Blog ini berisi Khotbah dan Renungan Kristen yang dapat menolong saudara-saudara dalam mempersiapkan diri saat memimpin ibadah persekutuan. Baik ibadah jemaat maupun unsur-unsur PKB, PW, PAM dan PAR. Bahan ini semoga dapat menolong dan menjadi referensi bagi saudara-saudara. Tuhan Yesus memberkati kita semua....

Renungan Dan Khotbah

  • Kumpulan Khotbah Dan Renungan

    Blog ini menolong kalian sobat Inspirasi Kristen Dalam Mempersiapkan Bahan Khotbah dan juga Renungan serta berbagai Kreatifitas dan Games menarik yang dapat dipakai dalam setiap pelayanan

Minggu Adven II - Lukas 3 : 1 - 20 "Yohanes Pembaptis"

 Menantikan Kristus Dengan Pertobatan Dalam Perbuatan Kasih, Keadilan Dan Rasa Syukur Selalu.

Bacaan : Lukas 3:1-20

(Doc. Jemaat GKI Pengharapan Sibena Permai)

 Pengantar

Bapak/ibu persekutuan jemaat yang diberkati Tuhan…
Syalom, hari ini pada minggu adven ke-2; masih dalam minggu-minggu penantian kita kembali merenungkan Firman Tuhan untuk terus menghantarkan kita dalam persiapan-persiapan menyambut dan merayakan kelahiran Kristus tetapi juga menatikan kedatanganNya.
Sebuah pertanyaan mengawali khotbah saya di pagi ini…..
Bapak/ibu apa itu bertobat ? hmmnn…
Kalau bertobat itu satu kali kh ? ulang-ulang kali kh ? atau 1 minggu 1x pas ibadah di gereja?
Lalu pentingkah pertobatan itu dalam kehidupan kekristenan atau kehidupan umat Tuhan ?


Isi

Dalam bacaan Injil hari ini, Lukas mengawali dengan menyiapkan latar belakang pelayanan Yohanes Pembaptis. Ia menulis: “Pada tahun kelima belas pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan Herodes menjadi raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias menjadi raja wilayah Abilene, ketika Hanas dan Kayafas menjadi imam besar, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun. Tetapi mengapa menyebut semua orang ini, Tiberius Caesar, Pontius Pilatus, Herodes sang raja wilayah, Filipus sang raja wilayah, dan Lisanias sang raja wilayah? Mereka semua adalah tokoh politik di berbagai tingkat pemerintahan. Tiberius Caesar, sebagai kaisar Romawi, adalah orang paling berkuasa di dunia. Roma menguasai dunia, dan Tiberius adalah yang terakhir dalam jajaran Kaisar. Kaisar akan memiliki berbagai penguasa lokal yang memerintah di bawahnya di wilayah yang telah ditaklukkan Roma. 

Dengan memberi kita serangkaian nama ini, Lukas memberi tahu kita siapa tokoh politik terkemuka saat itu. Kemudian ia mengidentifikasi tokoh agama terkemuka, orang-orang penting dalam agama Yahudi: "selama masa jabatan imam besar Hanas dan Kayafas." Mengapa Lukas melakukan ini? Mengapa ia menyiapkan panggung bagi pelayanan Yohanes dalam hal ini? 

Pertama, pengantar ini memberi tahu kita bahwa peristiwa-peristiwa ini benar-benar terjadi dalam sejarah. Ini bukan mitos atau khayalan yang dibuat-buat. Tidak, ini adalah sejarah manusia yang nyata dan membumi. Kedua, Lukas memberi tahu kita bahwa sementara semua orang penting ini duduk di kursi kekuasaan mereka, hal-hal besar yang sedang dilakukan Tuhan tidak terlalu diperhatikan. “Firman Allah datang kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun.” Yang benar-benar penting adalah apa yang terjadi dengan Firman Tuhan. Ketiga, dengan menulis pengantar seperti ini, Lukas memberi tahu kita satu hal lagi. Dia membandingkan Yohanes Pembaptis dengan para nabi Perjanjian Lama. Ini adalah gaya yang sama seperti "narasi panggilan" nabi Perjanjian Lama. Lukas memberikan pengantar yang sama untuk pelayanan Yohanes Pembaptis. Apa maksudnya? Lukas mengatakan bahwa sama seperti Firman Tuhan datang kepada para nabi di Perjanjian Lama, agar mereka memanggil umat Allah untuk bertobat dan beriman sebelum kedatangan khusus Allah, demikian pula sekarang firman Tuhan datang kepada Yohanes, agar dia memanggil orang-orang untuk bertobat dan beriman, sebelum kedatangan Yesus. Sesuatu yang besar akan terjadi, dan Allah mengutus seorang nabi terlebih dahulu untuk mengumumkan berita itu dan mempersiapkan jalannya

Sebelum Lukas mulai membahas tentang Kristus, Ia membahas lenih dulu tentang pendahulu dari Sang Mesias yaitu Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis digambarkan dalam Injil Lukas sebagai orang yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Sang Raja. Dia mempersiapkan jalan sebagaimana yang telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama oleh nabi  Yesaya. Melalui Yesaya, Tuhan memberi tahu kita bahwa seorang nabi akan datang yang akan mempersiapkan jalan bagi Mesias. Dia menyerukan suara pertobatan. Dia mempersiapkan umat (Yes. 40:3-5), "Persiapkanlah jalan untuk Tuhan. Luruskanlah jalan bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun; setiap gunung dan bukit akan diratakan; (jalan) yang berliku-liku akan diluruskan; (jalan) yang berlekuk-lekuk akan diratakan; dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan. Perhatikan dalam Yesaya 40 bahwa ada analogi tentang jalan raya. Ketika raja-raja zaman dahulu bepergian di padang gurun, para pekerja mendahului mereka untuk membersihkan puing-puing dan meratakan jalan agar perjalanan menjadi lebih lancar. Bagian Yesaya menggunakan bahasa hiperbolik – tidak hanya batu-batu disingkirkan dari jalan, tetapi lembah-lembah ditimbun dan gunung-gunung disingkirkan. Bahasa metaforis itu menggambarkan pertobatan – umat Allah dipersiapkan untuk kedatangan Allah melalui pertobatan. 

Dalam konteks Yesaya pada saat itu, ia bernubuat tentang keselamatan bangsa Israel yang ada di pembuangan, yang menanti-nantikan kebebasan dan kelepasan di Babel. Dan dalam konteks Yohanes Pembaptis, ia menyerukan kelepasan dan keselamatan yang akan dikerjakan Allah di dalam pribadi Yesus Kristus. Agar kehadiran Yesus diterima dan pekerjaan penyelamatan itu terlaksana, maka semua orang harus bertobat. Namun secara tersirat nubuatan ini sebenarnya juga merujuk kepada Yohanes Pembatis sendiri. Kita tentu ingat kisah tentang kelahirannya ketika malaikat Tuhan menjumpai Zakharia dan berbicara tentang anak yang akan dikandung Elisabeth, Luk. 1 : 16 – 17 “Ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Ia akan berjalan mendahului Tuhan, membuat hati bapa berbalik kepada anak-anaknya, dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar. Dengan demikian ia mempersiapkan suatu umat yang siap sedia bagi Tuhan.

Ketika Yohanes Pembaptis tampil dan berbicara, ia berbicara dengan begitu tegas dan keras, kepada semua orang yang hadir pada saat itu.
“Bertobatlah supaya kamu mendapatkan pengampunan dari Tuhan, berbaliklah dari dosa-dosamu”. Dan ketika orang-orang banyak datang untuk memberi diri dibaptis, Yohanes Pembaptis tidak langsung membaptis mereka. Ia berbicara dan menegur mereka dengan begitu keras “siapa bilang kamu bebas dari murka Allah? Kamu bangga karena kamu keturunan Abraham? Aku berkata kepadamu Allah dapat membangkitkan keturunan bagi Abraham dari batu-batu ini”. Ini khotbah yang benar-benar tidak pandang bulu. Yohanes juga menekan soal penghakiman atau murka Allah. dikatakan bahwa Abraham bukanlah jaminan keselamatan bagi orang-orang Israel, meski mereka meyakini bahwa Abraham adalah leluhur mereka yang mana Tuhan berkenan menyatakan janji kepada Abraham, tapi itu bukanlah jaminan untuk selamat dari dosa dan hukuman kekal. Maka dari itu Yohanes meminta agar setiap orang menghasilkan buah-buah pertobatan yang baik dan benar dalam hidup mereka agar keselamatan itu layak mereka terima. Karena semua orang pasti akan dihakimi dan siapa yang menghasilkan hidup sesuai dengan buah pertobatan tidak akan binasa, dan yang dibinasakan adalah orang-orang yang hidupnya tidak berbuah dalam pertobatan.

Hari ini, kalau hamba Tuhan bicara tentang dosa dengan keras dari mimbar, umat tidak suka mendengar. Telinga kita lebih suka mendengar khotbah-khotbah yang menyenangkan, khotbah-khotbah yang menghibur yang hanya bicara tentang penyertaan Tuhan, yang hanya bicara tentang berkat Tuhan. Tapi kalau sudah bicara tentang kesalahan, bicara tentang dosa, kita mulai tersinggung dan marah. Padahal sebenarnya tanpa kita sadari teguran Tuhan itu selalu datang dengan berbagai cara kepada kita, untuk membawa kita kepada pertobatan dan pembaharuan hidup yang benar. Dan salah satu cara yang Tuhan pakai adalah melalui pemberitaan Injil atau pemberitaan Firman.Yohanes memaparkan sikap yang seharusnya ketika seseorang mengalami pertobatan, maka orang yang bertobat harus menunjukkan kasih, keadilan dan rasa syukur.

Para pemungut pajak yang dibenci datang bertanya kepada Yohanes apa yang harus dilakukan. Ia memberi tahu mereka untuk tidak mengambil lebih dari yang diminta dari orang-orang. Yohanes Pembaptis mengatakan “jangan pungut lebih dari yang seharusnya”, ini nasihat yang sangat praktis. Yohanes Pembaptis mengatakan “engkau punya tugas apa, jangan ambil lebih”. Kepada para pemungut pajak yang tamak, korup, dan dibenci, ia tidak menyuruh mereka meninggalkan pekerjaan mereka. Yohanes tidak tertarik pada revolusi sosial. Ia menyuruh mereka untuk bersikap jujur, tidak tamak. Tunjukkan integritas. Inilah buah pertobatan. Para prajurit bertanya apa yang harus mereka lakukan. Yohanes memberi tahu mereka untuk merasa cukup dengan upah mereka dan tidak memeras uang dari orang-orang. Yohanes memberi mereka cara-cara praktis untuk menunjukkan kemurahan hati, integritas, keadilan, dan kepuasan. Ia memberi tahu mereka agar tidak menggunakan wewenang dan senjata untuk mengintimidasi dan mengancam orang serta memeras uang, tetapi bersikap puas.Kamu dapat apa, nikmatilah apa yang Tuhan percayakan, jangan mau lebih dengan cara yang tidak benar. Pemungut cukai boleh mengerjakan pekerjaannya, asalkan pajak yang dipungut sesuai dengan kebijakan pemerintah. Tentara harus mengerjakan tugasnya dan tidak boleh mengambil lebih dari tugasnya. Yohanes Pembaptis mengatakan “cukupkan dengan gajimu”.
Apa yang membuat kita benar-benar hidup dengan baik hanya satu yaitu kalau saya merasa apa yang Tuhan berikan itu cukup, saya mendapatkannya dengan jalur yang baik, saya tidak merugikan siapa pun, saya mengambil tanpa peras siapa pun. Tapi kalau Saudara mendapatkan dengan merugikan orang lain, peras orang lain, Saudara berada dalam bahaya besar karena Tuhan akan mengancam dan memusuhi Saudara. Ini yang Yohanes Pembaptis peringatkan kepada para tentara. 

Jadi siapa yang berlimpah uang, Yohanes Pembaptis mengingatkan jangan serakah. Siapa yang kurang, Yohanes Pembaptis mengingatkan jangan merasa kurang karena ini adalah dorongan untuk memeras orang lain, menipu orang lain demi kepentingan diri. Jadi inilah satu nasihat simple dari Yohanes Pembaptis untuk menantikan Kristus. Kristus sudah mau datang, hidup dengan baik. Bagaimana hidup dengan baik? Tunjukkan buah pertobatan. Bagaimana buah pertobatan? Kalau lebih ingat orang lain yang kurang, kalau rasa diri kurang jangan mau ditipu, jangan peras orang orang. Dan Tuhan nanti akan memberkati dan memimpin kita.
Kita selalu diingatkan untuk terus setia kepada cara hidup yang berkenan menghasilkan buah yang diperkenan Tuhan dan memberkati banyak orang, menunjukan kasih dalam hidup kita, menyatakan keadilan kepada sesama dengan senantiasa bersyukur kepada Tuhan.


Penerapan

Seruan Yohanes Pembaptis ini sebenarnya merupakan seruan rohani bagi umat Tuhan, baik dahulu maupun sekarang. Kita diperintahkan untuk mempersiapkan hati dan hidup selayaknya untuk menyambut kehadiran-Nya. Jalan hidup kita harus diluruskan. Lembah, yaitu hati yang putus asa dan jauh dari Tuhan, harus ditimbun dengan percaya dan penuh pengharapan hanya kepada-Nya. Gunung dan bukit kesombongan kita harus diratakan. Cara hidup kita yang berliku-liku, yang seenaknya dan tidak benar, harus diluruskan. Jalan hidup yang berlekuk-lekuk, tidak stabil, dan tidak konsisten dalam iman harus dikuatkan. 

Bertobat supaya ada jalan yang siap. Jalan apa yang harus disiapkan? Ini jalannya, jalan supaya ada yang menyambut Kristus waktu datang. Bagaimana siapkan jalan itu?
Kita pun menantikan kedatangan Sang Raja untuk kedua kalinya nanti. Kita yang menantikan Yesus datang pun, harus hidup dalam buah pertobatan sejati. Yohanes Pembaptis mengatakan “siapa bilang kamu selamat? Mana buah pertobatannya? Tidak perlu beri tahu kamu keturunan siapa, namun tunjukan buah pertobatanmu

Dan pertanyaan yang sama pula datang kepada kita hari ini..... “Orang Kristen, kamu sudah bertobat, mana buah pertobatanmu, ada atau tidak?”.
Mengatakan bahwa kita adalah orang Kristen saja tidak cukup !
Mengatakan bahwa kita selalu pergi ke gereja saja tidak cukup !
Mengatakan bahwa saya dulu seorang majeli bertahun-tahun; atau hari ini saya seorang majelis saja tidak cukup !
Mengatakan bahwa saya yang memberi lebih banyak dalam pekerjaan Tuhan saja tidak cukup.

Firman Tuhan hari ini katakana : “Mana buah pertobatanmu ?”
Ini yang harus kita miliki sebagai bentuk penantian kedatangan Kristus, yaitu pertobatan dan tindakan pertobatan. Sebab buah dari pertobatan kita menunjukan bahwa kita sudah ada dalam keselamatan, yang menyelamatkan, yaitu iman kita kepada Kristus.
Sebab kalau sudah bertobat…. Jemaat Tuhan
Kita tidak boleh lagi berbalik kepada dosa dan kejahatan.
Sebab kalau hari ini tong datang ke gereja, minta ampun untuk kita pu dosa bicara orang, iri hati, kedengkian, dendam dan akar pahit, dosa mencuri, dosa kekerasan, dosa perzinahan….
Lalu keluar pintu gereja kita kembali melakukan hal itu, maka itu bukan pertobatan. Kita seperti peribahasa yang dikatakan dalam 2 Petrus 2:22 “Anjing kembali ke muntahnya dan babi kembali ke kubungannya”. Kita mempermainkan Kasih dan Anugerah Tuhan yang telah berkenan menjumpai kita, supaya kita mengalami keselamatan itu.

Karena itu marilah kita kembali merenungkan bagian ini.
Sudahkan kita mempersiapkan diri kita untuk menyambut kedatang Kristus ? Maknai minggu-minggu adven ini dalam pertobatan yang sungguh. Ya… Kristus datang segera. Amin

 

Semoga Jadi Berkat :)




Share:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Khotbah & Renungan

Roma 12 : 1 - 8 "Persembahan Yang Benar"

 "Kesehatian Dalam Persembahan Tubuh & Karunia Pelayanan" Bacaan : Roma 12 : 1 - 8                                            ...

Postingan Terbaru