah dekat. Yesus akan disembelih sebagai Anak Domba yang sempurna tanpa cela. Murid-murid melakukan seperti yang ditugaskan Yesus. Ketaatan para murid ditunjukan dengan melakukan perintah tersebut seperti apa yang Yesus sampaikan kepada mereka.Mengapa kemudian ketaatan ditekankan pada bagian pembacaan kita hari ini, dan kemudian diangkat juga menjadi tema bacaan kita… ? sebab karena ketidaktaatan membuat Yudas merancangkan hal yang jahat dan menyerahkan Yesus kepada para Imam-imam kepala. ahli-ahli Taurat pada pasal sebelumnya dari bacaan ini. Sudah tidak ada ketaatan di dalam diri Yudas, taat untuk melayani gurunya, taat untuk mengikuti guruNya, tata untuk melakukan apa yang dikehendaki, yang diperintahkan, bahkan juga yang diajarkan Yesus selama mereka bersama.
Dalam bacaan ini disebutkan, di tengah-tengah jamuan makan, Yesus mengucapkan kata-kata berikut yang mengubah seluruh suasana jamuan makan itu: “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, salah seorang di antara kamu akan mengkhianati Aku.”Yesus membagikan informasi ini dan hal ini mengguncang segalanya, Di tengah-tengah perjamuan Paskah mereka, Yesus memberikan pengumuman yang mengejutkan.Sehingga setiap murid mulai bertanya-tanya apakah dialah yang akan mengkhianati Yesus. Ayat 22 berkata, “Karena sangat sedih, masing-masing orang berkata kepadanya: “Bukan aku, ya Tuhan?”
Sungguh betapa berat jalan penderitaan Yesus…
Ia mengalaminya bukan saja dari mereka yang menolakNya; tapi bahkan juga orang-orang terdekat yang bahkan Ia kasihi.
Penerapan
Lalu bagian ini hendak mengajarkan kita apa, dalam menjalani Masa Raya Sengsara Yesus pada minggu yang ke-V ini ?
Sekali lagi bapa/ibu jemaat Tuhan. karena ketidaktaatan membuat Yudas merancangkan hal-hal yang jahat dan menyerahkan Yesus. Ketidaktaatan bisa juga membuat kita orang-orang percaya menjadi pengkhianat seperti Yudas. Kita juga bisa mengkhianati Yesus karena hidup kita yang tidak taat kepadaNya.
Bukan saja pengkhianatan, tetapi juga penyangkalan dan kemunafikan hidup kita dihadapan Tuhan.
Tanpa kita sadari, mungkin juga sifat dari Yudas ada dalam diri kita orang-orang percaya hari ini. Kita mungkin selalu beribadah, dalam doa dan pujian, di gereja, di ibadah keluarga, unsur, kita selalu melayaniNya sebagai Pnt & syamas, sebagai BP.Unsur, Guru Sekolah Minggu, memberi diri terlibat dalam kegiata-kegiatan gereja dengan kepanitiaan yang dibentuk, selalu ada dalam doa pribadi dst….
Tetapi saat Tuhan bertanya kepada kita ? akanah kita terbuka dan mengaku jujur dihadapanNya ? bahwa benar Tuhan… saya menyadari bahkan untuk semua yang telah Tuhan sampaikan di dalam FirmanMu. Kenikmatan dan kenyamanan dunia yang penuh kejahatan dosa masih menguasai hati dan hidup saya. Karena Ia tahu segalanya, bahkan yang tersembunyi di dalam hati kita sekalipun, tidak ada yang bisa kita tutupi dihadapan Tuhan. Amin
Semoga Khotbah Ini Menjadi Berkat :)
Pemuliaan Yesus - Markus 9:2-13
YESUS DIMULIAKAN DI ATAS GUNUNG
Bacaan : Markus 9:2-13
Tema : "Pemuliaan Yesus"
Pengantar
Dalam setiap kitab Injil, kita menyaksikan atau melihat tumbuhnya pemahaman para murid ketika mereka benar-benar memahami bagaimana karya dan pelayanan Yesus ketika ia menyakan diriNya sebagai Anak Allah. Khususnya pada Injil Markus pada bagian yang penting ini. Para murid Yesus baru saja memberikan kesaksian tentang identitas Mesianis-Nya sebagai Kristus. Mereka telah diperkenalkan dengan Misi-Nya yang akan melibatkan penderitaan dan kematian. Kemuliaan Allah dalam penderitaan Yesus Kristus , memproklamirkan Kerajaan Allah yang sudah dan telah datang ke dalam dunia.
Penjelasan Teks
Diayat 2 kita melihat Petrus, Yakobus dan Yohanes dibawa Yesus ke sebuah gunung yang tinggi. Selain mereka tidak ada orang yang lain lagi. Apa yang mereka lakukan di sana? Baik kitab Markus maupun kitab Matius tidak mencatat apa yang mereka lakukan. Tapi kalau kita perhatikan catatan di kitab Lukas, maka kita akan tahu apa yang mereka lakukan dengan sedikit mendetail dibandingkan kedua injil yang lain tadi. Lukas 9:28 berbunyi “Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa”. Ternyata Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus ke atas gunung untuk berdoa. Kejadian berikutnya adalah ketika Yesus sedang berdoa, Yesus berubah rupa di depan mata mereka, wajah-Nya bercahaya seperti matahari, pakaian-Nya putih bersinar seperti terang (Mat. 17:2), pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat (Mrk. 9:3); pakaiannya menjadi putih berkilau-kilauan (Luk. 9:29).
Dalam istilahnya bagian ini disebutkan sebagai Transfigurasi. Apa itu transfigurasi ? “Transfigurasi” berarti perubahan bentuk/penampilan menjadi lebih mulia atau spiritual. Transfigurasi/perubahan rupa Yesus Kristus merupakan demonstrasi yang kuat akan kodrat ilahi-Nya dan perwujudan kemuliaan-Nya, yang dimiliki Yesus sebelum datang ke bumi dalam tubuh manusia.
Dalam waktu dan sepanjang pelayanan yang Yesus lakukan bersama-sama para murid, mereka selalu mengikutiNya, menyaksikan semua mujizat dengan mata mereka sendiri bagaimana dia menyembuhkan orang lumpuh berjalan, orang tuli mendengar, yang buta melihat, yang kerasukan dilepaskan, yang mati dibangkitkan, bahkan Ia memberi makan 5000 orang dan sudah tentu hal ini dapat membuat para murid dengan gambling dan objektif tentang kuasa dan realitas tentang siapa Yesus. Namun demikian ketika kita melihat ketika Yesus mulai berbicara tentang penderitaan dan kematianNya, hal itu mengejutkan para murid. Bisa kita lihat pada respon Yesus dalam pasal sebelumya ayat 8:31-33.
Oleh karena itu, Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dari antara murid-murid yang lain untuk bersama-sama denganNya, naik ke gunung dan menyaksikan peristiwa tersebut. Tidak diragukan lagi, tujuan dari transfigurasi Kristus ke dalam suatu bagian dari kemuliaan Surgawi-Nya adalah agar :
- Murid-murid-Nya mendapatkan pemahaman yang lebih tentang siapa Dia sesungguhnya.
- Kristus mengalami perubahan dramatis dalam penampilan agar para murid dapat melihat Dia dalam kemuliaan-Nya. Para murid, yang hanya mengenal Yesus dalam tubuh manusia-Nya, sekarang memiliki kesadaran yang lebih besar tentang keilahian Kristus, meskipun mereka belum bisa sepenuhnya memahami hal itu.
- Hal ini memberi mereka kepastian yang mereka butuhkan setelah mendengar kabar mengejutkan tentang kematian-Nya.
Dalam kemuliaan-Nya nampaklah Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Kalau kita lihat dalam versi Lukas untuk melengkapi bagian ini, kehadiran Musa dan Elia yang juga menampakan diri dalam kemulian berbicara tentang tujuan kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem – yaitu tentang kematianNya. Para murid dikejutkan oleh peristiwa ini tetapi juga diliputi ketakutan yang sangat dahsyat sampai mempuat Petrus berpikir untuk mendirikan tiga kemah. Walaupun terkejut tapi mereka bersukacita karena dapat menyaksikan peristiwa ini.
Bahkan kemuliaan itu diteguhkan dengan penyataan Allah “Inilah Anak Yang Ku Kasihi – dengarkanlah Dia”. Sekita itu juga para murid tidak melihat seorang pun lagi, hanya Yesus seorang diri saja. Yesus melarang mereka untuk menceritakannya kepada siapapun; sampai Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.
Tapi kemudian para murid kembali dengan perkara di dalam hati mereka tentang apa sesungguhnya yang dimaksudkan Yesus tentang : bangkit dari antara orang mati. Mereka mencoba memahami itu tentang bertanya soal Elia, tapi Yesus kembali bertanya tentang diriNya, namun para murid belum sepenuhnya memahami bagaimana Anak Manusia akan banyak menderita dan sampai pada kematianNya.
Persekutuan Jemaat yang diberkati Tuhan…
Peristiwa ini tidak hanya menggenapi apa yang disampaikan Yesus di ayat 1, namun juga menegaskan apa yang diakui Petrus di 8:29. Meskipun Yesus akan segera mati (8:31-32), hal ini menjamin murid-murid-Nya akan kemuliaan pada akhirnya (8:38).
Cahaya kemuliaan yang memancar dari wajah Yesus itu untuk memberikan pengajaran kepada para murid, bahwa :
- Di balik peristiwa yang menyedihkan yang akan dialami Yesus, peristiwa (penyaliban) akan membawa pada kemenangan, kemuliaan,
- Bahwa di balik hinaan dan caci maki akan ada kemuliaan yang akan menguatkan para murid dalam kehidupan mereka dalam mengikuti Yesus (guru) mereka itu.
Penerapan
Hari ini atau pada zaman ini mungkin kita tidak melihat kemuliaan Tuhan secara langsung seperti yang dialami oleh Petrus, Yakobus dan Yohanes. Kejutan dari kemuliaan Tuhan mungkin tidak akan terjadi pada saat ini, tetapi kemuliaan Tuhan sudah dinyatakan pada 2000 tahun yang lalu dalam kematianNya yang memberikan kepada kita keselamatan. Oleh sebab itu, kiranya kemuliaan yang sudah kita terima dapat membuat kita senantiasa bersukacita di dalam hidup ini walaupun ada persoalan atau kesulitan bahwa Yesus yang kita sembah adalah Tuhan, Ia adalah Anak Allah yang hidup, yang menjalani dan melalui segala jalan penderitaan karena cinta kasihNya yang begitu besar kepada kita manusia. Kemuliaan melalui Yesus Kristus yang kita terima seharusnya membuat kita hidup semakin takut akan Tuhan dan merendahkan hati di hadapan Tuhan. Amin
Semoga Khotbah Ini Menjadi Berkat :)
Kedatangan Kerajaan Allah - Lukas 17:20-37
KEDATANGAN KERAJAAN ALLAH
Bacaan : Lukas 17:20-37
Tema : "Kerajaan Allah Dimulai Bersama Yesus Kristus"
Pengantar
Persekutuan PW rayon 1 yang diberkati Tuhan….
Firman Tuhan hari ini berbicara tentang kerajaan Allah. Apakah yang kita pahami tentang kerajaan Allah ?. Kalau ditanya tentang bagian ini, mungkin kita akan menjawab… kerajaan Allah itu adalah sebuah keadaan dimana Allah yang memerintah di dalamNya. Atau mungkin juga kita akan mengaitkannya dengan situasi dimana Yesus datang yang kedua kali, untuk membawa semua orang yang percaya kepada-Nya; yang hidup melakukan kehendaknya untuk tinggal bersama-sama Dia di sorga, dan itulah Kerajaan Allah.
Kata Kerajaan sendiri dalam bahasa Yunani Basileia yang artinya kedaulatan atau kekuasaan. Jadi kalau bicara tentang kerajaan Allah itu berarti pemerintahan Allah, kekuasaan Allah dan kedaulatan Allah.
Isi Teks
Dalam bagian ini, Yesus memulai pengajaranNya karena pertanyaan dari orang-orang Farisiyang bertanya mengenai apabila kerajaan Allah akan datang. Dengan kata lain mereka bertanya kapan kerajaan Allah itu datang ?
Namun perlu kita tahu pemahaman yang mendasari pertanyaan orang-orang Farisi ini, sehingga kita tahu apa tujuan mereka bertanya pada Yesus : Pertanyaan ini muncul; sebagai bagian dari…
Penantian mereka akan kehadiran Mesias (atau yang diurapi) dan berdirinya kerajaan Allah, sebuah penantian dari waktu ke waktu, penantian yang begitu lamanya,
sehingga ini menjadi prioritas/hal utama bangsa Israel. Menantikan sebuah pemerintahan dimana mereka tidak lagi ada dalam penjajahan romawi.
Tentunya ini mengingatkan mereka juga tentang masa-masa jaya pada masa kepemimpinan Daud, tapi juga Salomo. Mereka mengharapkan kerajaan Allah itu sesuatu yang lebih dramatis, seperti pemerintahan fisik atau pembebasan politik.
Tetapi Yesus memberikan jawaban yang berbeda kepada orang-orang Farisi ini. Ada beberapa hal yang Yesus tekankan tentang hal Kedatangan Kerajaan Allah.
- Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah
Maksudnya apa ? Yesus menjelaskan bahwa Kerajaan Allah bukanlah sesuatu yang dapat diamati dengan mudah secara fisik. Sehingga orang bisa bilang dia ada disini, ia ada disana dst,,,,(nabi-nabi palsu)
- Kerajaan Allah itu ada diantara kamu.
Apa maksudnya Yesus bahwa kerajaan Allah ada diantara kamu ?
Pertama adalah merujuk kepada Yesus sendiri dalam karya dan pelayananNya. Tanda nyata melalui kehadiranNya di tengah-tengah dunia untuk membawa kelepasan bagi semua manusia.
Kerajaan itu kini hadir dalam Pribadi Yesus dan akan dinyatakan sepenuhnya di masa depan dalam kedatanganNya kelak. Dalam Matius 12:28 Yesus katakana “Jika Aku mengusir setan dengan Roh Allah, maka Kerajaan Allah telah datang kepadamu”. Dimana Yesus hadir, dalam pelayanannya dengan segala kuasa dan mujizat yang Ia lakukan, disitulah kerajaan Allah dinyatakan. Saat Yesus mmenyembuhkan yang buta melihat, yang tuli mendengar, yang bisu berbicara, yang lumpuh berjalan, yang kerasukan setan dilepaskan, yang mati di bangkitkan.
Ia mengunjungi mereka yang berdosa, ia memberi makan mereka yang lapar. ia ada ditengah-tengah mereka yang menangis, suasana dan tanda kerajaan Allah itu nyata dalam setiap kehadiran Yesus.
- Tidak hanya itu, Yesus juga bahkan menggambarkan situasi/kondisi saat kedatangan kerajaan Allah yang dihubungkan dengan kedatangan Anak Manusia.
- Yesus juga memakai dua kejadian yang terkenal bagi para pendengarnya: banjir besar pada zaman Nuh (Kejadian 6-7) dan kehancuran Sodom dan Gomora (Kejadian 19) untuk menggambarkan situasi tadi.
Yesus menceritakan dua kejadian yang terkenal bagi para pendengarnya: banjir besar pada zaman Nuh (Kejadian 6-7) dan kehancuran Sodom dan Gomora (Kejadian 19).
Yesus memberikan beberapa peringatan tentang apa yang akan terjadi pada hari kedatangan-Nya yang kedua. Dia menggunakan contoh Nuh dan Lot, dua tokoh dari Perjanjian Lama, untuk menunjukkan bahwa pada saat itu banyak orang akan terlibat dalam urusan dunia dan akan mengabaikan peringatan tentang banjir yang akan datang, atau seperti orang-orang di zaman Lot yang terus menerus melakukan kejahatan dan dosa.
karena itu dalam kesempatan disaat ini ada 2 pertanyaan sebagai bagian dari diskusi kita:
- Dewasa ini sering munculnya “anak manusia palsu”. Mungkin juga kita pernah melihat di Tv atau media sosial yang beredar berita disekitar kita . Bagaimana sikap iman ibu-ibu menanggapi hal ini ?
- Apakah disekitar kita, sudah beredar kejahatan seperti zaman Nuh dan zaman Sodom dan Gomora ? Seperti apa ibu-ibu melihat hal ini ?
Penerapan
1. Kerajaan Allah bekerja melalui gereja sekarang ini untuk mengabarkan kabar baik dalam karya menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah. Dan semua itu harus nampak dalam setiap persekutuan, kesaksian dan pelayana gereja. Kepada orang sakit, kepada yang berduka, kepada janda, duda, anak yatim, kepada orang-orang tua yang sudah lanjut usia. Kepada mereka yang terhilang dan semakin jauh dari persekutuan, yang dalam pergumulan sebab persoalan hidup yang begitu berat, kepada anak-anak putus sekolah/broken home.
2. Hari dimana Kedatangan Kerajaan Allah melalui Anak Manusia dinyatakan tampaknya merupakan hari yang sama dengan datangnya kebinasaan, hari dimana seseorang diambil dan yang lain ditinggalkan. Dalam Lukas 17:34-35, nampaknya ada satu kelompok yang diambil untuk diselamatkan, dan kelompok lainnya dibiarkan mengalami kehancuran dan hukuman yang mengerikan. Tidak akan ada waktu untuk berbaikan dengan Tuhan pada bagian ini. Pemisahan ini akan terjadi seketika, tanpa peringatan.
Kita melihat gambaran orang-orang yang dibinasakan : makan dan minum, jual beli, menanam dan membangun, mengawinkan dan mengawinkan. Setiap orang yang dihakimi belum siap. Mereka menjalani hidup dan bersenang-senang, berpikir bahwa mereka punya lebih banyak waktu, dan akhirnya tiba.
Sebab dosa akan membuat kita terlena, merasa nyaman, dan menganggap bahwa inilah kebahagiaan hidup, inilah tujuan hidup. Namun tanpa kita sadari, kebinasaan itu akan datang tiba-tiba tanpa kita sadari, entah kita sedang makan dan minum, entah kita sedang bekerja, diperjalanan maupun sedang tidur.
Mungkin sekarang tong sedang tidak berharap untuk Yesus darang segera, karena masih masih nyaman dan masih ingin untuk hidup di dalam dosa. Yesus jang dulu datang karena sa ini masih hidup dalam kebencian. dengki dan iri hati, dalam pertengkaran, tidak baku suka satu dengan yang lain. Yesus jang dulu datang karena sa ini masih hidup dengan tidak jujur dan setia sama sa punya istri atau sa punya suami, saya bekerja tapi selalu pakai cara-cara yang tidak benar supaya bisa dapat untung banyak. Yesus jang dulu datang karena sa ini masih hidup dalam kemabukan, pergaulan yang tidak benar.
Persekutuan yang diberkati Tuhan...
Yesus bisa datang kapan saja, (Tahun 2012)
bahwa tidak ada seorangpun yang tahu kapan kedatangan kerajaan Alah itu, kapan Yesus dia akan datang. Oleh karena itu kita harus tersadar, bahwa kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, jangan merasa nyaman karena menganggap kita masih muda, atau menganggap kita merasa tidak menderita sakit yang parah, kita menganggap kita mempunyai banyak uang, waktu kita masih panjang.
Sesibuk apapun kita ditengah-tengah dunia ini, bekerja keras untuk menggapai harapan dan cita-cita, mengumpulkan bekal hidup atau bahkan menikmati berbagai kebahagiaan dan keindahan dalam dunia ini. Namun kita hendak di ingatkan, tetaplah kita terjaga Kita harus tetap tersadar, waktu akan terus berjalan dan semua yang ada di dunia ini akan berakhir dan akan kita tinggalkan, dan pada akhirnya kebahagiaan yang kekal itu hanya tinggal satu, yaitu hidup di dalam kebenaran Tuhan. (Amin)
Apakah Engkau Mengasihi Aku ? - Yohanes 21:15-19; 14:15-21
GEMBALAKANLAH DOMBA-DOMBA KU
Bacaan : Yohanes 21:15-19; Yohanes 14:15-21
Tema : "Apakah Engkau Mengasihi Aku ?
Syalom…… Apakah kabar hari ini ?
Mengawali perenungan disaat ini, ada beberapa pertanyaan yang hendak saya tanyakan untuk dijawab oleh saudara-saudara muda sekalian. Beberapa orang, kalau mau menjawab boleh kedepan.
- Siapa yang paling kalian cintai/sayangi ?
- Apa alasannya ? kenapa ko bilang ko sayang/ko cinta....?
- Kalau begitu bagaimana caranya ko menunjukan rasa sayang itu ?
Rasa cinta, sayang, rasa kasih ini adalah sesuatu yang sangat penting. Ketika kita mengatakan bahwa kita mencintai seseorang dan mengasihi dia. Maka kita akan selalu berusaha untuk melakukan dan memberikan yang terbaik baginya. Perhatian, kepedulian, kasih sayang. “Sayang sudah makan kh ? belum ? oh iyoo ingat makan eh, biar tidak sakit. Rasa kasih itu membuat kita selalu mau memperhatikan mengkhawatirkan dan dong biasa bilang apa... biar hujan badai juga tembus.
Pertanyaan di awal tadi adalah siapakah yang paling kita kasihi /cintai dalam hidup ini ?
ada yang mengatakan orang tua kita, Bapa/Mama... Saudara adik/kakak, teman sekolah, sahabat, Teman kerja, Teman pelayanan bahkan juga someone special yaitu kekasih kita....
Dengan alasan Karena mereka adalah keluarga dan memiliki hubungan darah dengan kita, karena dekat, karena selalu bersama mungkin juga karena kebaikan mereka kepada kita, dst.... Cara kita menunjukan kasihpun berbeda-beda,memberi perhatian, kepedulian, selalu ada saat dibutuhkan dst.... Namun sebuah pertanyaan juga muncul, untuk menjadi perenungan bagi kita, sebuah pertanyaan yang begitu penting sekali. “ “Anggota Muda... apakah kita mengasihi Tuhan ?
Yesus pernah menanyakan pertanyaan ini langsung kepada Simon Petrus (Yoh.pasal 16)
“Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku (agapas me) lebih dari pada mereka ini (pleon touton) ? Pertanyaan yang tidak main-main. Jika pertanyaan yang sama diberikan kepada kita oleh Yesus disaat ini. Apakah Engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini ? Apa jawab kita ? Apakah kita mampu mengasihi Tuhan lebih dari pada keluarga kita, kekasih kita, lebih dari pada pekerjaan kita, lebih dari teman-teman kita, lebih dari pada segala sesuatu yang kita punya ? Kalau kita mengatakan dan mengakui bahwa kita mengasihi Tuhan, apa buktinya ? Bagaimana cara kita menunjukan rasa cinta kasih kita kepada Tuhan itu ? Johanes Calvin tokoh gereja dan penggerak reformasi mengatakan bahwa kasih yang suam-suam kuku dan hati yang hanya sedikit di atas perasaan tidak peduli adalah sesuatu yang tidak boleh diberikan kepada Tuhan. Artinya mencintai Tuhan tidak boleh setengah-setengah. Mencintai Tuhan tidak boleh setengah-setengah seperi apa ? ada yang bisa berikan contoh ?..............
Mari kita melihat jawaban yang diberikan oleh Petrus, karena kita adalah anak-anak muda, yang suka berpikir dan belajar. Maka saya akan menjelaskannya secara mendatail bagi kita semua. Pertanyaan ini dijawab oleh Petrus dengan jawaban demikian, (dengan bahasa Yunani yang dipakai oleh Yohanes): “ya Tuhan (nai, Kyrie), Engkau tahu (su hoida) bahwa aku mengasihi Engkau (hoti philo se) . Petrus menjawabnya dengan Philo se – kasih Filia ada yang tahu itu kasih apa ? (relasi persahabatan). Philo se sebenarnya berarti “aku rekanmu”. Petrus tidak menjawab apakah dia mengasihi Yesus atau tidak, dia menjawab bahwa dia adalah sahabat Yesus. Jawaban yang tidak tajam, sangat ambigu. Seolah Petrus mengatakan bahwa seharusnya dia mengasihi, tetapi juga sekaligus menghindari menjawab kalau dia mengasihi Tuhan.
Petrus yang telah menyangkal Yesus tiga kali tahu bahwa dia tidak benar-benar mengasihi Tuhan. Dia mengatakan “philo se” yang di dalam budaya berarti “teman sevisi”. Tetapi Petrus tidak bisa mengatakan, “aku mengasihimu (egapesa se).” Mengapa tidak? Karena dia jujur. Dia tahu dia tidak sanggup mengasihi Tuhan. Dia pernah berjanji memberikan nyawanya, tetapi yang dia berikan justru mulut yang menyangkal bahwa dia adalah murid dari Yesus dari Nazaret (Yoh. 18:17, 25-27). Maka Yesus bertanya untuk kedua kalinya, “apakah engkau mengasihi Aku (agapas me)?” Yesus tidak lagi memakai “lebih daripada semua ini (pleon touton)”. Yesus mengurangi tuntutan-Nya bagi komitmen Petrus.
Dia tidak lagi menuntut Petrus untuk mengasihi Dia lebih daripada segalanya. Yesus hanya bertanya, “apakah engkau mengasihi Aku (agapas me)?” Itu saja. Menjawab pertanyaan kedua ini Petrus mengatakan hal yang sama dengan jawaban pertamanya, “Engkau tahu (su hoida) bahwa aku rekan-Mu (hoti philo se).” Jawaban yang sama. Tuhan Yesus mengurangi tuntutan-Nya dan Petrus tidak berani menaikkan komitmennya. Karena apa ? Petrus sudah tahu bagaimana rasanya memberikan komitmen karena dorongan emosi, tetapi tidak dipelihara dengan konsisten. Ketika waktu krisis tiba, komitmen emosi meluap hilang. Lenyap ditelan ketakutan yang mendorong Petrus untuk menyangkal Yesus tiga kali. Maka Yesus bertanya untuk ketiga kalinya. Tiga pertanyaan yang menebus kembali tiga penyangkalan Petrus. Untuk ketiga kalinya Tuhan Yesus mengubah pertanyaan-Nya. Jika pertama Yesus bertanya “apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada semua ini?” dan kedua Dia menghilangkan “lebih daripada semua ini”, maka kali ketiga Yesus tidak lagi memakai kalimat “agapas me”. Dia bertanya, “apakah engkau rekan-Ku/sahabat-Ku (phileis me)?” Pertanyaan yang menghancurkan hati Petrus. Maka Petrus pun menjawab sama persis dengan yang Yesus tanyakan. Dia menjawab, “ya Tuhan (nai, Kyrie), Engkau tahu bahwa aku rekan-Mu (su hoidas hoti philo se).
Kita tidak mampu mengasihi Tuhan dengan cara kita sendiri.
Ketika Petrus berkomitmen untuk tetap mengasihi Tuhan, ia setia memberitakan Injil Kristus sampai mati dengan disaib tetapi disalib terbalik, karena merasa tidak layak mati dalam posisi yang sama seperti Yesus. Lalu bagaimana dengan kita ? Anak-anak Muda, apakah Engkau mengasihi Yesus ? Lebih dari pada kekasihMu ? Kalau pacar bilang ketemu baru pas ibadah PAM bagaimana ?
Pembacaan kedua Yoh. ay.21 dikatakan disana bahwa “Barang siapa memegang perintahku dan melakukannnya, dialah yang mengasihi Aku. Jadi kalau tidak tahu sembahyang, selalu marah-marah, suka menipu, mencuri, berbohong. Suka bertengkar dan berkelahi, Tidak jujur. Sombong, iri hati dan menyimpan dendam. Tidak menghormati orang tua....Apakah kita masih bisa mengatakan bahwa kita ini mengasihi Tuhan ? saya punya bapa pernah bilang begini : “Bagaimana ko mau mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan, sedangkan orang tua yang kelihatan saja tidak bisa ko kasihi. Mengasihi Tuhan dengan sungguh berarti memberikan segenap keberadaan hidup kita untuk dikuasai dan dipimpin oleh Roh Kudus, artinya kita berjalan bersama Tuhan setiap hari, memikirkan jalan-jalan-Nya, tunduk kepada kehendak-Nya, taat melakukan firman-Nya, memegang teguh janji-Nya, rela diajar dan dibentuk oleh-Nya. Tuhan sendiri menegaskan, "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku...Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku;" (Yohanes 14:23; 24). Taat melakukan firman Tuhan adalah wujud nyata seseorang mengasihi Tuhan, sebab "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 7:21). Bukti lain seseorang mengasihi Tuhan adalah bila ia juga mengasihi sesama, sebab jika orang berkata bahwa ia mengasihi Tuhan tapi membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta (1 Yohanes 4:20).
Apakah sampai sekarang ini kita masih menyimpan rasa marah, kecewa dan dendam kepada orang lain ? Menyimpan luka batin dan akar pahit didalam hati kita ?
Memiliki kasih adalah tanda seseorang sudah mengalami kelahiran baru yang dikerjakan oleh Roh Kudus: "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat." (Yehezkiel 36:26). Setiap orang yang ada di dalam Kristus adalah ciptaan baru (2 Korintus 5:17), yang seharusnya mewarisi karakter kasih, di mana kemudian kasih itu mengalir keluar. Mengasihi orang lain merupakan balasan kasih yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Seperti pujian yang mengatakan : “Mengasihi lebih sungguh, sebab Tuhan lebih dulu mengasihi kepadaku”. Amin
Mendidik Anak-anak Di Dalam Tuhan - Ulangan 6:1-9
KASIH KEPADA ALLAH ADALAH PERINTAH YANG UTAMA
Bacaan : Ulangan 6:1-9
"Tema : Mendidik Anak-anak Di Dalam Tuhan"
Sebuah pertanyaan mengawali perenungan disaat sore hari ini bagi kita sekalian :
Bapa dan mama dong semua, berapa kali kita mengajarkan tentang Tuhan kepada anak-anak kita ? Setiap hari kah ? seminggu sekali, dua kali kah ? atau hanya saat mereka melakukan kesalahan saja?
Ada anak-anak kah ? anak-anak menurut kalian, nasihat, teguran dan pengajaran yang diberikan oleh orang tua itu penting atau tidak ?
Hari ini, bacaan yang kita renungkan adalah bagian yang mungkin sudah seringkali kita baca, dengar dan renungkan bersama. Berbicara mengenai “Kasih kepada Allah adalah perintah yang utama.
![]() |
(Dok. Foto Kelas Ak - Sekolah Minggu Pos Mahanaim) |
Bangsa Israel yang keluar dari tanah Mesir, telah mati dipadang gurun, mereka yang memasuki tanah kanaan yaitu tanah perjajian adalah generasi yang baru. Karena itu segala hukum Tuhan, perintah dan ketetapan, semuanya itu, diulangi oleh Musa kepada angkatan yang baru ini.
Mengingat seekarang mereka akan memasuki tanah kanaan, dan karena itu penting sekali semua ini disampaikan kepada mereka. Karena tanah yang akan mereka duduki, yaitu tanah yang berlimpah susu dan madu itu dipenuhi dengan orang-orang kafir, bangsa-bangsa-bangsa yang tidak mengenal dan percaya kepada Allah. Ulangan pasal 6 terlebih khusus ayatnya yang ke 4 – 9 disebut syema Israel. Suatu panggilan bagi Israel untuk mendengar Firman Tuhan. Ayat-ayat ini memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan iman Israel. Bangsa Israel biasanya melafalkan syema ini tiga kali dalam sehari. Dan tidak ada penyembahan pada hari sabat yang dilakukan dirumah ibadah tanpa melafalkannya. Syema ini merupakan pengakuan iman bangsa Israel yang paling mendasar. Melalui syeman ini bangsa Israel diajar untuk memiliki persekutuan yang intim dengan Tuhan sebagai perioritas utama. Seluruh aspek kehidupan Israel, didasari oleh hubungan cintanya dengan Tuhan. Di dalam cinta ini, terkandung komitmen dan kesetiaan yang menyeluruh dan total. Ada beberapa hal yang menjadi catatan penting bagi bangsa Israel :
1. Harus tertanam dalam hati orang Israel (ay.6)
2. Harus tertanam dalam hati anak-anak Israel (ay.7)
3. Harus menjadi bagian hidup sehari-hari mereka (ay.7)
4.Harus mernjadi indentitas pribadi, keluarga juga masyarakat.
Mulai dari tanda pada tangan, dahi, sampai pada pintu rumah dan pintu gerbang.
Ini menunjukan bahwa tidak ada satu bagian pun dalam kehidupan orang Israel yang terlepad dari relasi mereka yang penuh kasih kepada Tuhan. Mereka harus mengasihi Tuhan dengan segenap hati,jiwa dan kekuatan. Dan hal ini harus terpelihara dalam kehidupan bangsa Israel. Karena itulah hal ini harus terus diajarkan kepada anak-anak mereka. Dan Musa sendiri yang memberikan petunjuk bagaiamana orang-orang tua di Israel harus mengajarkan perintah Allah ini kepada anak-anak mereka. Yaitu pada saat engaku duduk dirumah, saat sedang dalam perjalanan, saat sedang berbaring dan juga pada saat bangun. Artinya harus selalu diajarakan, harus selalu di ingatkan berulang-ulang kali.Tujuannya adalah supaya mereka dapat melakukan seperti yang diajarkan kepada mereka (ay.1), berpegang kepada perintah Allah dan melakukannya dengan setia.
Bapak/ibu persekutuan yang diberkati oleh Tuhan.
Salah satu cara kita bisa menunjukan kepada Tuhan, bahwa kita benar-benar mengasihi Tuhan adalah melakukan apa yang Ia perintahkan dan kehendaki dalam ketaaan dan kesetiaan. Karena kita mengasihi Tuhan yang tidak kita lihat dan tetapi Kasih kita kepada Tuhan dapat dinyatakan melalui hidup kita setiap hari yang sesuai dengan FirmanNya. Bukan saja kita melakukannya, tetapi hal ini harus diajarkan kepada keluarga kita, terlebih khusus anak-aanak kita. Karena setiap pengajaran, nasehat dan didikan yang diberikan, akan sangat berguna bagi kehidupan mereka bukan saja hari ini, tetapi juga dihari depan. Seperti sedianya bangsa generasi baru yang hendak memasuki tanah kanaan, anak-anak pada masa/zaman ini sangat-sangat membutuhkan pengajaran dan nasehat untuk pertumbuhan iman mereka. Menjadi kerinduan dan keinginan setiap orang tua, bahwa anak-anaknya tumbuh menjadi seorang pribadi yang taat dan takut akan Tuhan. Banyak anak-anak sekarang ini yang tumbuh tanpa nasehat dan didikan dari orang tua mereka, banyak anak-anak sekarang ini yang tidak peduli bahkan mengabaikan setiap nasihat dan didikan orang tua.
Penerapan
Pengajaran tentang Firman Tuhan, semua perintah, apa yang baik dan tidak menurut Firrman. Apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan sesuai Firman. Harus diajarkan kepada anak-anak. Setiap saat, mau saat duduk kh, dalam perjalanan kah, mau baru bangun kah, harus terus disampaikan dan terus menerus dan berulang-ulang. Supaya apa ? Supaya baik kita tapi juga kehidupan anak-anak kita diberkati oleh Tuhan. Baik itu berkat panjang umur seperti kata ayat 2, tetapi juga berkat yang disebutkan pada ayatnya 10 dan 11 dari bacaan kita di saat ini. Kasih kepada Tuhan harus menjadi hal utama dalam kehidupan kita. Dengan mengasihi Tuhan barulah kita bisa taat dan setia melakukan perintahNya, dengan mengasihi Tuhan lebih dahulu barulah kita bisa mengajaraknya setiap saat kepada anak-anak kita dan dengan mengasihi Tuhan terlebih dahulu barulah kita dimampukan untuk membagi kasih itu kepada orang lain atau sesame kita. Amin
Semoga Renungan Ini Menjadi Berkat :)