MIMPI FIRAUN - YUSUF DI MESIR SEBAGAI PENGUASA
Bahan Bacaan : Kejadian 41:1-57
(Dokumentasi Dekor Urusan P2J bersama Panitian HBG Jemaat GKI Sion Kampung Harapan)
Jemaat yang diberkati Tuhan Syalom...
Pembacaan kita hari ini, Yusuf adalah putra ke-11 dari Yakub, anak pertama yang diperolehnya dari Rahel. Ia lahir di kota Haran. Nama Yusuf berarti “Kiranya ditambahkan-Nya anak laki” bagiku”. Kita tahu bahwa Yakub sangat menyayangi Yusuf, lebih dari saudara-saudaranya yang lain, karena Yusuf lahir dari Rahel, istri kesayangannya, tetapi juga karena Ia lahir pada masa tua Yakub”. Karena itu ada momen dimana Yusuf ini diberikan jubah warna-warni khusus dari ayahnya, yang membuat semua saudara-saudaranya menjadi tidak suka kepadanya. Sebelum Kejadian Pasal 41, Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya kepada pedagang Midian yang kemudian membawanya ke Mesir. Yusuf mengalami berbagai peristiwa yang sulit, termasuk difitnah oleh istri Potifar dan dipenjarakan. Meskipun demikian, Yusuf tetap setia kepada Tuhan, dan Tuhan menyertainya dalam segala situasi. Ketika ia bekerja sebagai budak, di rumah Potifar kepala pengawal raja, ia melakukan pekerjaannya dengan baik, bahkan ketika digoda oleh istri Potifar pun, Yusuf menolak yang akhirnya membawa dia ke penjara.
Waktu Yusuf di penjara Ia menafsirkan mimpi juru minuman dan juru roti Firaun. Tafsirannya terbukti benar, mereka lalu membuat kesepakatan dan juru minuman akhirnya mengingat Yusuf ketika Firaun mengalami mimpi yang tidak dapat ditafsirkan oleh orang bijak atau ahli nujum yang ada di Mesir. Walaupun ini terjadi setelah 2 tahun dari waktu dimana ia dibebaskan. Sebuah ironi; Yusuf dimampukan Tuhan untuk menyampaikan apa yang akan terjadi dimasa depan, melalui mimpi orang lain, tetapi dia sendiri tidak tahu masa depannya. 2 tahun adalah waktu yang sangat lama bagi siapa pun terutama dipenjara; apalagi jika kita berada disana karena ketidakadilan dan tunduhan palsu padahal kita sama sekali tidak melakukan kesalahan.Tetapi ia memiliki kepercayaan yang tiada habis kepada Tuhan; itu terbukti dalam pengakuannya ketika Ia berbicara dengan Firaun. Kita mungkin bertanya-tanya, apa yang membuat Yusuf dia mampu bertahan ? karena Ia menyadari bahwa dalam segala sesuatu yang ia alami, Allah tetap menyertainya. Saat dijual sebagai budak, dirumah potifar 39:3 – Tuhan membuat menyertai dan membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya. Ketika Ia dimasukan kepenjara karena tuduhan, 39:21 – Tuhan menyertainya dan melimpahkan kasih setiaNya sehingga Yusuf menjadi kesayangan kepala penjara.
Kita perhatikan disini, bahwa terkadang segala hal bahkan yang mungkin tidak kita inginkan, Tuhan ijinkan terjadi didalam kehidupan kita. Tapi bukan dengan maksud bahwa kejadian tersebut menghancurkan kita, tetapi justru melalui peristiwa atau pada saat-saat seperi itulah, kemudian Tuhan menyatakan kasihNya, pemeliharaanNya serta penyertaanNya. Dalam berbagai bentuk, dalam berbagai hal. Seperti sebuah lagu yang mungkin kita tahu dalam kidung jemaat, yang syair nya begini “Suka duka dipakaiNya untuk kebaikan ku”. Hanya saja, terkadang dalam penantian-penatian kita akan waktu dimana Allah bertindak untuk menyelamatkan kita, kalau menunggu sampai su terlalu lama, yhaaa sebagai manusia kita pasti mulai bosan dan tidak dapat lagi menunggu terlalu lama, kita mulai mengeluh, kita mulai komplain dan bertanya-tanya pada Tuhan. 2 Tahun kemudian Firaun mendapat mimpi. Dan inilah waktu yang ditetapkan Allah. Mengapa saya katakana inilah waktu yang ditetapkan Allah. Karena Allah sendiri yang memberikan mimpi itu kepada Firaun. Ini kasusnya mirip seperti ketika Allah memberikannya juga kepada raja Nabukadnezar dan Daniel yang ditetapkan Allah untuk menafsirkan mimpinya itu. Hanya bedanya kalau nebukadnezar tidak mau menceritakan apa yang menjadi mimpinya, tetapi Firau dalam ay. 8 memanggil semua orang berilmu di Mesir dan menceritakan mimpinya kepada mereka, tetapi tidak ada yang dapat mengartikannya. Padahal para penyihir biasanya terdapat di Mesir, orang-orang pintar atau mereka menyebutnya orang berhikmat/berilmu, tukang tenung dan itu sangat terkenal (Kel.7:11;8:7;9:11) dst….. Tetapi tidak ada satu orang pun yang bisa menjelaskan arti mimpi Firaun. Kedua mimpi yang dijelaskan pada ayat 1 – 7, ini sangat menggelisahkan hati Firaun.
7 ekor lembuk yang gemuk keluar dari sungai Nil – memakan rumput; kemudian keluar lagi 7 ekor lembu yang kurus dari sungai Nil dan memakan 7 ekor lembuk gemuk tadi. Lalu 7 bulir gandum yang baik ditelan 7 bulir gandum yang kurus dan layu. Dan Allah telah memilih Yusuf untuk mengartikan mimpi itu bagi Firaun. Segala kemampuan, ilmu dan kehebatan yang dimiliki orang-orang pintar di Mesir tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan hikmat yang diberikan Allah kepada orang pilihanNya. Maka inilah hal yang harus kita tentang mimpi. Ketika Tuhan memberikan seorang mimpi, dia tidak akan meninggalkan mereka dalam pertanyaan tentang apa arti mimpi itu. seperti 2 contoh yang telah saya sebutkan tadi, semua mimpi ini diberikan oleh Tuhan adalah untuk menyampaikan informasi penting yang Tuhan ingin mereka ketahui dan Tuhan ingin mereka mengerti. Tuhan tidak memberikan mimpi untuk membingungkan orang. Dan pada bagian ini kita akan melihat, Tuhan memberikan arti mimpi itu kepada Yusuf, mengapa ? karena Tuhan ingin Firaun mengetahui informasi itu. Mimpi itu tidak dimaksudkan untuk mejadi misteri yang membuat Firaun menjadi gelisah, dan merasa kebingungan sampai frustasi/stress. Karena itulah Yusuf hadir dan menjelaskan arti mimpi itu bahwa akan ada tujuh tahun kelimpahan dan diikuti oleh tujuh tahun kelaparan. Tahun-tahun kelaparan akan sangat buruk sehingga tahun-tahun yang baik akan terlupakan (Ay.25-32). Hal yang disampaikan Yusuf memberikan pengetahuan kepada Firaun , memberitahunya apa yang akan terjadi , seperti yang terungkap dalam mimpi yang merupakan pesan dari Tuhan serta apa yang harus dilakukan oleh Firaun sebagai jawaban dari mimpinya itu. Kisah Yusuf menyoroti tema pemeliharaan Allah yang nyata. Meskipun Yusuf mengalami banyak penderitaan, Tuhan menggunakan situasi tersebut untuk tujuan yang lebih besar, yaitu menyelamatkan banyak orang dari kelaparan dan mengangkat Yusuf ke posisi berkuasa. Kini dalam penyertaan dan rencana Allah, keadaan Yusuf dipulihkan.
• Ia kini menjadi orang penting di Mesir setelah Firaun, kita lihat bagaimana kekuasaan itu diberikan kepada Yusuf (pada Ay. 41-45)
• Ia diberikan nama baru; diberikan juga sebagai isterinya putri imam agung yaitu Asnat – yang nanti dari istri ini kemudian mereka memiliki 2 anak yaitu Manasye dan Efraim.
• Bahkan dalam kepemimpinan dan kekuasaanNya itu Yusuf mengatur segalanya, sampai kepada masa 7 tahun masa kelimpahan, dan 7 tahun kemudian masa kelaparan terjadi.
Penerapan
Jemaat sekalian, bagian yang kemudian hendak kita belajar bersama dari Firman Tuhan dihari ini bahwa :
• Kehidupan masa depan, tidak ditentukan oleh karena ramalan manusia atau guru-guru sihir palsu, atau bahkan juga kita sendiri tetapi ditentukan oleh Tuhan dengan pasti sesuai dengan janjiNya untuk mendatangkan kebaikan bagi umat kepunyaanNya. Kejadian 41:1-57 menunjukan Allah sedang bekerja di dalam kehidupan Yusuf tapi juga Firaun, untuk mengendalikan masa depan bangsa-bangsa dan menyediakan tempat bagi umat pilihanNya; dalam hal ini pemeliharaan Yakub sekeluarga di masa kelaparan. Semua bangsa tunduk pada campur tangan Allah dan penguasaanNya. Adakalanya Tuhan ingin mengajar kita untuk bersabar dalam menantikan waktu yang ditetapkan-Nya untuk memberikan berkat kepada kita. Penangguhan kebebasan Yusuf ini baru terjadi setelah dua tahun lamanya. Yusuf tetap berada di penjara sampai FirmanNya genap. Kita perlu belajar bersabar, bukan sekedar kesabaran dalam bertahan, melainkan juga dalam menanti saat itu tiba, meskipun tampaknya berlambat-lambat. Waktu Allah memberi kelegaan kepada umatNya, akhirnya akan terbukti sebagai waktu yang paling tepat.
• Masa penantian bukan masa yang sia-sia; atau membuang-buang waktu. Apabila kita menanti-nantikan Tuhan, sesungguhnya kita sedang membuka diri selebar-lebarnya bagi karya Allah di dalam hidup kita. Dalam penantian kita berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan. Mengimani setiap rencana dan rancanganNya. Adakalanya Tuhan ingin mengajarkan kita untuk bersabar dalam menantikan waktu yang telah ditetapkan olehNya untuk memberikan berkat kepada kita, ketika segala sesuatu dalam hidup kita berjalan tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Bagian ini mengingatkan kita kembali pada bacaan kita diminggu yang lalu, saat masalah, tantangan, pergumulan itu datang, para murid menanggapinya dengan berdoa di dalam persekutuan, sebab mereka tahu dan meyakini bahwa hanya Tuhan sajalah yang dapat menolong mereka, ditengah situasi yang sedang mereka alami. Karena kita mungkin tidak bisa selalu mengandalkan orang lain. (Sekali kalau kita minta tolong, mungkin mereka bisa cepat membantu, tapi kalau itu terjadi terus menerus atau berulang, mereka mungkin akan merasa bosan); lalu saat kita mau minta tolong lagi sudah malu dsb. Kita tidak bisa selalu mengandalakan orang lain, tetapi kita bisa selalu mengandalkan Tuhan; namun ketika kita mengandalakan Tuhan – tantangannya adalah menanti Tuhan bertindak didalam waktu dan jalanNya. Dan waktu seringkali terasa begitu lama saat kita sedang menantikan sesuatu. Dalam hal ini, kesabaran kita dalam penantian kepada Tuhan ada 2 hal : Pertama : Mempercayai Tuhan, bahwa Dia benar-benar mengetahui & peduli dengan situasi kita. Kedua : Menunggu/menanti Tuhan sampai Dia bertindak memperbaiki situasi atau menunjukan tindakan apa yang harus di ambil. Bagaikan tujuh tahun hidup dalam kesusahan dan Tuhan mengubah tujuh tahun lagi menjadi masa bahagia dari janji Tuhan bagi kita. Ketika Tuhan turun tangan dan bertindak, Dia bertindak melampaui harapan kita. Sebagaimana Ia memulihkan keadaan yang dialami oleh Yusuf.
• Bagian yang terakhir,
Perjalanan hidup Yusuf, nampaknya seperti musim kehidupan kita hari ini.
- Ada saatnya hujan turun begitu lebat, tetapi kemudian kekeringan terjadi
- Ada saat dimana semua tumbuhan bersemi tetapi kemudian mulaii beguguran.
- Ada saat dimana kita mengalami dan merasakan betapa berkat Tuhan mengalir di dalam kehidup kita, saat-saat dimana semua yang kita lakukan dan kerjakan berhasil, saat semua yang kita inginkan kita dapatkan. Kemudian terjadi, dan kita mengalami saat-saat dimana pekerjaan kita kacau, rumah tangga kita berantakan, anak-anak hidup dalam ketidakaturan, pergumulan dengan kesehatan kita, kehilangan orang-orang yang kita kasihi. Seperti semua terjadi diluar kendali dan kuasa kita. Namun bagian Firman Tuhan ini, mengingatkan dan menguatkan kita. Bahwa percayalah penyertaan Tuhan selalu ada. Segala yang terjadi dalam kehidupan kita, dapat menjadi cara yang dipakai Tuhan untuk membawa kita semakin dekat kepadaNya. Seperti yang telah saya sampaikan tadi. Kita perlu belajar bersabar, bukan sekedar kesabaran dalam bertahan, melainkan juga dalam menanti saat itu tiba, meskipun tampaknya berlambat-lambat. Waktu Allah memberi kelegaan kepada umatNya, akhirnya akan terbukti sebagai waktu yang paling tepat.Seperti kata Firman Tuhan dalam kita Pengkhotbah 3:11 “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya” Amin
Semoga Menjadi Berkat Bagi Kita Semua :)
Amin. Terima Kasih.
BalasHapusTerus menjadi berkat 🙏
Tuhan Yesus Memberkati Kaka :)
Hapus