Blog ini berisi Khotbah dan Renungan Kristen yang dapat menolong saudara-saudara dalam mempersiapkan diri saat memimpin ibadah persekutuan. Baik ibadah jemaat maupun unsur-unsur PKB, PW, PAM dan PAR. Bahan ini semoga dapat menolong dan menjadi referensi bagi saudara-saudara. Tuhan Yesus memberkati kita semua....

Renungan Dan Khotbah

  • Kumpulan Khotbah Dan Renungan

    Blog ini menolong kalian sobat Inspirasi Kristen Dalam Mempersiapkan Bahan Khotbah dan juga Renungan serta berbagai Kreatifitas dan Games menarik yang dapat dipakai dalam setiap pelayanan

Perintah Tuhan Kepada Yosua Untuk Merebut Tanah Kanaan - Yosua 1:1-18

KETEGUHAN DALAM MENGHADAPI TANTANGAN

Bahan Bacaan : Yosua 1:1-18



(Dokumentasi Rapat Triwulan Klasis GKI Nabire 29 Agustus 2023)

 

Pengatar

Bapak, ibu Persekutuan Jemaat yang diberkati Tuhan…
Berbicara tentang tantangan…
Dalam perjalanan kehidupan kita, seringkali kita diperhadapkan dengan berbagai tantangan. Baik tantangan yang berasal dari diri kita sendiri karena suatu keadaan yang kita alami, tantangan dari keluarga dalam kehidupan rumah tangga, dalam dunia kerja antara kita dengan pimpinan atau dengan sesama rekan kerja, atau juga dalam lingkup persekutuan dan pelayanan bergereja. Tantangan-tantangan itu yang kita tahu seperti apa bapa/ibu ?
Kesulitan finansial/ekonomi sebab inflansi yang terus terjadi mengakibatkan semakin hari harga barang dan kebutuhan semakin mahal; perubahan zaman dengan segala perkembangannya seperti ilmu pengetahuan dan teknologi yang sekarang sudah merasuk dalam segala rana kehidupan menyebabkan ketergantungan sampai menguasai segala bidang hidup kita, menjadikan manusia pecandu media sosial dan tidak bisa mengontrol diri; kejahatan, ketidakadilan, kekerasan, korupsi/pencucian uang, perselingkuhan & perzinahan serta perceraian, pergaulan bebas, pesta pora dan kemabukan, gereja yang kian waktu berjalan semakin berkurang dan hampir-hampir kosong dst ….. 

Tidak ada orang yang bisa menghindar dari semua tantangan ini, mau kita ke ujung dunia manapun tantangan itu pasti kita temui. Semua hal-hal tadi dapat menjadi pemicu dan menyebabkan kemudian dalam diri, kita merasa putus asa, kecewa, tidak ada rasa damai, kegelisahan, gentar tapi juga rasa takut. Demikian pula kita melihat baik Yosua dan bangsa Israel, ada dalam sebuah tantangan yang harus mereka hadapi, tantangan kini ada dihadapan mereka.

Teks

Bagian pasal 1 dari kitab ini dimulai dengan kalimat “sesudah Musa hamba TUHAN itu mati”. Kita tahu seperti pembacaan kita diminggu lalu bahwa Musa yang sudah 120 tahun tidak dapat giat lagi untuk memimpin bangsa itu tapi juga Allah sendiri telah menyampaikan bahwa Ia tidak akan menyebrang kesana tetapi hanya dapat melihat negeri itu dari kejahuan saja (Ul.34:4). Kita belajar tentang sebuah suksesi, tentang sebuah pengkaderan, dimana tongkat estafet kepemimpinan itu harus diserahkan dari Musa kepada orang yang telah pilih oleh Allah yaitu Yosua. Kita lihat yhaa, khusus bagian ini, bahwa ketika Tuhan Allah mempunyai pekerjaan besar yang harus diselesaikan, Ia sendiri yang akan menyediakan orang-orang pilihanNya agar pekerjaan dan karya Allah atas umatNya itu terus berjalan sesuai dengan apa yang telah Allah tetapkan. Kini setelah kematian Musa, Yosua-lah  yang berdiri untuk memimpin bangsa itu. Dari ayat 1 – 18 saya membaginya menjadi 4 bagian untuk menolong kita agar dapat memahami keseluruhan bacaan ini :

1. Ayat 1 – 9 Yosua menerima perintah dan janji Allah

Tuhan Allah memberikan perintah kepadaYosua, bersiaplah sekarang, sebrangilah sungai Yordan, ke negeri yang Kuberikan kepada mereka. Kita melihat bahwa janji Allah kepada bangsa Israel untuk menduduki tanah perjanjian akan segera tergenapi. Bahkan dalam perintah diawal ayat 2, kita melihat sebuah tantangan bagi Yosua. Membawa bangsa itu memasuki tanah kanaan dengan menyebrangi sungai Yordan. Sungai yang mengalir sekitar kurang lebih 60 mil antara danau Galilea hingga laut mati. Tidak ada lewat jalan lain. Perintah itu jelas bahwa mereka harus menyebrangi sungai Yordan untuk dapat sampai ke tanah Kanan. Dan perintah itu kemudian diikuti dengan janji penyertaan Tuhan.  Setiap tempat yang diinjak diberikan Tuhan kepadanya dan bangsa Israel sebagaimana janji Tuhan Allah. Dari padang gurun, Gunung Libanon, sampai ke Sungai Efrat, seluruh daerah orang Het sampai ke Laut Besar. Bangsa itu belum menyebrang kesana, mereka belum memasuki tanah Kanan tetapi Allah telah menyampaikan yakni setiap tempat yang akan menjadi milik kepunyaan bangsa itu, yang diberikan oleh Allah sendiri. Sebab seperti Allah menyertai Musa, Ia juga akan menyertai Yosua. Tetapi ada hal yang perlu diperhatikan dengan baik oleh Yosua dalam tugasnya berkenan dengan tantangan yang akan dihadapi bersama dengan bangsa itu :

•    Kuatkan dan teguhkanlah hatimu. Sebab engkau akan pimpin bangsa ini. Tugas ini bukan tugas yang enteng dan ringan. Bukan sekedar bawa mereka pergi Kanaan. Yosua akan pimpin bangsa yang besar yang jumlahnya tidak sedikit. Kita atur orang dengan jumlah 200-300 saja terkadang sulit. Apalagi ini atur satu bangsa yang begitu banyak jumlahnya. Walaupun memang mereka yang akan masuk tanah Kanaan ini genarasi baru tetapi karakter mereka tidak jauh berbeda dengan generasi yang sebelumnya, tidak jauh berbeda dengan mereka yang dihukum Allah di padang gurun karena kedegilan hati mereka. Tetapi juga penduduk yang ada di Kanaan pada saat itu orang Het, orang Yebusi, orang Amori, orang Hewi dan orang Girgasi, bahkan orang Kanaan sendiri Alkitab katakan tinggi besar seperti raksasa bahkan kotanya sendiri yang memiliki banteng dan kubu pertahanan dengan tembok-tembok. Kalau kita lihat kalimat ‘kuatkan dan teguhkanlah hatimu” ini diulang beberapa kali dalam bagian ini. Itu berarti menjadi penegasan untuk sesuatu yang penting. Mengapa Tuhan Allah tidak mengatakan kepada Yosua, kuatkan Fisikmu, tenagamu, kekuatanmu tapi Tuhan katakan kuatkan dan teguhkanlah hatimu ? Sebab bukan mereka yang nanti berperang untuk mengalahkan bangsa itu, melainkan Allah. Sebab Allah yang akan menyebrang di depan mereka dan memusnahkan bangsa-bangsa itu sehingga bangsa Israel dapat memiliki negeri itu (Bacaan kita minggu lalu Ul.31:3). Makanya yang Tuhan Allah minta adalah kuatkan dan teguhkanlah hati untuk tetap percaya dan berpengharapan hanya kepadaNya.

•    Dengan bertindak hati-hati sesuai sesuai dengan hukum yang telah mereka terima

•    Tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri

•    Selalu memperkatakan dan merenungkannya

Supaya kemudian perjalananmu berhasil dan engkau akan beruntung.(bdk. Im.26; Maz. 1). Yosua harus menjadikan firman Tuhan sebagai pedoman dan penuntun, tidak memimpin dan bertindak mengikuti pikiran dan kemauannya, karena tanggung-jawab yang diemban itu datang dari Tuhan, maka Tuhan akan menyertainya memberi kekuatan dan kemenangan.

2.    Ay. 10-11 Perintah Yosua kepada para pengatur pasukan bangsa Israel

Perhatikan disini apa yang disampaikan oleh Yosua kepada para pengatur pasukan. Pergi ke seluruh perkemahan dan sampaikan kepada bangsa itu menyiapkan bekal sebab dalam 3 hari mereka akan menyebrang.Perintah Yosua bukan kemudian sebuah perintah untuk menyusun strategi militer dalam perlawanan terhadap orang-orang Kanaan untuk beperang. Dia memberi petunjuk kepada mereka untuk menyiapkan bekal; untuk menyiapkan makanan serta petunjuk sebab dalam 3 hari mereka akan menyebrang ke negeri yang diberikan Allah kepada mereka. Dia hanya menyuruh mereka melakukan persiapan untuk perjalanan memasuki nnegeri yang Tuhan Allah berikan kepada mereka.

3.    Ay. 12 -15 Kesepakatan bersama Orang Ruben, Gad & Stengah Suku Manasye

Persetujuan dengan orang Ruben, orang Gad dan suku Manasye yang setengah bahwa orang laki-laki mereka akan berperang bersamanya, sementara para perempuan dan anak-anak tinggal di tanah mereka di sebelah timur sungai Yordan. Dua stengah suku yang meminta dan menerima warisannya di sebelah timur sungai Yordan tidak melupakan janji yang telah mereka ucapkan sebelumnya kepada Musa. Mereka siap menyebrangi sungai Yordan dan membantu sesama bangsa Israel menaklukan wilayah barat (bdk. Bil. 32:1-33).

4.    Ay 16 – 18 Komitmen Ketaatan Pada Yosua

Respon bangsa itu dengan sebuah komitmen. Mereka menjanjikan kepada Yosus ketaatan (Ay.16). Semua yang engkau perintahkan kepada kami akan kami lakukan dengan senang hati, tanpa bersungut-sungut, tanpa berselisih dan kemanapun engkau mengirim kami bahkan kendatipun berbahaya kami akan pergi. Mereka berdoa agar penyertaan Allah ada bersama-sama dengan Yosua.

 Penerapan

1. Kuatkan & Teguhkan Hati

Apakah arti dari kuatkanlah hatimu? Kuatkanlah hati sinonim dengan bernai, tidak takut. sedangkan teguh berarti kuat/tetap/tidak goyah/tidak mudah terpengaruhi atau diombang-ambingkan. Kita perlu yang yang namanya menguatkan dan meneguhkan hati kita tetap percaya dan berpengharapan, mengandalkan Tuhan terlebih khusus ketika kita mengahadapi berbagai tantangan dan ada pada situasi sukar sulit dan berat, saat kita sedang mengalami sakit berat dan tidak sembuh-sembuh. kita perlu menguatkan hati, kalau kondisi keuanganmu sedang krisis dan penagih hutang terus menerormu. kita perlu menguatkan hati pada saat sedang mengalami masalah-masalah atau sedang tertekan karena persoalan rumah tangga dengan pasangan hidup kita, kita perlu menguatkan hati ditengah-tengah pergaulan anak-anak kita yang mungkin semakin tidak bisa di atur dan di control, atau juga mungkin sulitnya mencari pekerjaan dst…. Bagian ini kemudian membutuhkan hati yang teguh dan kuat untuk tetap percaya kepada Tuhan. Mengapa ? karena bisa saja ketika bagian-bagian yang saya sebutkan tadi kita alami, maka tentu akan membuat kita mudah khawatir dan bimbang, putus asa bahkan mungkin mempertanyakan kuasa Tuhan dan hidup kita.

Perintah untuk menguatkan hati datang kepada Yosua, kuat dan teguh, bertindak hati-hati dan tidak menyimpang ke kanan dan ke kiri. Inilah yang harus diperhatikan tetapi juga harus dilakukan oleh Yosua. Inilah yang sebenarnya menjadi fokus utama bagi Yosua, bagian yang harus dikerjakan olehNya.Sebab penyertaan Tuhan itu ada,ay. 5 seperti bagaimana Tuhan menyertai Musa demikianlah Ia akan menyertai Yosua hambaNya itu. Supaya perjalananNya akan berhasil dan ia akan beruntung.Bagian ini kamudian mengingatkan kita perkataan Yesus dalam pengajarannya dari Injil Matius 6:33 “Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya maka semuanya itu akan ditambahkanNya kepadaMU” Itulah Firman Tuhan, asalkan engkau taat dan setia melakukan kehendakKu, asalkan engkau tidak menyimpang ke kanan dan kek kiri, asalkan engkau mencari Aku dalam hidupMu. Maka engkau akan berhasil dan beruntung dalam pekerjaanmu, Karirmu pendidikanmu, keluargamu, rumah tanggamu, usahamu, pelayananmu, cita-citamu, dan seterusnya. Sebab Aku ini, Tuhan menyertai engkau dan tidak akan membiarkan Engkau Kalau tahun sebelumnya Tuhan menjadi nomor sekian setelah pekerjaan kita, setelah kesibukan kita. Kalau tahun sebelumnya pekerjaan pelayanan bukan lagi menjadi bagian penting bagi kita, kalau tahun sebelumnya begitu banyak alasan kita berikan untuk menolak pekerjaan pelayanan dan persekutuan. Ingalah Firman Tuhan hari ini.

2. Jangan Lupa Tuhan

Karna nasihat berikutnya adalah kalau mau berhasil jangan lupaTuhan, jangan habiskan waktu untuk kesibukan tugasmu sampai Tuhan dan Firman-Nya diabaikan. Ingat Tuhan berarti ingat Firman-Nya dan berpegang pada petunjuk-petunjuk-Nya. Artinya, jangan hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri dan kemampuan tehnis yang dimiliki. Andalkan Tuhan dan Kuasa-Nya yang tak terbatas itu kalau ingin berhasil dalam pelaksanaan tugasmu dan beruntung, ini petunjuk Tuhan yang jelas kepada Yosua. Sebab kesibukan mengurus tugas itu juga akan menguras waktu dan itu yang membuat orang bisa melupakan Tuhan dalam hidupnya.  Disinilah peringatan Tuhan dari awal sangat penting bagi kita, agar tetap ingat akan Tuhan, dekat dengan Firman-Nya dan ber-Ibadah kepada-Nya, melayani-Nya, ada dalam persektuan denganNya.

3. Tuhan Selalu Menyertai

Janji Allah yang mendasar kepada Yosua -- "Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau" -- juga merupakan komitmen Allah kepada semua orang percaya di dalam pergumulan iman mereka (Mat 28:20; Ibr 13:5-6; bd. Ul 31:6;). Karena tugas ini harus dilihat sebagai amanat Tuhan, maka Tuhan juga yang menjamin untuk menyertai. Karena penyertaan Tuhan itulah maka Yosua diminta untuk tidak takut, jangan kecut dan tawar hati. Ini peringatan penting yang menguatkan dan menopang setiap pelaksanaan tugas yang besar dan berat, dan dengan demikian memiliki kepastian dan keteguhan hati untuk menjalani tugas yang mulia.  Tetapi jaminan penyertaan Tuhan itu kekuatan bagi kita. Jaminan penyertaan Tuhan itu juga kekuatan yang mampu memampukan kita untuk berjalan dalam seluruh kehidupan serta pelayanan kita di tahun ini, Ia tidak akan pernah membiarkan dan meninggalkan kita sendiri, karena Dialah Immanuel, Allah yang selalu menyertai kita. Atas dasar keyakinan inilah, maka kita menjalani tahun ini dengan penuh sukacita. Amin 


Semoga Menjadi Berkat :)

 

Share:

Yesus Di Urapi - Matius 26:6-13 (Perayaan HUT Persekutuan Ibu Sara Klasis GKI Nabire)

BERKAT DARI PERJUMPAAN DENGAN YESUS 

Bahan Bacaan : Matius 26:6-13

(Persembahan Pujian Persekutan Ibu Sara Klasis GKI Nabire)

Bapak, Ibu, Saudara.i yang dikasihi di  dalam Tuhan kita Yesus Kristus…

Patut kita naikan syukur pada Tuhan, betapa Tuhan begitu baik. Ia mengantar,  menyertai kita hingga pertengahan tahun ini dan kita sudah ada dibulan yang keenam. Dalam semua aktifitas kita dan semua yang kita jalani baik di rumah, di kantor, dalam usaha, dalam semua hal yang kita lakukan, kita ada sampai saat ini bukan karena kita kuat tapi ada rencana Tuhan dan kuasa Tuhan yang selalu menyertai anak-anakNya. Termasuk juga Tuhan mengantar dan menyertai Persekutuan Ibu-Ibu Sara GKI di Tanah Papua 48 Tahun perjalanan persekutuan ini. Mengawalinya mari kita memberikan ucapan selamat disamping kiri kanan kita pertanda, kita semua boleh bersyukur hari ini Tuhan boleh menambahkan usia dalam persekutuan kita.

Kita tahu bersama Injil Matius menyampaikan kepada kita bahwa Yesus adalah Raja, Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah dan melalui Yesus itulah Allah menepati apa yang dijanjikanNya di dalam kita Perjanjian Lama. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun kabar baik atau Injil Kerajaan Allah itu bukan hanya untuk orang-orang Yahudi saja melainkan untuk seluruh dunia. Supaya semua orang dapat mendengarkan berita tentang kabar sukacita itu. Injil Matius telah menyampaikan bahwa peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus itu merupakan inti pemberitaan dari kempat Injil atau yang disebut sinoptik. Sebab ada kesamaan dalam memberitakan cerita yang sama. Secara khusus dalam pembacaan kita saat ini Matius 26:6-13. Ini menceritakan tentaang hal pengurapan yang dilakukan oleh seorang perempuan terhadap Yesus. Siapa dia  ? dia adalah Maria dari desa Betania, saudaranya bernama Lazaurus yang mati dan dibangkitkan oleh Yesus, tetapi juga bersama saudara perempuannya yaitu Marta. Ketiga saudara itu adalah murid-murid Yesus dan mereka memang sangat mengasihi Yesus, dan tidak bisa membalas semua yang dilakukan Yesus kepada saudara mereka Lazarus ketika Yesus membangkitkan Lazarus yang sudah mati kurang lebih empat hari. Mereka percaya dan karena keyakinan mereka bahwa Yesus adalah Mesias dan Juruselamat, sehingga benar-benar ketiga saudara itu sangat mengasihi Yesus dalam kehidupan mereka.

Bapak, Ibu yang terkasih di dalam Tuhan...

Dalam bagian pembacaan ini, Yesus bersama murid-muridNya berada di Betania, dirumah Simon si kusta dan Simon ini juga adalah murid yang telah disembuhkan dari sakit kusta dan mengalami sukacita ketika dia berjumpa dengan Yesus, serta membuka pintu rumahnya untuk menjamu makan bersama Yesus dan murid-muridNya. Tetapi tiba-tiba datanglah seorang perempuan yang membawa sebotol minyak wangi dan menuangkan minyak wangi tersebut ke atas kepala Yesus. Dengan kesungguhan hatinya dia melakukan pengurapan tersebut dengan kasih. Tidak  ada maksud apa-apa, tetapi dengan kasihnya, dengan kerinduannya, dengan rasa cintanya kepada Yesus karena Dia percaya bahwa Yesus adalah Mesias dan Juruselamat baginya, berkenan dengan apa yang pernah Ia alami, bahwa Yesus pernah berkunjung kepada mereka dan mujizat kebangkitan yang dilakukan Yesus terhadap saudaranya Lazarus. Lalu Yudas mewakili teman-temannya dan berkata, apa  gunanya semua ini diboroskan. Bukankah minyak tersebut dapat dijual dengan harga yang mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin. Namun itulah yang dapat dilakukan perempuan itu karena yang ia ketahui betapa besar kasih Yesus bagi dia dan semua orang percaya yang dipilih oleh Bapa di Sorga. Maka ia pun mempersiapkan hal yang paling baik, yang dapat ia lakukan untuk Yesus dalam mempersiapkan kematianNya (bdk. Yoh.12). Ini berarti bahwa Maria telah mengetahui makna perkataan Yesus, yang mengatakan bahwa diri-Nya akan dibunuh di Yerusalem. Karena dua hari kemudian akan di  rayakan Paskah, dan ia melakukan semua itu tepat pada waktunya. Maria membeli minyak narwastu yang sangat mahal, harganya sekitar 300 dinar dan dalam kurs rupiah kurang lebih 30juta. Ini adalah jenis minyak wangi yang sangat mahal, yang hanya di pakai oleh kalangan orang-orang tertentu saja, para raja, para imam, kalangan kelas atas. Dan ia berusaha, kepekaan hatinya untuk mempersiapkan dari apa yang ada padanya kendati ia harus menabung dengan jumlah minyak wangi seharga 300 dinar. Ia ingin memberikan yang terbaik dalam pelayanannya kepada Yesus. Pada bagian ayatnya yang kesepuluh, Yesus paham dan mengetahui arah pikiran murid-murid dan mencoba menenangkan sedikit suasana gaduh yang terjadi serta berkata “mengapa kalian meresahkan perempuan ini ? Tidak tahukah kamu, bahwa ia melakukan sesuatu yang baik dan terpuji untuk-Ku. dan Yesus melajutkan perkataanNya “Orang-orang miskin selalu ada diantara kalian, tetapi aku tidak akan selalu bersama-sama dengan kalian, lagipula dengan menuangkan minyak wangi tersebut ke atas kepala-Ku, ia telah mempersiapakan Aku untuk penguburanKu dan diseluruh dunia di mana kabar baik ini disampaikan, perbuatan perempuan ini  akan diceritakan juga sebagai kenangan bagiNya.

Penerapan

Apa yang hendak  kita pelajari dari kisah ini Bapak, Ibu..... :

1. Perbuatan kasih yang dilakukan seorang  perempuan yang meminyaki kepala Yesus dilakukan dengan penuh kasih dan lemah lembut. Dia sangat menghormati Tuhan Yesus, dengan tidak memperhitungkan berapa besar biaya minya tersebut. Secara diam-diam dia juga mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang memberikan keselamtan kepadanya (1 Samuel 10:1) dan ia melakukan sesuatu yang bernilai sebagai penyembahan dan penyerahan dirinya yang sungguh-sungguh kepada Yesus.

2. Sebagai orang percaya kita dipanggil untuk melakukan dan memperlihatkan kasih yang sungguh-sungguh kepada Allah dalam perbuatan kita bagi orang-orang yang lemah, yang perlu di tolong, sebagaimana dalam kitab Injil Matius 5:19 berkata Begitu juga terangmu hendaklah bersinar di hadapan orang supaya mereka melihat perbuatan-perbuatanmu yang baik lalu  memuliakan Allah Bapa di Sorga".

3. Di usia 48 Tahun Persekutuan Ibu-Ibu Sara GKI di Tanah Papua, kiranya semakin memancarkan terang kasih Allah dan terus berperan dalam tanggung jawab melalui kehidupan keluarga. Menjadi seorang ibu yang baik bagi suami dan anak-anak tetapi juga menyatakan kasih bersama kawan-kawan sekerja dalam persekutuan, dalam organisasi-organisasi masyarakat dimana saja kita berada. Kita menjadi wanita-wanita yang kuat, wanita-wanita yang hebat dalam menghadapi badai hidup, dalam menghadapi cobaan dan tantangan hidup yang tidak sedikit, kita juga menjadi wanita yang bijakasana dalam mengambil segala keputusan. Semoga kita menjadi wanita-wanita yang terus diberkati oleh Tuhan yang punya persekutan ini. Seperti lima perempuan hebat yang dicatat oleh Alkitab yaitu Miryam, Deborah, Ester, Lidia, dan Priskila. Mereka wanita-wanita hebat yang telah berjuaang bukan untuk kepentingan diri mereka sendiri, tetapi untuk kepentingan bangsa mereka yaitu bangsa Israel. Supaya semua orang memiliki dan mengenal Yesus dan mendapatkan keselamatan dari Tuhan. Dengan demikian berkat dari menjumpai Yesus yang dialami oleh Maria dari Betania itu juga menjadi bagian bagi kita sekalian. Terang dan kasih Tuhan tetap bersinar dalam kehidupan kita sebagai Ibu-Ibu Sara. Mampu melakukan terang, cahaya Tuhan itu bersinar, dirumah, dimana saja kita berada. Nyatakan, terangilah sekelilingmu, sehingga orang lain melihat terang itu dan memuliakan Tuhan. Amin

(Dikhotbahkan oleh : Pdt. Sandie Ishack, S.Si Theo - Dalam Ibadah Syukur HUT Ke-48 Tahun Persekutuan Ibu Sara GKI di Tanah Papua di Jemaat GKI Sola Gratia Tapioka)

 

(Sambutan Ketua Klasis GKI Nabire - Pdt. Decky NK Maker, S.Si Theo)


(Ucapan Terima Kasih dari Ketua Badan Pelayan Persekutan Ibu Sara Klasis GKI Nabire)

 

Share:

Musa Di Utus TUHAN - Keluaran 2:23-25; 3:1-22; 4:1-17

PEMILIHAN MUSA DAN PEMBEBASAN ISRAEL

Bahan Bacaan : Keluaran 2:23-25; 3:1-22; 4:1-17

(Dokumentasi Pelayanan di Jemaat GKI Imanuel KM-64 Centriko Klasis Nabire)

Jemaat yang diberkati oleh Tuhan....

Alkitab memberi kesaksian bahwa relasi antara Israel dan Mesir pada awalnya berjalan baik. Hal ini dimulai ketika terjadi bencana kelaparan hebat yang melanda seluruh dunia dan mengharuskan Yakub dan anak-anaknya (saudara-saudara Yusuf) berimigrasi ke Mesir (Kej. 41:56-57; 46:1-47:4). Atas perintah Firaun mereka diperbolehkan untuk tinggal menetap di wilayah terbaik di Mesir, yaitu tanah Gosyen. Lama sesudah itu, penguasa di Mesir pun berganti dengan seorang raja baru yang tidak mengenal Yusuf. Relasi awal yang tadinya baik antara Israel dan Mesir berubah.

Raja Mesir yang baru itu tidak merasa nyaman dan takut dengan banyaknya populasi orang Israel di Mesir dan kuatir kalau suatu saat bangsa Israel akan bersekutu dengan musuh untuk menyerang Mesir. Sebelum kelahiran Musa, raja Mesir memperbudak orang-orang Israel secara brutal mereka ditindas secara kejam dengan kerja paksa/kerja rodi (Kel. 1:11-14), bahkan hal itu terus berlanjut sampai saat Musa lahir, ketika Firaun memberi perintah agar membunuh setiap bayi laki-laki orang Ibrani/Israel (Kel. 1:15-22). Itulah mengapa kemudian Musa ditempatkan dalam keranjang ditepi sungai dan miryam ada disana untuk mengawasinya. Perbudakan yang dialami bangsa itu terus berlanjut dan tampaknya semakin parah. Sampai kepada Musa dewasa dan melihat sendiri bagaimana bangsanya diperbudak dan ditindas.Karena itulah, ada saat dimana Ia melarikan diri ke Midian, sebab membunuh seorang Mesir yang melakukan kekerasan terhadap bangsanya sendiri.

Orang Israel tidak tahan lagi menghadapi perlakuan kejam; kerja paksa yang merupakan tindakan pelucutan harkat dan martabat manusia serta pembunuhan bayi-bayi Ibrani sebagai penghapusan eksistensi manusia. Oleh karena itu kita dapat memahami bahwa dalam ayat 23-24 mereka mengeluh, mereka berseru meminta pertolongan kepada Allah. Dan Allah mendengar seruan bangsa itu. Allah mendengar keluh kesah mereka dan teringat akan perjanjianNya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. “Allah mengingat akan perjanjianNya” adalah ungkapan yang sering kita temui dan digunakan di dalam Alkitab untuk menyatakan Allah menepati janjiNya. Bukan saja sekedar mengingat perjanjianNya, tetapi inilah juga waktu yang Allah pilih untuk bertindak menggenapi janjiNya dan menyelamatkan bangsa itu.

Sebagai orang-orang percaya, pernakah kita merasa Tuhan sepertinya meninggalkan kita ? Bahwa tangisan dan seruan yang kita naikkan padanya hanya memantul di langit. Seakan-akan Tuhan tidak peduli akan segala keberadaan dan apa yang kita alami ? Jika Ya… maka bagian ini hendak mengingatkan kita, Tuhan tidak pernah melupakan kita. Ia mendengat semua seruan, tangisan dan rintihan yang di naikkan umat-Nya. Namun ingatlah bahwa, sudut pandang Tuhan di dalam rancangan dan kehendakNya sangat berbeda dengan sudut pandang kita manusia. Dia melihat gambaran besarnya dan mengetahui apa yang terbaik bagi kehidupan kita. Kini Allah bertindak menolong umatNya itu dengan memilih dan memanggil Musa menjadi alatNya untuk membawa pembebasan bagi orang Israel dari tanah perbudakan di Mesir, melalui peristiwa “semak duri berapi”. Perjumpaan Allah dengan Musa menunjukan tindakan pembebasan Israel dari tanah perbudakan merupakan inisiatif Allah sendiri. Dalam penggembalaannya dihari itu, Musa melihat semak yang terbakan namun tidak habis dimakan api, menandakan kehadiran Allah yang hendak berbicara kepadanya. Allah menyampaikan maksud dalam panggilanNya kepada Musa dan mengutus Musa kepada Firau untuk membebaskan bangsa Israel.

Namun kita melihat, beberapa kali Musa berusaha menolak dan mengelak dari panggilan Allah dengan sejumlah alasan atau dalih yang ia berikan.
- Siapakah aku ?
- Bagaimana jika orang Israel bertanya “siapakah yang mengutus engkau/tentang namaNya”?
- Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku ?
- Ah Tuhan, aku tidak pandai berbicara !
-  Tuhan utuslah kiranya siapa saja yang patut Kau utus.
Tetapi Allah tetap meneguhkan Musa dengan kuasa dan otoritasNya. Bahkan untuk lebih menyakinkan Musa, Allah memperkenalkan diriNya atau menyebutkan namaNya YAHWEH (TUHAN) kepada Musa. Kini Allah berbicara kepada Musa :
1.  Ia meyakini Musa bahwa hal itu harus dilakukan sekarang (ay.7-9)
2.  Allah memberinya tugas untuk bertindak memimpin bangsa itu dan menghadap Firaun.
3.  Allah menjawab semua keberatan Musa atas ketidaklayakan dirinya.
4. Allah memberikan kepada Musa perintah (Instruksi) lengkap tentang apa yang harus dikatakan kepada Firaun dan bangsa Israel.
5. Dan Allah menyatakan penyertaan-Nya bagi Musa

Penerapan
• Kadangkala waktu Allah memilih seseorang untuk melaksanakan amanatNya, ada saja alasan untuk menolak panggilan Allah, termasuk dalam pelayanan. Tetapi sesungguhnya, Allah hanya minta kita mendengarkan yang paling ingin Ia lakukan melalui diri kita. Sering kita menolak panggilan Allah untuk melayani Dia dalam pelayanan kepada sesama; panggilan Tuhan dalam persekutuan denganNya melalui setiap ibadah-ibadah baik Rayon, KSP & Unsur dengan berbagai alasan, tidak sempurna, tidak layak dihadapan Tuhan, penuh keterbatasan; Tetapi juga hal-hal yang kita lakukan yang sebenarnya menunjukan bahwa kita sedang mengabaikan panggilan dan pelayanan Tuhan – Majelis/badan pelayan datang terlambat, atau tidak ikut serta dalam pelayanan dan kegiatan gereja dengan alasan yang jelas atau guru sekolah minggu yang mengajar tanpa persiapan yang serius. Rasa bosan dan jenuh dengan segala pelayanan yang dilakukan dst……
Semua penolakan yang diberikan Musa, ini bukanlah sikap rendah hati melainkan rendah diri. Musa telah menerima panggilan Tuhan, tetapi ia tidak mempunyai keyakinan pada dirinya sendiri dan juga kepada Allah. Namun semua keterbatasan yang dirasakan olehNya, dijawab dalam jaminan penyertaanNya. Ketika Tuhan memanggil kita dan mengutus kita, marilah kita mau bersedia mengikuti panggilanNya, karena Ia yang akan memampukkan kita. Janganlah mengikat diri kita dengan kualifikasi atau syarat-syarat tertentu yang sebenarnya Tuhan tidak minta karena Ia mengenal kita. Seperti halnya Musa, kita memang tidak mampu namun penyertaan-Nyalah yang akan memampukan dan memberdayakan kita. Marilah kita mendengarkan yang paling ingin Ia lakukan melalui diri kita. Jangan keras kepala dan menilak serta mengelak panggilan-Nya dengan berbagai alasan.

• Allah peduli kepada umat-Nya, Ia melihat/memperhatikan kesengsaraan mereka; ia mendengar semua seruan yang mereka naikkan kepadaNya. Manusia tidak pernah lepas dari keadaan yang tidak menyenangkan yang disebabkan oleh diri kita sendiri atau orang lain, pergumalan serta kesukaran. Namun yang harus dilakukan adalah tidak berhenti pada keadaan buruk/tidak menyenangkan itu. Hari ini ketidakadilan terjadi, pelanggaran HAM, masalah sosial politik, masalah lingkungan hidup semuanya membuat kita begitu menderita, kita tertekan, kita menangis; melihat kejahatan yang terjadi dimana-mana,  seperti tidak ada lagi kasih antara sesama, masyarakat kecil semakin dibuat menderita oleh mereka yang memiliki kekuasaan, tindakan pelucutan harkat dan martabat, banyak kebijakan-kebijakan, keputusan-keputusan para petinggi yang seenaknya dan membuat masyarkat semakin menderita…
Rumitnya mendapatkan penghasilan tetap karena rusaknya norma administrasi dan sistem birokrasi yang memagari lapangan kerja dengan syarat yang terlalu sulit dijangkau. Keadaan ini menciptakan banyak pengangguran, kemiskinan dan ketergantungan. Golongan atas dan menengan dalam strata sosial mengambil alih pasar dan mengabaikan usaha golongan bawah yang konsumtif. Hasil bumi sebagai sumber pendapatan masyarakat di patok dengan standar harga yang murah meriah bahkan bisa ditawar hingga nilai terkecil. Disisi yang lain, golongan atas dan menengah cenderung mengisi bahan pokoknya di mini market, toko atau bahkan mendapatkan bahan baku dari luar daerah. Banyak uang ditimbun di bank, di brankas untuk menyambut peluang bisnis dan investasi yang lebih besar. Bahkan secara nyata terhamburkan di saat pehelatan pesta demokrasi Pilpres,Pileg, Pilkada maupun Pemilihan Kepala Kampung. Pilihan ini dianggap lebih baik ketimbang membeli jualan mama-mama Papua yang beralaskan karung dipinggir jalan.
Aparat pemerintah, aparat penegak hukum terus bersaing merebut posisi demi jahib yang lebih besar. Menggunakan cara yang baik hingga ancaman bahkan pembunuhan pun dilegalkan sendiri demi kepentingan. Politik kambing hitam, politik adu domba, politik provokasi menjadi acuan ternyaman untuk meraih tujuan. Ketidakpercayaan diri, ketidakpuasan berujung pungli, sogok dan korupsi. Dan berdampak pada pembuatan keputusan dan kebijakan yang pada akhirnya menjajah hak-hak hidup kaum latah seperti yang terjadi di atas tanah Papua. Legalitas tambang dan lahan perkebunana mengedepankan kepentingan penguasa dan membunuh pemilik ulayat warisan leluhur.
(Dikutip dari tulisan Facebook Pdt. Decky N.K Maker, S.Si Th – Ketua Klasis GKI Nabire)
Dengan semua ini, kita hanya dapat menaikan doa kepada Tuhan Allah : Tuhan sertai kami, Tuhan berkati kami, Tuhan lindungi kami. Kita tidak dapat melepaskan semua situasi ini dengan kekuatan kita sendiri, kita membutuhkan pertolongan Tuhan. Datang kepadaNya untuk memohonkan pertolongan dan keselamatan dari padaNya sehingga Ia dalam kuasa dan kehendakNya dapat menolong kita dari semua hal yang kita alami kini. Kita berdoa supaya pemulihan terjadi atas tanah ini, kita berdoa supaya kehidupan di dunia ini ada keseimbangan, kita berdoa bagi peradaban manusia agar kehidupan jauh lebih baik, terus berlanjut sesuai rencana Allah. Kita percaya bahwa Allah memperhatikan kesengsaraan umat-Nya, Allah mendengar setiap seruan-seruan dalam tiap doa yang kita panjatkan kepadaNya, dan kita mengimani bahwa dalam rancangan, kuasa dan kehendakNya, pertolongan Tuhan pasti dinyatakan. Amin

Share:

Mimpi Firaun & Yusuf Di Mesir Sebagai Penguasa - Kejadian 41:1-57

 MIMPI FIRAUN - YUSUF DI MESIR SEBAGAI PENGUASA

Bahan Bacaan : Kejadian 41:1-57

(Dokumentasi Dekor Urusan P2J bersama Panitian HBG Jemaat GKI Sion Kampung Harapan)

Jemaat yang diberkati Tuhan Syalom...

Pembacaan kita hari ini, Yusuf adalah putra ke-11 dari Yakub, anak pertama yang diperolehnya dari Rahel. Ia lahir di kota Haran. Nama Yusuf berarti “Kiranya ditambahkan-Nya anak laki” bagiku”. Kita tahu bahwa Yakub sangat menyayangi Yusuf, lebih dari saudara-saudaranya yang lain, karena Yusuf lahir dari Rahel, istri kesayangannya, tetapi juga karena Ia lahir pada masa tua Yakub”. Karena itu ada momen dimana Yusuf ini diberikan jubah warna-warni khusus dari ayahnya, yang membuat semua saudara-saudaranya menjadi tidak suka kepadanya. Sebelum Kejadian  Pasal 41, Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya kepada pedagang Midian yang kemudian membawanya ke Mesir. Yusuf mengalami berbagai peristiwa yang sulit, termasuk difitnah oleh istri Potifar dan dipenjarakan. Meskipun demikian, Yusuf tetap setia kepada Tuhan, dan Tuhan menyertainya dalam segala situasi. Ketika ia bekerja sebagai budak, di rumah Potifar kepala pengawal raja, ia melakukan pekerjaannya dengan baik, bahkan ketika digoda oleh istri Potifar pun, Yusuf menolak yang akhirnya membawa dia ke penjara.

Waktu Yusuf di penjara Ia menafsirkan mimpi juru minuman dan juru roti Firaun. Tafsirannya terbukti benar, mereka lalu membuat kesepakatan dan juru minuman akhirnya mengingat Yusuf ketika Firaun mengalami mimpi yang tidak dapat ditafsirkan oleh orang bijak atau ahli nujum yang ada di Mesir. Walaupun ini terjadi setelah 2 tahun dari waktu dimana ia dibebaskan. Sebuah ironi; Yusuf dimampukan Tuhan untuk menyampaikan apa yang akan terjadi dimasa depan, melalui mimpi orang lain, tetapi dia sendiri tidak tahu masa depannya. 2 tahun adalah waktu yang sangat lama bagi siapa pun terutama dipenjara; apalagi jika kita berada disana karena ketidakadilan dan tunduhan palsu padahal kita sama sekali tidak melakukan kesalahan.Tetapi ia memiliki kepercayaan yang tiada habis kepada Tuhan; itu terbukti dalam pengakuannya ketika Ia berbicara dengan Firaun. Kita mungkin bertanya-tanya, apa yang membuat Yusuf dia mampu bertahan ? karena Ia menyadari bahwa dalam segala sesuatu yang ia alami, Allah tetap menyertainya. Saat dijual sebagai budak, dirumah potifar 39:3 – Tuhan membuat menyertai dan membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya. Ketika Ia dimasukan kepenjara karena tuduhan, 39:21 – Tuhan menyertainya dan melimpahkan kasih setiaNya sehingga Yusuf menjadi kesayangan kepala penjara.

Kita perhatikan disini, bahwa terkadang segala hal bahkan yang mungkin tidak kita inginkan, Tuhan ijinkan terjadi didalam kehidupan kita. Tapi bukan dengan maksud bahwa kejadian tersebut menghancurkan kita, tetapi justru melalui peristiwa atau pada saat-saat seperi itulah, kemudian Tuhan menyatakan kasihNya, pemeliharaanNya serta penyertaanNya. Dalam berbagai bentuk, dalam berbagai hal. Seperti sebuah lagu yang mungkin kita tahu dalam kidung jemaat, yang syair nya begini “Suka duka dipakaiNya untuk kebaikan ku”. Hanya saja, terkadang dalam penantian-penatian kita akan waktu dimana Allah bertindak untuk menyelamatkan kita, kalau menunggu sampai su terlalu lama, yhaaa sebagai manusia kita pasti mulai bosan dan tidak dapat lagi menunggu terlalu lama, kita mulai mengeluh, kita mulai komplain dan bertanya-tanya pada Tuhan. 2 Tahun kemudian Firaun mendapat mimpi. Dan inilah waktu yang ditetapkan Allah. Mengapa saya katakana inilah waktu yang ditetapkan Allah. Karena Allah sendiri yang memberikan mimpi itu kepada Firaun. Ini kasusnya mirip seperti ketika Allah memberikannya juga kepada raja Nabukadnezar dan Daniel yang ditetapkan Allah untuk menafsirkan mimpinya itu. Hanya bedanya kalau nebukadnezar tidak mau menceritakan apa yang menjadi mimpinya, tetapi Firau dalam ay. 8 memanggil semua orang berilmu di Mesir dan menceritakan mimpinya kepada mereka, tetapi tidak ada yang dapat mengartikannya. Padahal para penyihir biasanya terdapat di Mesir, orang-orang pintar atau mereka menyebutnya orang berhikmat/berilmu, tukang tenung dan itu sangat terkenal (Kel.7:11;8:7;9:11) dst….. Tetapi tidak ada satu orang pun yang bisa menjelaskan arti mimpi Firaun. Kedua mimpi yang dijelaskan pada ayat 1 – 7, ini sangat menggelisahkan hati Firaun.
 

7 ekor lembuk yang gemuk keluar dari sungai Nil – memakan rumput; kemudian keluar lagi 7 ekor lembu yang kurus dari sungai Nil dan memakan 7 ekor lembuk gemuk tadi. Lalu 7  bulir gandum yang baik ditelan 7 bulir gandum yang kurus dan layu. Dan Allah telah memilih Yusuf untuk mengartikan mimpi itu bagi Firaun. Segala kemampuan, ilmu dan kehebatan yang dimiliki orang-orang pintar di Mesir tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan hikmat yang diberikan Allah kepada orang pilihanNya. Maka inilah hal yang harus kita tentang mimpi. Ketika Tuhan memberikan seorang mimpi, dia tidak akan meninggalkan mereka dalam pertanyaan tentang apa arti mimpi itu. seperti 2 contoh yang telah saya sebutkan tadi, semua mimpi ini diberikan oleh Tuhan adalah untuk menyampaikan informasi penting yang Tuhan ingin mereka ketahui dan Tuhan ingin mereka mengerti. Tuhan tidak memberikan mimpi untuk membingungkan orang. Dan pada bagian ini kita akan melihat, Tuhan memberikan arti mimpi itu kepada Yusuf, mengapa ?   karena Tuhan ingin Firaun mengetahui informasi itu. Mimpi itu tidak dimaksudkan untuk mejadi misteri yang membuat Firaun menjadi gelisah, dan merasa kebingungan sampai frustasi/stress. Karena itulah Yusuf hadir dan menjelaskan arti mimpi itu bahwa akan ada tujuh tahun kelimpahan dan diikuti oleh tujuh tahun kelaparan. Tahun-tahun kelaparan akan sangat buruk sehingga tahun-tahun yang baik akan terlupakan (Ay.25-32). Hal yang disampaikan Yusuf memberikan pengetahuan kepada Firaun , memberitahunya apa yang akan terjadi , seperti yang terungkap dalam mimpi yang merupakan pesan dari Tuhan serta apa yang harus dilakukan oleh Firaun sebagai jawaban dari mimpinya itu. Kisah Yusuf menyoroti tema pemeliharaan Allah yang nyata. Meskipun Yusuf mengalami banyak penderitaan, Tuhan menggunakan situasi tersebut untuk tujuan yang lebih besar, yaitu menyelamatkan banyak orang dari kelaparan dan mengangkat Yusuf ke posisi berkuasa. Kini dalam penyertaan dan rencana Allah, keadaan Yusuf dipulihkan.

• Ia kini menjadi orang penting di Mesir setelah Firaun, kita lihat bagaimana kekuasaan itu diberikan kepada Yusuf (pada Ay. 41-45)
• Ia diberikan nama baru; diberikan juga sebagai isterinya putri imam agung yaitu Asnat – yang nanti dari istri ini kemudian mereka memiliki 2 anak yaitu Manasye dan Efraim.
• Bahkan dalam kepemimpinan dan kekuasaanNya itu Yusuf mengatur segalanya, sampai kepada masa 7 tahun masa kelimpahan, dan 7 tahun kemudian masa kelaparan terjadi.

Penerapan
Jemaat sekalian, bagian yang kemudian hendak kita belajar bersama dari Firman Tuhan dihari ini bahwa :
• Kehidupan masa depan, tidak ditentukan oleh karena ramalan manusia atau guru-guru sihir palsu, atau bahkan juga kita sendiri tetapi ditentukan oleh Tuhan dengan pasti sesuai dengan janjiNya untuk mendatangkan kebaikan bagi umat kepunyaanNya. Kejadian 41:1-57 menunjukan Allah sedang bekerja di dalam kehidupan Yusuf tapi juga Firaun, untuk mengendalikan masa depan bangsa-bangsa dan menyediakan tempat bagi umat pilihanNya; dalam hal ini pemeliharaan Yakub sekeluarga di masa kelaparan. Semua bangsa tunduk pada campur tangan Allah dan penguasaanNya. Adakalanya Tuhan ingin mengajar kita untuk bersabar dalam menantikan waktu yang ditetapkan-Nya untuk memberikan berkat kepada kita. Penangguhan kebebasan Yusuf ini baru terjadi setelah dua tahun lamanya. Yusuf tetap berada di penjara sampai FirmanNya genap. Kita perlu belajar bersabar, bukan sekedar kesabaran dalam bertahan, melainkan juga dalam menanti saat itu tiba, meskipun tampaknya berlambat-lambat. Waktu Allah memberi kelegaan kepada umatNya, akhirnya akan terbukti  sebagai waktu yang paling tepat.

• Masa penantian bukan masa yang sia-sia; atau membuang-buang waktu. Apabila kita menanti-nantikan Tuhan, sesungguhnya kita sedang membuka diri selebar-lebarnya bagi karya Allah di dalam hidup kita. Dalam penantian kita berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan. Mengimani setiap rencana dan rancanganNya. Adakalanya Tuhan ingin mengajarkan kita untuk bersabar dalam menantikan waktu yang telah ditetapkan olehNya untuk memberikan berkat kepada kita, ketika segala sesuatu dalam hidup kita  berjalan tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Bagian ini mengingatkan kita kembali pada bacaan kita diminggu yang lalu, saat masalah, tantangan, pergumulan itu datang, para murid menanggapinya dengan berdoa di dalam persekutuan, sebab mereka tahu dan meyakini bahwa hanya Tuhan sajalah yang dapat menolong mereka, ditengah situasi yang sedang mereka alami. Karena kita mungkin tidak bisa selalu mengandalkan orang lain. (Sekali kalau kita minta tolong, mungkin mereka bisa cepat membantu, tapi kalau itu terjadi terus menerus atau berulang, mereka mungkin akan merasa bosan); lalu saat kita mau minta tolong lagi sudah malu dsb. Kita tidak bisa selalu mengandalakan orang lain, tetapi kita bisa selalu mengandalkan Tuhan; namun ketika kita mengandalakan Tuhan –  tantangannya adalah menanti Tuhan bertindak didalam waktu dan jalanNya. Dan waktu seringkali terasa begitu lama saat kita sedang menantikan sesuatu. Dalam hal ini, kesabaran kita dalam penantian kepada Tuhan ada 2 hal : Pertama : Mempercayai Tuhan, bahwa Dia benar-benar mengetahui & peduli dengan situasi kita. Kedua : Menunggu/menanti Tuhan sampai Dia bertindak memperbaiki situasi atau menunjukan tindakan apa yang harus di ambil. Bagaikan tujuh tahun hidup dalam kesusahan dan Tuhan mengubah tujuh tahun lagi menjadi masa bahagia dari janji Tuhan bagi kita. Ketika Tuhan turun tangan dan bertindak, Dia bertindak melampaui harapan kita. Sebagaimana Ia memulihkan keadaan yang dialami oleh Yusuf.

• Bagian yang terakhir,
Perjalanan hidup Yusuf, nampaknya seperti musim kehidupan kita hari ini.
- Ada saatnya hujan turun begitu lebat, tetapi kemudian kekeringan terjadi
- Ada saat dimana semua tumbuhan bersemi tetapi kemudian mulaii beguguran.
- Ada saat dimana kita mengalami dan merasakan betapa berkat Tuhan mengalir di dalam kehidup kita, saat-saat dimana semua yang kita lakukan dan kerjakan berhasil, saat semua yang kita inginkan kita dapatkan. Kemudian terjadi, dan kita mengalami saat-saat dimana  pekerjaan kita kacau, rumah tangga kita berantakan, anak-anak hidup dalam ketidakaturan, pergumulan dengan kesehatan kita, kehilangan orang-orang yang kita kasihi. Seperti semua terjadi diluar kendali dan kuasa kita. Namun bagian Firman Tuhan ini, mengingatkan dan menguatkan kita. Bahwa percayalah penyertaan Tuhan selalu ada. Segala yang terjadi dalam kehidupan kita, dapat menjadi cara yang dipakai Tuhan untuk membawa kita semakin dekat kepadaNya. Seperti yang telah saya sampaikan tadi. Kita perlu belajar bersabar, bukan sekedar kesabaran dalam bertahan, melainkan juga dalam menanti saat itu tiba, meskipun tampaknya berlambat-lambat. Waktu Allah memberi kelegaan kepada umatNya, akhirnya akan terbukti  sebagai waktu yang paling tepat.Seperti kata Firman Tuhan dalam kita Pengkhotbah 3:11 “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya” Amin

 

Semoga Menjadi Berkat Bagi Kita Semua :)

Share:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Khotbah & Renungan

Roma 12 : 1 - 8 "Persembahan Yang Benar"

 "Kesehatian Dalam Persembahan Tubuh & Karunia Pelayanan" Bacaan : Roma 12 : 1 - 8                                            ...

Postingan Terbaru